4. Gila?

87 9 4
                                    

Krist bangun dan turun dari kasur, dia melepas piyama, celana dalam dan juga celananya yang basah akibat mimpi anehnya dengan Singto.

Bisa-bisanya dia bermimpi basah dengan seorang lelaki, apalagi itu dengan orang yang paling dihindari nya saat ini.

Krist berjalan masuk ke dalam kamar mandi dan mencuci celana dalamnya, bau kaporit tercium dari celana dalamnya itu.

"Arghhh dari sekian banyak wanita yang mendekatiku, kenapa aku harus bermimpi basah dengan Singto" Krist sedikit mengacak rambutnya setelah dia selesai mencuci celana dalamnya dan mengganti celananya. Dia tak habis fikir dengan dirinya sendiri, bisa-bisanya dia bermimpi itu dengan Singto.

Krist mengganti celananya dan melirik jam dinding yang masih menunjukkan pukul 2 dini hari. Bosan, itulah yang dia rasakan. Setelah mengalami mimpi aneh itu, Krist tentu saja terbayang dengan semua adegan itu, dimana Singto dengan nikmat dan bergairah menghentak dirinya dan bagaimana Krist sangat menikmati hentakan yang ditambah dengan ekspresi seksi wajah Singto.

Cukup, dia semakin gila sekarang. Bagaimana bisa dia membayangkan hal menjijikan itu, bagaimana bisa? Lupakan Krist, lupakan. Tapi nihil, semakin dia ingin mengenyahkan, maka semua itu menjadi semakin jelas. Bahkan lenguhan dan desahan nikmat yang keluar dari bibir Singto seakan mengisi kedua telinganya.

"Bagaimana bisa aku begitu menikmati hentakan Singto" Gila, Krist kini sudah gila karena berbicara sendiri, ditambah dengan rambutnya yang berantakan karena dari tadi dia meremas rambutnya itu frustasi.

"Ahhh Krist"

"Iyahh Singto, teruskan" Bayangan itu terus saja terlintas dalam pikiran Krist.

"Tidak bisa ini tidak bisa" Kembali, Krist mengacak rambutnya gusar.

Krist merebahkan dirinya lagi, berharap jika matanya akan berat dan dia akan tidur nyenyak seperti sebelumnya.

Tidur memang dia tidur, tapi mimpi itu kembali menghiasi waktu tidurnya. Pagi harinya, Krist bangun dengan kondisi yang sama seperti dini hari tadi, celana dalam dan celana yang dia kenakan kini basah lagi.

"Arghhh" Krist mengacak rambutnya frustasi. "Kenapa aku harus mengalami mimpi aneh seperti itu" Ucap Krist. Dia pergi ke kamar mandi untuk mencuci celana dalamnya lagi. Setelah itu, dia sekalian mandi dan turun ke lantai bawah untuk pergi sarapan. Tak lupa Krist membawa 2 celana bekas mimpi absurd, aneh, tidak masuk akal dan apalah itu namanya, Krist bingung.

Krist memasukkan dua celana itu kedalam keranjang pakaian kotor di samping mesin cuci, lalu pergi ke meja makan untuk sarapan.

Nasi goreng, sudah tersaji di atas piring di meja makan di depannya. Krist mengambil sepiring nasi goreng itu dan ketika ingin menyuapkannya, dia melihat Singto memegang sendok hendak menyuapi nya. Krist mengerjapkan matanya berkali-kali hingga sadar bahwa disini tak ada Singto, apalagi sampai menyuapi nya.

Otak Krist sudah benar-benar gila kali ini. Krist menyuapkan dengan terpaksa nasi goreng itu kedalam mulutnya walaupun sedikit susah, karena bayangan-bayangan mimpi basahnya dengan Singto masih saja meliputi seluruh otaknya.

"Bi" Panggil Krist pada asisten rumah tangga di rumahnya. Segera wanita berusia 40 tahun menghampiri Krist.

"Iya, ada apa Den" Tanya art itu pada Krist.

"Ibu dimana ya?"

"Nyonya katanya sedang ada senam dengan Ibu-ibu di komplek ini" Jawab art itu.

"Ohhh, Terima kasih ya Bi" Ucap Krist.

"Iya Den sama-sama. Kalau begitu, Bibi mau lanjut bekerja ya Den"

"Ohhh iya Bi silakan" Setelah mengucapkan kalimat itu, Krist pun berdiri dan pergi lagi ke kamarnya. Dia mengambil gitar dan memetik satu persatu senar gitar itu.

This Is Love? Onde histórias criam vida. Descubra agora