7. Akhir Dari Semuanya

170 8 10
                                    

Singto terdiam sejenak dengan badan yang bersandar pada tembok sambil mencerna apa yang terjadi kali ini. Dia tidak menolak, tidak juga membalas ciuman Krist yang sedikit rakus pada bibirnya.

Singto mendorong tubuh Krist kemudian, setelah semua pikirannya terkumpul.

"Krist, apa yang kau lakukan?" Tanya Singto, bibir Krist masih terlihat basah akibat salivanya sendiri. Krist tertunduk, lalu menangis.

"Krist"

"Singto" Krist mendekati Singto lagi, lalu memeluk Singto erat, menyalurkan kerinduan yang sudah beberapa hari ini tertahan karena mereka yang memberi jarak satu sama lain.

Rasa rindu yang semula nya menggunung bagaikan gunung salju, kini meleleh bak tersinari matahari di teriknya siang hari. Walaupun begitu, Singto masih saja penasaran apa yang telah terjadi pada Krist sehingga Krist nekat menyeret, mencium dan sekarang memeluk Singto dengan erat.

"Krist, ada apa dengamu?" Tanya Singto.

"Setelah apa yang kulakukan, kau masih bertanya ada apa denganku? Aku merindukanmu Sing" Ucap Krist lirih dalam pelukan Singto. Persetan dengan egonya yang setinggi langit, persetan dengan dirinya yang seorang Homphobia dan persetan dengan dia akan teringat kenangan pahit masa kecilnya. Rasa rindunya itu sudah terlalu besar untuk Singto.

Mendengar jawaban dari Krist, Singto bahagia, dia tersenyum, lalu membalas pelukan Krist dengan erat, menyalurkan kerinduan yang selama ini telah tertahan.

"Aku juga merindukanmu Krist" Jawab Singto sambil memeluk erat tubuh Krist.

Krist tiba-tiba melepaskan pelukan mereka.

"Kenapa Krist?" Tanya Singto.

"Siapa gadis yang selalu bersamamu? Dia pacarmu?" Tanya Krist menanyakan sekaligus memberi jawaban kenapa dia melepas pelukannya secara tiba-tiba. Hilang sudah suasana romantis yang sudah tercipta sebelumnya.

"Ohhh, dia Sarun sepupuku. Kenapa? Ahh, kau cemburu" Tuduh Singto pada Krist.

"Iya, aku cemburu" Jawab Krist jujur. Tanpa mereka sadari, ada beberapa orang yang sedang berada di kelas kosong itu sedang melihat dan memperhatikan mereka dengan posisi bersembunyi di antara meja dan bangku rusak yang tersusun ke atas agar tidak terlihat oleh mereka berdua.

"Cemburu kenapa? Kita kan hanya sebatas sahabat" Tanya Singto sambil menaik turunkan alisnya.

"Aku cemburu melihat kedekatan kalian berdua, karena. Karena..." Lidah Krist terasa kelu untuk mengucapkan apa yang sebenarnya ingin dia ucapkan.

"Karena apa?"

"Karena aku mencintaimu" Suara Krist dibuat serendah mungkin, tapi telinga Singto tidaklah tuli, dia dapat mendengar jelas apa yang diucapkan oleh Krist. Singto tersenyum mendengar jawaban Krist, dia selalu begini, Krist selalu jujur akan kata-kata nya. Dan setelah mengatakan itu, wajah Krist menjadi merah karena blushing.

Singto tersenyum, kini Singto yang mendekat ke arah Krist dan memeluk Krist.

"Aku juga mencintaimu Krist" Ucap Singto dengan badan Krist yang berada di pelukannya dan dengan senyum yang tercetak sempurna di bibirnya.

Singto melepaskan pelukannya dan mengangkat wajah Krist. Kemudian mencium bibir Krist lembut. Krist balas mencium bibir Singto.

'Brak' Suara benda jatuh terdengar oleh Krist dan Singto sehingga mereka melepaskan ciumannya.

Mereka melihat ke arah benda yang tadi berjatuhan dan membelalakkan mata kala melihat beberapa temannya sedang bersembunyi dibalik meja yang tersusun secara berantakan di belakang Krist.

This Is Love? Where stories live. Discover now