-¦- -¦- -¦- 24 -¦- -¦- -¦-

28 2 0
                                    

Di sebuah gubuk tua yang tidak layak huni, tempat itu dijadikan sebuah perkumpulan oleh anak-anak dari SMA 08

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Di sebuah gubuk tua yang tidak layak huni, tempat itu dijadikan sebuah perkumpulan oleh anak-anak dari SMA 08. Berbeda dengan pos kamling sebelumnya. Tempat kali ini adalah markas utama. Pos kamling yang sebelumnya bisa di bilang hanya sebuah tempat titik temu atau berkumpul santai juga bercanda. Tapi tempat ini, berkumpul adalah membahas sebuah masalah. Tempat penting, tempat serius juga tempat pentolan sekolah mereka hadir.

Sudah sekitar dua puluh menit puluhan anak-anak di sana berdiri dengan ricuh. Memenuhi gubuk kecil itu layaknya pendemo. Kejadian penyerangan kemarin memang sangat menggemparkan seluruh anak 08. Terlebih video yang sudah menyebar sudah seperti layaknya bensin bagi mereka. Di tambah rumor bahwa pelaku di video itu adalah pentolan dari sekolah musuh.

Tidak heran mereka saat ini mengamuk.

"Nggak bisa dibiarin lagi, Kha. Jelas-jelas emang itu si Wahyu!" seru salah satu dari mereka. Di sambung sorakan setuju dari yang lain.

"Kita harus bales, itu tanda dia ngibarin bendera perang sama kita!" bakar yang lainnya lagi. "Betul nggak temen-temen!"

Di dalam gubuk tua kecil itu mereka jadi semakin menjadi mendemo. Jika terus dibiarkan mereka mungkin akan main hakim sendiri. Tapi pentolan sekolah mereka akhirnya turun tangan karena sudah jengah. Rakha yang sejak tadi duduk di sebuah sofa jelek, menghardik keras. "Diam lo semua!" Seluruhnya kontan diam. Bungkam takut. "Lo pada pikir lagi demo? Hah!?"

Karena semua sudah diam, Ilham yang tidak jauh dari Rakha mengambil alih. "Tenang semuanya. Kejadian kemarin masih simpang siur. Jangan sampai kita salah sasaran!"

"Tapi, Ham! Jelas itu si Wahyu, semua juga ngakuin! Apa lagi yang harus dicari?!" Seru salah satu siswa. Di balas dengan sorakan ricuh dari yang lain. "Kita serang aja 07 sekarang!"

Ilham dengan senyuman tenangnya, membalas dengan datar. Kesal ada provokator di situasi tegang seperti ini. "Mendingan lo diem sebelum lo gue hajar!"

Siswa itu menunduk takut, kesulitan menelan salivanya sendiri. Bergidik ngeri dengan senyuman iblis itu  "Sebelum ngebahas kejadian kemarin. Ada hal lain yang perlu di bahas dulu!" kata Ilham. Senyuman tampannya dengan drastis menghilang, berubah marah mengerikan. "Sekarang ngaku siapa yang malak anak 07?"

Pertanyaan itu jelas tidak ada yang mengaku. Mereka saling pandang kebingungan tapi tidak ada yang menyerahkan diri. Ilham jadi tertawa getir. "Ok, kalau gitu siapa yang nyerang anak 07 di tempat balap weritur? tanyanya lagi. Dan masih tidak ada jawaban. "Kalau yang hampir ngapa-ngapain cewek 07?" katanya lagi. Melihat seluruh orang di dalam sana dengan antusias. "Ayo, siapa?"

"Kenapa nanya itu?" tanya di antara mereka.

Ilham menarik seringai getir, membalas dengan tajam. "Karena ada laporan anak 07 diserang, digangu, dipalak dan jelas hampir dilecehin sama salah satu bangsat diantara kita!" ungkapnya. Membuat yang lain terdiam terkejut. Apa lagi Ilham yang tiba-tiba menghardik marah. "Sekarang siapa orangnya? Mendingan cepet ngaku sebelum ketahuan sama gue atau Rakha, karena siapapun itu pasti bakalan mati!"

How To Get YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang