34.

651 57 8
                                    

•••••••••

°°°°°

Penduduk dengan rambut ikal berjalan ditengah ramainya pasar, langkahnya agak melambat ketika melihat Pelege. Dia tersenyum simpul dan menghampiri Pelege yang sedang duduk di sebuah barel kayu.

"Tuan Pelege" sapa si ikal.

Pelege yang menyilangkan tangannya di dada, melirik sinis ke arah si ikal yang memanggilnya.

"Terima kasih atas anggur emasnya tadi malam" ucap si ikal.

Pelege mengangkat satu alisnya. "Ya ya" responnya lalu menyeringai saat si ikal pergi dari hadapannya.

"Kamu tau apa tugas kamu kan, Sayat" ucap Pelege.

Sayat yang bersandar di barel kayu tempat Pelege duduk, mulai berdiri. "Baiklah" balasnya, lalu menyatu dengan debu pasir.

Berpindah ke kerajaan. Mangkel baru saja menerima laporan dari Kabum dan Tahar, bahwa semua penduduk kerajaan terutama orang dewasa, sudah mengonsumsi buah anggur emas yang sering dia pesan itu.

"Butuh waktu setahun buat semua penduduk bisa mengonsumsi buah itu" ucap Mangkel dan beranjak dari duduknya.

"Akhirnya kamu bisa menjalankan rencanamu, tuan" ucap Tahar membuat Mangkel menoleh.

"Terlalu awal buat bilang itu, aku baru menjabat selama dua tahun, kita juga baru selesai membangun bendungan, sumur, dan gudang senjata. Masih ada beberapa hal yang bakal aku lakukan setelah penyebaran anggur emas ini" jelas Mangkel.

Kabum melirik Tahar sebelum berucap ke Mangkel, "Kalau boleh tau, apa rencanamu, tuan?" tanyanya.

"Menurut kamu apa, Kabum?" Mangkel balik bertanya.

Kabum berpikir sejenak. "Mengambil tahta raja?" tebaknya.

"Tepat sekali. Malam nanti, waktu semua orang akan datang berpesta di kota Angpa, aku akan gunakan efek anggur emas itu buat mengendalikan mereka semua. Jadi, tugas kalian adalah menyatu dengan mereka di meriahnya pesta malam nanti. Dan, setelah aku memberi kode ke kalian, waktunya kalian beraksi" Jelas Mangkel.

Tahar tersenyum. "Membaur dengan para warga" ucapnya.

"Lalu bertarung dengan mereka" lanjut Kabum.

"Kalian boleh pergi"

Keduanya mengangguk, Dan menghilang dengan cara mereka masing-masing.

Mangkel berjalan ke arah jendela, Dan melihat ke arah luar. Tangannya terangkat, lalu menjetikan jarinya tiga kali. Mangkel tersenyum saat merasakan aura hitam di seluruh wilayah kerajaan serta kota-kota yang ada di luar sana, dia tertawa dengan tangannya yang merentang.

°°°°°

Freya membuka tudung jubahnya saat mendarat ke pasir, dia duduk bersila dan mengeluarkan keranjang yang penuh dengan buah pemberian seorang penjual yang telah dia selamatkan beberapa saat lalu.

Sebelum benar-benar mengambil buahnya, mata Freya tertarik ke satu buah, yaitu anggur emas. Dia mengambilnya dan memperhatikan buah tersebut.

"Sejak kapan anggur warnanya emas?" bingung Freya dengan tautan alisnya.

"Selama aku jadi Archer Feng, aku gk pernah liat anggur ini. Hm, ada yang aneh" Freya curiga ke buah anggur tersebut, dan menaruhnya di pasir.

Sambil melihat anggur itu, Freya mengambil buah lain yang ada di keranjang. Freya memakan buah apel dan melihat anggur emas itu yang diterpa oleh debu pasir.

Sesh

"HAH?!"

Freya terkejut saat anggur emas itu mulai berubah warna menjadi ungu bercorak hitam. Tak hanya itu, buah tersebut juga mulai mengeluarkan asap ungu disertai dengan bau yang tidak sedap. Freya menutup hidungnya dan agak menjauh dari buah itu.

The Last Protector of SnagaWhere stories live. Discover now