45.

436 43 13
                                    

•••••••


°°°°°

"Flo, kamu..." Adel menatap Flora, tidak percaya. Tubuh gadis itu, sebagian terlapisi oleh akar dan dedaunan, mengitari tangan kanan serta bahunya. Cahaya matanya yang semula bersinar, perlahan redup dan mengembalikan setengah kesadaran Flora.

Tangan Flora bergerak ke depan, akarnya hendak menangkap Sune yang kesakitan. Namun, dengan cepat orang itu memotong ekornya dan berhasil menghindari serangan Flora. Ketiga gadis itu dibuat bingung sejenak, ketika Sune menghilangkan hawa keberadaannya.

"Aku punya rencana," Flora berucap, Adel dan Ashel mendengarkan.

"Pertama, kita serang dia sama-sama. Del, kamu harus fokus sama pergerakan lincahnya, nggak usah takut, kalau dia mau nyerang kamu, bakal aku halau pakai telekinesis. Kedua, seperti sebelumnya. Shel, kamu harus bisa cari celah dia sekecil apapun, karena itu salah satu cara biar dia bisa kalah. Aku sama Adel bakal terus serang cicak itu, sampai tenaga kita habis pun, serangannya nggak akan berhenti." Jari Flora mulai bergerak, beberapa tanaman yang ada di vas kerajaan mulai merespon.

"Ketiga..." Pergelangan tangan Flora terangkat ke atas, muncul Sune yang menghantam atap dengan keras, akibat lilitan akar Flora yang mengikat badan laki-laki itu.

Adel dan Ashel mendongak, dia masih tertegun dengan penjelasan Flora. Apalagi Adel, dirinya merasa bahwa yang berbicara sekarang bukan Flora, melainkan orang lain. Tapi, dia berusaha menampik hal itu.

"Hati-hati sama ekornya, karena dia spesies cicak, regenerasinya bakal merepotkan kita." Flora berucap, kedua gadis itu termangu saat melihat ekor Sune yang tumbuh kembali, membebaskan dirinya dari lilitan akar.

Swoosh!

Sune mengayunkan ekornya, duri-duri mulai melesat ke arah mereka. Flora memberi isyarat, dan ketiganya langsung berpencar menghindari serangan itu.

Sune mendarat, dia menoleh ke belakang, melirik ke kanan dan kiri. Di mana ketiga gadis itu berada, Ashel di belakang, Flora di kanan, dan Adel di kiri.

Sune menyeringai, ketiga gadis itu siap di posisinya masing-masing. Dia menatap ke arah Ashel, lalu melesat dengan cepat.

"Hah?!" Ashel mengarahkan tongkatnya ke depan, saat Sune akan menusukkan ekornya.

"Mufa."

Flick!

Dling!

Adel menghalau serangan Sune menggunakan belatinya, berhasil menyelamatkan Ashel untuk beberapa saat. Sune terkekeh pelan, dan melompat cepat ke belakang Ashel. Adel mendecih, merasa terlambat, namun, Flora dengan segera menghentikan tusukan ekor Sune menggunakan kekuatan telekinesis-nya.

Momen itu, mereka gunakan untuk berlari ke arah Flora. Akan tetapi, tanpa mereka sadari, duri-duri tajam melesat dari belakang. Flora yang telat mengetahui itu, gagal menghalaunya, menggunakan akar.

Jleb

Jleb

Adel dan Ashel tersungkur ke depan, menjerit kesakitan. Flora menyilangkan tangannya, dua juluran akar gagal menangkap Sune yang bergerak lebih cepat dari tumbuhan tersebut. Kemudian, melesat ke arah Flora dan menendang gadis itu, sampai menghantam pilar.

"Haha...ternyata sama saja seperti satu lawan satu. Tapi aku salut sama kamu gadis tumbuhan, pasti masih ada banyak hal yang kamu sembunyikan dari mereka, kan?" Sune berjalan ke arah Flora, ekornya berayun ke kanan dan kiri, tangannya terbuka, bergerak maju ke perut gadis itu.

The Last Protector of SnagaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang