Part 3

84 14 10
                                    

Vernon pusing 7 keliling setelah mencari sendok yang sempat terjatuh di bawah meja. Ia tidak tahu mengapa, padahal dirinya sehat-sehat saja selama ini sampai kejadian tadi membuatnya berspekulasi nacam-macam tentang kesehatannya sendiri. Sibuk dengan spekulasinya, Vernon tidak menyadari jika daritadi Waynne misuh-misuh kepada Wanda, menggunakan bahasa yang sengaja dipelintir. Kedua kakak-adik itu berdebat, ditonton oleh Jeonghan yang tidak bisa menengahi karena turut terkejut dengan aksi Wanda yang kelewatan batas.

"I said, I didn't do it!" Seru Wanda tegas, mencoba melepas cengkraman tangan Waynne yang cukup menyakitkan.

"Jadi, tadi kau ngapain? Kerasukan?"

"I don't know! It just happened and I didn't even touch it, kena ini!" Seru Wanda memperlihatkan punggung tangannya pada Waynne. "Cek CCTV kalau tidak percaya!"

"Wanda!"

Wanda tidak peduli dengan gertakan Waynne. Dengan kasar ia mengempaskan tangan Waynne dan menunjuk Vernon yang masih mengawang pikirannya dengan jari telunjuknya. "Dia bisa terbang!"

Sontak seluruh orang yang ada di ruangan itu gempar, begitu pula Vernon yang keningnya sudah berkerut, memandang Wanda heran. Kesadaran pria itu tiba-tiba kembali saat Wanda menuduhnya bisa terbang.

"Wanda! I've told you to behave!"

"Percaya padaku! Dia bisa terbang!"

"Wanda!"

Waynne memijit kepalanya. Ia pusing menghadapi adiknya yang bersikap di luar nalar. Belum selesai amarahnya kepada Wanda yang membaca memori Vernon tanpa izin, kini adiknya itu malah menuduh Vernon bisa terbang. Ia jadi yakin jika Wanda kali ini benar-benar kerasukan, bukan habis membaca memori Vernon karena adiknya bersikeras tidak memegang kepala Vernon menggunakan telapak tangannya.

"Kau bisa terbang, kan, Vernon? I can see it clearly that you were flying over the sky!" Seru Wanda kepada Vernon yang sedang menganga, tidak percaya dengan tuduhan tidak berdasar itu hingga Vernon melirik Jeonghan, memastikan jika mereka tidak bertemu dengan orang gila.

"I can read people's memory by touching their head and I read you! Kita sama, Vernon! Kita punya kekuat--"

"Wanda!" Waynne geram. Ia segera menarik Wanda paksa dari duduknya, bersiap keluar dari ruangan sebelum Jeonghan menghalanginya.

"Jeonghan! Aku harus membawanya pulang!" Seru Waynne emosi, menahan tangis melihat kekacauan yang ditimbulkan adiknya hari ini yang sukses membuatnya malu. Tetapi Jeonghan menggeleng tenang, ia lalu memegang lengan Waynne, mengusapnya lembut sambil menyuruh perempuan itu kembali duduk bersama Wanda yang sudah menatapnya penuh harap.

"Oke. Aku tahu ini sangat tidak masuk akal, tapi aku ingin semua orang di ruangan ini bisa berbicara jujur." Kata Jeonghan pada akhirnya, mencoba menengahi pertikaian yang juga sempat membuatnya pusing itu.

" Kata Jeonghan pada akhirnya, mencoba menengahi pertikaian yang juga sempat membuatnya pusing itu

Oops! Ang larawang ito ay hindi sumusunod sa aming mga alituntunin sa nilalaman. Upang magpatuloy sa pag-publish, subukan itong alisin o mag-upload ng bago.
Fly HighTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon