Part 7

92 7 2
                                    

Helaan napas Waynne terdengar sangat berat lewat telinga Wanda yang berjalan di sisi kakaknya itu setelah pertemuan mereka yang menghasilkan pertengkaran besar antara Waynne dan Jeonghan. Dua manusia itu bertengkar memperbincangkan kekuatan Vernon dan rencana masa depan Jobu Tupaki yang tidak disetujui oleh Waynne secara jelas untuk keselamatan mereka. Perbincangan yang didominasi oleh dua manusia itu selama mereka di Toronto hingga Wanda dan Vernon memilih untuk duduk diam menikmati minuman hangat mereka sampai habis.

Hubungan Waynne dan Jeonghan memang sangat aneh. Wanda yang awalnya greget ingin cepat-cepat menyadarkan perasaan mereka satu sama lain jadi malas dan merasa Kakaknya memang tidak cocok dengan Jeonghan. Ia tidak bisa membayangkan jika dua manusia itu tinggal bersama dan menimbulkan perang dunia ketiga.

"Kak, aku merasa kau kembali menjadi orang emosional yang menyebalkan." Kata Wanda memecah keheningan, melirik Waynne yang langsung menghela napas panjang mendengar omongannya.

"Dia tidak paham kondisi kita, Wanda. Dia tidak memiliki kemampuan seperti kita dan menganggap ini hanya main-main."

"Aku tidak merasa seperti itu." Sergah Wanda mencoba berbicara dengan tenang. Ia enggan melihat Waynne karena tahu Kakaknya itu pasti sedang melotot kepadanya sekarang, lebih memilih untuk memperhatikan jalanan yang temaram untuk mencapai halte bus terdekat karena Waynne tidak ingin pulang bersama Jeonghan dan Vernon.

"Dia jelas-jelas berpikir kita bisa seperti The Avangers, Wanda! Kau dengar sendiri, kan, apa yang dia katakan di apartemen tadi?"

"Dia jelas-jelas hanya menggodamu, Kak." Kata Wanda lugas, membiarkan Waynne terdiam, entah menyetujui omongannya atau sedang memikirkan alasan lain untuk meyakinkan pemikirannya tentang Jeonghan.

"Menggoda tapi menyusun rencana penyelamatan dunia?"

"Memangnya kita hidup di dunia yang seperti apa, Kak? Apakah ada alien atau monster yang harus kita kalahkan sekarang? He is literally joking on you."

"Not a funny joke."

Wanda tak tahan untuk melongos. Waynne adalah manusia terkeras kepala yang pernah ditemuinya. Kakaknya pula. Sampai heran ia mengapa bisa memiliki saudara yang perangainya menyebalkan seperti itu.

"Aku ingin memberitahukanmu satu hal tentang Jeonghan padamu, he is totally into you."

"Wanda!"

"No. No shouting no emotion. I'm so done with you, Waynne." Kata Wanda buru-buru berjalan lebih dulu menuju halte bus yang tampak di depan mata, meninggalkan Waynne yang menggeram marah di belakangnya.

"Hei! I've been told you many time ab--"

"Whatever!! I can't hear you at all!!"

~~~

"Kau benar-benar yakin tidak ingin mengantar mereka pulang, Kak?" Vernon bertanya serius kepada Jeonghan yang sedang menyalakan mobil, bersiap keluar dari kawasan parkir Sungai Han setelah pertemuan Jobu Tupaki yang berakhir buruk.

"Kau dengar sendiri, kan? Dia tidak ingin diantar pulang." Kata Jeonghan melongos pelan, wajahnya terlihat kesal dan Vernon tahu benar apa alasannya.

"Perempuan kalau marah memang suka begitu, Kak. Kau hanya perlu tidak mendengarnya dan tetap mengantarnya pulang." Jelas Vernon memberi saran yang langsung disuguhi lirikan tajam Jeonghan di sisinya.

"Oh? Yang paling tahu perempuan."

Omongan Jeonghan cukup nyelekit tapi untungnya Vernon tidak pernah memasukkannya ke dalam hati sehingga ia memilih untuk mengedikkan bahu setelah itu, berpura-pura tidak peduli dan bersandar pada punggung kursi. Yang penting ia sudah memberi saran, pikir Vernon. Keputusannya tetap ada pada Jeonghan yang entah akan mengejar Waynne dan Wanda di halte bus atau tidak sama sekali. 

Fly HighWhere stories live. Discover now