04. you could take a lick

461 41 14
                                    

•MATURE CONTENT•

"One neat vodka, please!" Lisa memesan minuman lagi kepada bartender.

Entah sudah gelas keberapa yang dihabiskannya. Karena malam ini Chanyeol yang membayar semuanya, maka sejak tadi Lisa dengan sesuka hati terus mengisi ulang gelasnya.

Ketiga temannya masih asyik di lantai dansa. Kali ini Chanyeol dan Kai sudah ikut bergabung. Chanyeol ikut bersenang-senang bersama para gadis, sedangkan Kai hanya berdiri di tempat, membiarkan Jennie berdansa di depannya. Lisa terkekeh melihat sikap kontras antara Jennie dan Kai. Ia heran mengapa keduanya bisa cocok?

"Ada apa denganmu malam ini?" Jisoo menghampiri Lisa yang sedang duduk di bar menunggu pesanan minumannya.

"Hanya lelah," jawab Lisa singkat. "Tenagaku sudah habis, jadi aku sedang mengisi ulang."

Jisoo menggeleng. Ia tidak pernah mengerti logika pikiran Lisa. "Karena Jennie dan Rosie pasti akan pergi bersama pasangan masing-masing, aku tidak mau bertanggungjawab membawamu pulang jika kau mabuk berat."

Membuat tanda silang di depan dada, Lisa mengangguk. "Jangan khawatir, aku tidak berniat mabuk. Hanya ingin meringankan kepalaku sejenak."

"Oke," sahut Jisoo. Gadis itu kemudian beranjak dari kursinya.

"Kau mau ke mana? Tidak mau menemaniku minum?" tanya Lisa menahan sahabatnya.

"Aku mau duduk di meja kita. Kurasa aku juga sedikit lelah," ujar Jisoo mengakui.

Lisa akhirnya melepaskan Jisoo. Ia kemudian memperhatikan sahabatnya itu berjalan kembali ke meja mereka dan duduk sambil menyandarkan tubuhnya. Lagi-lagi Lisa terkekeh. Sepertinya bersenang-senang hingga larut malam bukan lagi keahlian mereka.

Saat kuliah, mereka bisa menghabiskan waktu hingga dini hari di bar atau konser musik. Berdansa dan bersenang-senang semalaman lalu kuliah seperti biasa di pagi hari. Tapi kini dengan padatnya kesibukan kerja, belum tengah malam saja mereka sudah kelelahan.

Tidak lama, bartender menyerahkan gelas ke hadapan Lisa. Saat gadis itu hendak mengambilnya, seseorang lebih dulu mengangkat gelas tersebut. Lisa mengerang kesal dan menahan tangan orang itu.

"Hei, ini minumank—" suaranya terhenti saat Lisa melihat siapa yang mengambil gelasnya. "You've got to be fucking kidding me!" umpatnya kesal.

Pria itu juga seperti mengenali Lisa. Alis si pria berkerut. "Pumpkin pie girl?" tanyanya saat berhasil mengenali wajah Lisa.

Mengangguk kesal, Lisa mengambil gelas minumannya dari tangan si pria. "Tolong jangan membuatku harus berdebat denganmu lagi. Ini jelas minumanku."

Tidak banyak protes, pria itu mengangkat kedua tangannya. "Fine. You can have it," ucapnya.

Kening Lisa berkerut. "That's it? No apologize? Well, dua permintaan maaf lebih tepatnya."

"Dua?" Pria itu mengulangi.

Lisa mengangguk. "Pertama, kau membuatku tersungkur di toko kue hingga membuat rahangku memar. Kedua, kau mengambil minumanku."

Mengangguk satu kali, si pria berkata. "Oke. Maaf," ujarnya setengah hati.

Bukannya merasa puas, Lisa malah semakin kesal. Mungkin alkohol belum bekerja di tubuhnya. Harusnya kepalanya terasa lebih ringan dan mood-nya lebih baik. Tapi pria ini malah membuat Lisa merasakan sebaliknya. Kesabaran Lisa habis seketika karena ulahnya.

Pertama, pria ini tetap mencari cara untuk berdebat dengannya. Kedua, permintaan maaf macam apa itu? Apakah kedua orang tuanya tidak pernah mengajari pria ini sopan santun?!

Treasure You | hunlis (YOU SERIES BOOK 3) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang