12. break the rule

345 42 17
                                    

Rasanya Lisa baru sebentar terlelap ketika seseorang mengetuk pintu kamarnya dengan kasar. Semalam, ia tidak bisa langsung tidur. Saat akhirnya ia bisa tidur, mimpi buruk kembali menghantui Lisa.

"Ugh!" erang Lisa saat suara ketukan di pintu semakin membuat telinganya sakit.

Dengan satu gerakan cepat, Lisa bangkit dari kasur dan membuka pintu secara kasar. Di hadapannya, Sehun berdiri dengan wajah bosan. Pria itu memakai pakaian formal dengan kemeja dan jasnya.

"Serius, kau masih tidur jam segini?" tanya Sehun ketus.

"Apa maumu?" erang Lisa menahan pintu agar Sehun tidak seenaknya masuk ke kamar.

Pria itu menatap Lisa dari atas ke bawah, seakan mempelajari setiap tubuh sang gadis. Lisa memakai kaus oversize yang menutup sebagian pahanya tanpa mengenakan pakaian lain. Ia lebih suka tidur seperti itu daripada mengenakan piyama.

"Stop staring, pervert!" Lisa hendak menutup pintu namun pria itu menahannya dengan cepat.

"Kau punya waktu sepuluh menit untuk membersihkan diri dan mengganti baju. Semua orang menunggumu di ruang utama."

"Uh, what?" Lisa yang belum sadar sepenuhnya tidak mengerti kalimat Sehun.

Menghela napas berat, Sehun menyahut. "Raja dan ratu memanggilmu. Sebenarnya, seluruh kerajaan menunggu kedatanganmu. Jadi cepat bersiap sebelum aku menyeretmu dengan pakaian itu ke hadapan mereka."

Mata Lisa membelalak. "Untuk apa?" Ia masih kebingungan. Jika ini tentang editorial, ia tidak punya agenda apa pun hingga setelah sarapan.

Lalu ingatan Lisa kembali pada kejadian semalam. Pasti pemanggilannya ada hubungannya dengan kejadian yang ia lihat semalam.

Sial! Kenapa ia harus terus terseret masalah itu?

Lisa kembali masuk ke dalam kamar, berusaha mengambil pakaiannya dengan kepala yang tiba-tiba berdenyut dan kesadaran yang belum sepenuhnya pulih. Ia menjadi linglung, tidak tahu apa yang harus dilakukannya lebih dulu. Kepalanya terlalu penuh dengan segala hal.

Apa yang akan ditanyakan raja dan ratu padanya? Apa ia akan disalahkan karena memberitahu foto itu? Batin Lisa bertanya-tanya.

Mencuci muka! Aku harus mencuci muka dulu!

Aku harus mencari baju formal untuk menghadap raja dan ratu.

Where the hell is my make-up?!

Sehun melihat gerakan Lisa dengan kening berkerut dan helaan napas. Gadis itu mondar-mandir tidak tentu di tempatnya. Sangat jelas kalau Lisa panik.

"Lisa!" seru Sehun yang masih berdiri di dekat pintu sambil dua tangan terlipat di depan dadanya.

Gadis itu tidak menggubris.

Kembali menghela napas dan mengerang, Sehun berjalan menghampiri Lisa dan menahan kedua bahunya. "Lisa! Fokus!"

Manik mata Sehun menatap lurus mata Lisa. Gadis itu membeku di tempat, terhipnotis oleh iris mata Sehun yang menggelap menatapnya.

"Y-ya." Lisa mengerjap beberapa kali untuk mengembalikan kesadarannya. "Maaf, aku masih bingung."

"Kau tidak perlu bingung dan panik," ujar Sehun. Baru kali ini Lisa mendengar suaranya menjadi lembut. "Everything will be okay."

Udara di sekitar Lisa tiba-tiba menghilang. Ia merasakan sesuatu dalam dirinya memberat. Suara Sehun, tatapannya, dan caranya menenangkan Lisa membuat perut Lisa tergelitik. Lisa bisa merasakan aliran listrik di tempat tangan Sehun menyentuh kulitnya.

Treasure You | hunlis (YOU SERIES BOOK 3) ✔️Where stories live. Discover now