27. we can't undo

323 47 17
                                    

Perjalanan panjang kembali ke Amerika terasa dua kali lipat lebih lama. Meski Sehun menawarinya pesawat pribadi, Lisa memilih untuk naik pesawat komersil pertama yang bisa dipesannya. Ia tidak mau terus memanfaatkan fasilitas yang diberikan Sehun, terlebih setelah apa yang terjadi di antara mereka.

Setelah pertengkaran keduanya dan Sehun meninggalkan Lisa, gadis itu segera memasukan barangnya ke koper dan memesan tiket pesawat yang masih tersedia meski harganya jauh lebih mahal. Tidak lupa, sebelum pergi dari istana, Lisa menyimpan black Amex yang pernah Sehun berikan di atas nakas. Kemudian ia menghubungi Jennie dan berkata akan pergi ke LA.

Tentu saja Jennie menyadari suara Lisa yang parau dan terdengar sedang menangis.

"Kau perlu aku menjemputmu ke sana?" Jennie menawari Lisa yang langsung ditolak sang gadis. Ia ingin segera pergi dari Jusan. Lagipula menunggu Jennie akan memakan banyak waktu. Ia tidak tahu apakah sanggup bertemu lagi dengan Sehun.

Belasan jam kemudian, Lisa akhirnya mendarat di LA International Airport. Dengan kepala yang berat dan tubuh yang sangat lelah, Lisa memaksakan diri untuk berjalan menggeret kopernya menuju arah keluar bandara. Beruntung Jennie dan Kai sudah menunggunya di pintu kedatangan.

Lisa langsung menghambur dan memeluk Jennie. Tubuhnya merosot dan ia terisak. "Terima kasih mau menerimaku secara mendadak."

"Tentu saja!" ujar Jennie. "Ayo kita pulang. Kau butuh istirahat."

Sekilas Lisa melirik ke arah Kai dan mengulas senyum tipis. Pria itu menyunggingkan bibirnya yang Lisa anggap sebagai senyuman. Kai membawa koper Lisa sementara sang gadis berjalan bersama Jennie.

"Terima kasih," ujar Lisa pada Kai dengan suara parau.

Begitu sampai ke kediaman Jennie dan Kai, Lisa terpana sejenak melihat griya tawang mewah yang dihuni temannya. Jika dalam keadaan baik-baik saja, Lisa sudah pasti mengomentari apartemen tersebut. Hanya saja kali ini Lisa terlalu lelah bahkan untuk terlalu lama berdiri. Ia menjatuhkan diri di sofa yang berada di tengah ruangan.

"Aku sudah menyiapkan kamarmu di sana," ujar Jennie menunjuk salah satu ruangan di ujung lorong. "Kau mau beristirahat dulu?"

"Kau tidak akan bertanya padaku apa yang terjadi?" Lisa bertanya balik. Sepanjang perjalanan menuju apartemen, Jennie sama sekali tidak menanyakan apa pun tentang Jusan. Lisa merasa terbebani jika tidak menceritakan kepada Jennie kondisi yang sebenarnya terjadi. Terlebih ia memilih pergi ke LA daripada ke New York.

Jennie terlihat menimbang sejenak. "Kurasa kau sebaiknya beristirahat lebih dulu. Setelah itu baru kita bicara."

"Um, Jen." Lisa menyela. "Bisakah kau rahasiakan ini dari Jisoo dan Rosie untuk sementara? Aku janji akan memberitahu mereka. Tapi aku tidak mau membuat keributan. Terlebih Jisoo yang memang sejak awal tidak setuju dengan keputusanku tentang Jusan."

Mengangguk, Jennie setuju tanpa banyak bicara. Ia kemudian mengantar Lisa ke kamarnya. Setelah berada di kamar, Lisa menghempaskan diri ke ranjang. Ia merasakan tubuhnya terasa sedikit lebih ringan. Perlahan, matanya memberat hingga akhirnya jatuh tertidur.

•••

"Akhirnya kau bangun juga! Makan malam ada di lemari pendingin," ujar Jennie begitu Lisa keluar dari kamar menuju sofa di mana temannya sedang duduk di depan laptop.

"Kenapa kau tidak membangunkanku? Aku tidur lama sekali," gerutu Lisa saat melihat langit sudah gelap di luar sana. Ia menutur Jennie dan duduk di sofa.

Jennie angkat bahu. "Kau tidur lelap sekali. Aku tidak tega membangunkanmu."

"Mana Kai?"

Treasure You | hunlis (YOU SERIES BOOK 3) ✔️Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin