31. BERANGKAT BARENG

1.6K 73 8
                                    

Happy Reading!!
Jangan lupa tinggalkan jejak kalian di setiap part-nya🧡

° ° ° ° °

Pagi ini, Serra cukup santai berada di rumahnya. Karena tidak ada Papanya, gadis itu jadi bisa merubah penampilannya dari rumah, tidak lagi terburu-buru seperti biasanya.

Sudah terhitung satu minggu lamanya kedua orang tua Serra pergi ke luar kota, kini hari-harinya Serra selalu melakukan sarapan sendirian. Kedua orang tuanya belum bisa kembali pulang, karena di sana Papanya itu masih harus mengurus bisnisnya. Namun begitu, sesibuk apa pun Papa dan Mamanya, mereka tidak pernah lupa untuk selalu menanyakan kabar dirinya, dan hampir setiap malam mereka pasti akan melakukan panggilan vidio call dengannya.

Setelah selesai sarapan, Serra segera memakai tas ranselnya ke punggung, gadis itu lalu keluar rumah, dan menghampiri Pak Eddy-supir pribadi rumahnya.

"Pak Eddy, ayo kita berangkat sekarang," ucap Serra.

Begitu Serra akan membuka pintu mobilnya, Pak Eddy lebih dulu datang mencegahnya.

"Maaf Non. Hari ini Non Serra bukannya berangkat sama pacarnya ya?"

Gadis itu mengerutkan dahinya bingung. "Pacar? Serra gak punya pacar. Ada-ada aja Pak Eddy mah," katanya sambil terkekeh pelan.

"Tapi itu Non," tunjuk Pak Eddy ke arah sosok laki-laki yang sedang menunggunya di depan gerbang. "Tadi dia bilang, dia pacarnya Non Serra."

"Hah?!" Serra lantas kembali menatap laki-laki yang sedang duduk di atas motornya itu. Apa maksud Arion?

Gadis itu secara perlahan menghampiri Arion, yang mungkin sudah dari tadi menunggunya di depan pintu gerbangnya. Terlihat laki-laki itu yang tersenyum manis kepada Serra, ketika dirinya mulai mendekat ke arah Arion.

"Arion? kamu ngapain ke sini?" tanya Serra bingung. Jelas saja bingung, kenapa Arion harus repot-repot datang sepagi ini ke rumahnya?

"Ngapain lagi? jemput lo lah," jawab Arion.

"Hah? Ma-maksudnya.. kita berangkat bareng gitu?"

Arion hanya mengangguk sekali.

"Ta-tapi-"

"Udah sini." Arion menarik pelan pergelangan tangan Serra untuk mendekat ke arahnya.

Lantas Arion mengambil helm yang di bawanya tadi dari Aapartemen, lalu dengan romantisnya laki-laki itu memakaikannya ke kepala Serra.

Jantung Serra berdebar lebih cepat, dia merasakan gugup ketika menatap wajah Arion yang begitu sangat dekat kepadanya, bahkan hampir tidak ada jarak untuk mereka berdua. Bagaimana Serra bisa tenang, saat kedua matanya itu bisa melihat wajah tampan milik Arion dari dekat, bahkan Serra juga bisa melihat jelas mata Arion yang sering kali menatapnya dengan tajam.

huft..

Arion meniup pelan kedua mata Serra, sehingga membuat gadis itu kembali tersadar dari lamunannya.

"Udah puas lihatinnya?" tanya Arion menggoda.

Serra gelagapan sendiri di tempat, bingung harus berkata apa.

"Maaf, gak sengaja!" Hanya itu yang bisa Serra katakan sembari menggaruk lehernya yang tidak gatal.

"Sengaja juga gak pa-pa. Kapan lagi gitu kan, dapet gratisan lihat wajah gue lebih deket?" Arion semakin menggoda gadis itu sembari menaikkan satu alisnya.

"Apaansih Arion?!" Serra jadi salah tingkah sendiri. Antara malu dan geli.

"Ayo naik," titah Arion, setelah kembali memakai helmnya.

SERIONWhere stories live. Discover now