BAB 5

230 40 5
                                    

Suara dentuman musik begitu kencang terdengar, lampu warna-warni menyala di ruangan gelap yang cukup luas, banyak orang menari di tengah mengikuti suara musik yang menyala dari seorang dj yang memainkannya.

Bau khas berbagai macam minuman keras dan juga asap rokok mengepul di dalam ruangan itu.

Bar.

Yanuar pergi ke bar untuk menenangkan pikiran. Ia memesan tempat VIP yang menampak langsung kearah luar, ia tidak perlu bersusah payah untuk berbaur dengan berbagi manusia di luar sana. Cukup dengan duduk diatas sofa dengan beberapa botol minuman yang ada di atas meja ruangan itu.

"Yan, lo udah jarang banget gak kesini. Kenapa sekarang malah ngajak gue sama Hasbi kesini?" Tanya Nauval, sahabat sekaligus tunangan dari Sevanio.

"Pengen aja, bosan."

"Bukannya lo sama Sevan pulang kerumah orang tua kalian?"

"Val, lo bisa diem dulu? Gue pening."

"Lo kalo mau cerita gapapa lagi ke kita juga." Ucap Hasbi salah satu sahabat Yanuar juga, seorang pengacara sekaligus owner dari HopeCafe.

"Habis itu lo ngadu ke Sevanio, udah hapal gue."

Baik Nauval dan juga Hasbi sama-sama tertawa mendengar ucapan Yanuar.

Yanuar sangat begitu jarang sekali untuk datang ketempat ini, meskipun memang sesekali ia akan mengajak keduanya untuk datang, hanya sebagai tempat pelampiasan ketika penat sudah melanda. Hanya sebatas mengobrol dan minum saja, Yanuar dan sahabat nya tak pernah berniat untuk mencari seorang untuk membuat hasrat nya puas, sama sekali tidak.

"Bokap nyuruh gue nikah."

"Hah?"

Spontan keduanya terkejut ketika Yanuar kembali membuka suara.

"Nikah sama siapa? Kan lo udah gak sama Jayova lagi, atau diem-diem lo punya pacar baru tapi lo gak cerita ke kita."

"Lo tuh bisa dengerin gue dulu gak si Has?"

"Yaudah sorry, lanjut."

Yanuar menghela napas nya sesaat,

"Bokap minta gue nikah sama anak dari temannya. Gue gak ngerti ini semacam dijodohin atau apa? Tapi yang jelas dia minta gue buat nikah sama anak dari temannya itu. Kenapa musti gue yang nikahin? Kan Sevan ada."

"Gue bisa nonjok lo si Yan, kalo lo mau." Nauval menjawab.

"Menurut gue nih ya, lo mending iyain aja apa kata bokap lo itu. Lagian apa yang salah dari lo nikah? Umur lo udah hampir 30 tahun kali, mau lo jadi bujang lapuk."

"Ya enggak lah, maksud gue tuh ya gue bakalan nikah tapi gak dengan dijodohin kaya gini. Kalo pun buat perusahaan yang mengharuskan keturunan buat menikah yaudah tinggal nikahin Sevan sama Nauval aja. Gue kan bukan anak sulung di keluarga."

"Jelas bokap minta nya lo, karna lo yang bakalan ambil alih perusahaan Maheswara. Sedangkan Sevan itu kan dokter yang sekaligus ambil alih rumah sakit Maheswara, jadi ya mau gak mau lo yang bakalan dicecer buat nikah, bener kata si Hasbi apa salah nya dari nikah coba?"

"Salah kalo gue nikah sama orang yang gak gue cinta, salah kalo gue nikah sama orang yang gak pernah gue tau siapa orang nya, dan salah kalo gue nikah sama orang yang gue aja gak tau muka nya kaya gimana. Gue bakalan nikah kalo gue udah punya orang gue cintai."

"Kalo gitu lo balikan aja sama Jayova, lo cinta kan sama dia?"

"Cinta gue udah habis buat Jayova, udah gak ada nama Jayova di hati gue Has. Begitu juga sama Jayova yang udah jadi milik orang lain, dia bakalan nikah sama orang yang betulan udah siap buat nikah sama dia. Sedangkan gue memang sejak awal gak ada pikiran buat gue nikahin Jayova meskipun kita udah pacaran lama."

"Tujuan lo pacaran selama itu tuh apa si bangsat? Jujur aja gue kepo."

"Gak tau, dia suka gue dan gue dulu suka dia. Yaudah pacaran."

Kedua sahabat itu tak begitu terkejut dengan jawaban Yanuar. Mereka tahu betul dengan karakter Yanuar ini, sikapnya yang begitu dingin dan terlalu apa adanya ini lah yang membuat banyak perempuan tak betah ketika bersama Yanuar. Meski begitu tak sedikit wanita yang mengejar Yanuar sejak mereka duduk di bangku sekolah menengah.

Obrolan demi obrolan mereka lontarkan, ketiga nya menikmati minuman yang sudah mereka pesan, mengepulkan asap dari batang nikotin di dalam ruangan yang hanya di huni mereka bertiga saja.

Biarlah masalah Yanuar ini di urus oleh dirinya sendiri, toh bukan ranah mereka untuk mencampuri urusan si bungsu Maheswara ini. Keputusan apapun yang Yanuar ambil nantinya, sebagai seorang sahabat yang sudah kenal selama beberapa tahun itu hanya bisa memberikan dukungan dalam hal apapun untuk Yanuar tanpa harus mencampuri segala urusan lelaki itu. []

Lecturer Husband Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu