«36»

2.2K 125 25
                                    

Cahaya pagi mengusik lelap si puan gendut yang terkapar di ranjang. Entah semalam ia tidur atau pingsan usai menangisi sang mantan pimpinan. Kedua matanya serasa bengkak, kepala pun sedikit pening lantaran menangis semalaman. Kemarin malam adalah patah hati terhebatnya melebihi kisah asmara semasa SMA.

Saemi mencari-cari gawai, menemukan benda ajaib berbentuk persegi tersebut terselip di antara kasur dan dinding. Nahas sekali si persegi panjang ajaib, senasib dengan sang empu.

Berhasil menemukan gawai, Saemi bedah gelembung pemberitahuan yang memenuhi layar kunci begitu ia nyalakan gawai. Pesan grub para penggosip sudah ramai meski hari terbilang pagi. Entah apa yang mereka gosipkan sepagi ini.

Niat hati ingin mengabaikan grub pesan para penggosip kantor. Namun hendak menjelajah aplikasi lain, matanya dimelekkan oleh pesan terbaru yang diketikkan salah satu penggosip dari ruang sebelah. Buru-buru ia buka grub pesan pergosipan tersebut.

Serius! Aku dapet info ini dari sepupuku yang sahabatan sama si calon mempelai.

Pak asta mau ngejual rumahnya

Katanya mau memulai hidup baru di kampung halamannya

Whatt??!!!

Makin jauh dong sama hot daddy kita!

Saemi laksana sedang menaiki wahana uji nyali membaca tiap pesan dari mereka. Netranya yang masih mengantuk dipaksa melek sempurna oleh berita-berita tersebut.

Belum selesai menyimak berita sang mantan pimpinan menjual rumah, Saemi diberi kejutan lagi dari bilah pemberitahuan akun poetrepoetre milik Asta. Jantung Saemi kembali berdegup tak karuan. Puan gendut tidak sedang berulang tahun, tapi kenapa bertubi-tubi sekali kejutan yang ia dapat.

Saemi tinggalkan aplikasi pesan berlogo hijau. Bertandang ke platform lain, yang telah memperlihatkan ia hobi sang kembaran ketujuh Chef Juno. Matanya mendelik, dalam unggahan terbaru tersebut Asta umumkan penutupan akun.

Ada apa ini? Kenapa tiba-tiba begini?

Saemi jelajahi kolom komentar, mencari penjelasan meski ia bisa saja tanyakan langsung pada pihak bersangkutan. Namun ia tak bernyali.

Siapa dia hingga berkepentingan mengetahui urusan pribadi sang mantan pimpinan?

Bermenit-menit menunggu penjelasan lewat kolom komentar, sang pemilik akun tak kunjung memberi jawaban. Membuat pikiran sang puan gendut bercabang ke mana-mana.

Setetes air bening kembali menitih. Tidak cukupkah Asta berhenti dari pekerjaan? Membiarkan Saemi mengurusi orang baru yang entah akan sebaik Asta atau tidak. Mengapa pula mesti menjauh?

Saemi tak bisa hanya berdiam, setidaknya harus ada yang ia lakukan. Sang puan gendut putuskan beranjak meninggalkan kasur. Bergegas pergi hanya membawa gawai. Tidak ada sesi membersihkan diri barang mencuci muka sekalipun. Mengganti pakaian yang melekat sejak hari lalu pun tidak dilakukan. Ia kepalang kacau, mana sempat memikirkan diri sendiri.

Kenapa harus pergi?

Pertanyaan semacam itu memenuhi kepala Saemi sepanjang perjalanan. Pelupuknya terus merembas hingga tak terhitung berapa kali ia usap.

Dengan kecepatan sedang Saemi akhirnya memasuki kawasan tempat tinggal sang mantan pimpinan. Ia melihat ada mobil terparkir tepat di depan rumah Asta. Laju motor pun memelan, ia menghentikan deru mesin kendaraannya begitu sampai. Dua orang yang tampak seperti pasangan baru saja keluar dari rumah Asta, kemudian disusul sang pemilik rumah. Mereka bertiga tampak berbincang entah apa.

Netra Saemi dan Asta bersua lebih dulu, disusul pasangan yang jadi lawan bicara sang mantan pimpinan.

"Kami akan menghubungi Masnya lagi nanti setelah diskusi," pungkas sang lelaki dari pasangan itu. Dari Gerak geriknya mereka akan pamit. Dan benar. Tak lama pasangan tersebut berpamitan pada Asta.

Pak Asta I Love You! «LENGKAP»Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang