"dua 2"

78 13 0
                                    

Rintikan air hujan melanda kota Seoul sore ini, hanbin yang berada di dalam cafe ibunya, hanya melihat hujan dari luar jendela.

Ia termenung memikir ucapan jaeun tadi siang, memang benar, han jaeun suka membully murid di sekolahnya, siapa yang tidak mengenalin han jaeun, gadis kaya raya memiliki semua yang ia mau, ayahnya seorang ceo besar di perusahaan kakeknya, dan ibu jaeun seorang dokter yang berkerja di rumah sakit mewah.

Hanbin berfiki sebentar, ia tidak ingin semua temanya di rundung oleh jaeun, mengapa pihak sekolah tidak mengeluarkan gadis itu? ya karna uang, jaeun sebenarnya sudah sering memasuki ruang bk dan ingin di keluarkan dari sekolah, tapi sekolah selalu tidak jadi mengeluarkan gadis itu, karna jaeun selalu memberi uang pada pengurus sekolah agar dirinya tidak di keluarkan.

"Orang kaya memang beda," gumam Hanbin, ia kembali termenung melihat rintikan hujan.

Jika jaeun tidak berkuasa di sekolah, dan juga ayah ibunya tidak berhutang dengan keluarga jaeun, Hanbin tak segan segan akan membalas perbuatan gadis itu, tapi apalah daya, Hanbin hanya seorang murid biasa yang bersekolah di sekolah orang berkelas, dengan biasiswa yang ia dapatkan.

"Huhh, untung saja tidak basah kuyup." Hanbin melihat ke samping pada seseorang yang bersuara barusan.

"YA YUJIN NA! MENGAPA KAU HUJAN HUJAN!?!" ibu hanbin berteriak sangat kencang,menghampiri anak terakhirnya, yang kini sekujur tubuh yujin di basahi hujan, untung saja cafe sepi jadi tidak ada yang melihat kejadian barusan.

"KAN SUDAH IBU BILANG, TUNGGU HUJANYA REDA, BARU KAU PULANG, KAU INI SANGAT SUSAH DI BILANGIN." yujin berteriak kesakitan saat ibunya menarik telinga yujin.

"A-aa iya iya bu maaf, lagian tidak basah kuyup," ucap yujin berusaha melepaskan tangan ibunya dari telinga.

"Tidak basah kuyup katamu! Lihat in____"

"Sudahlah ibu, jangan memarahi yujin, ibu kembali lah ke dapur biar aku yang menanganinya." setelah mengatakan itu Hanbin beranjak dari duduknya menghampiri yujin yang kini tengah kesakitan.

"kau selalu membela adikmu Hanbin, baiklah kali ini ibu bebas kan kau yujin, jika terulang lagi lihat saja," sncam ibu Hanbin pada yujin, sebelum berjalan menuju dapur.

"Kau ini, menagapa sangat bandel?  segera ganti bajumu," suruh Hanbin melihat adiknya tersenyum polos.

"Baiklah terima kasih kakak, sudah mau membelaku." yujin segera berjalan menaiki tangga cafe untuk memasuki rumahnya, rumah Hanbin berada di lantai dua sedangkan cafe ini berada di lantai 1.

Hanbin mengeleng kan kepalanya, melihat tingkah adiknya yang sangat amat jauh berbeda dengan sikapnya, untung saja keluarga Hanbin sabar dengan sikap yujin.











"Kak jiwoong, apakah kau yang membeli cake barusan?" tanya jaeun, kini mereka bertiga sedang bersantai di ruang tamu.

"Tidak, gunwook yang membelinya," jawab jiwoong tanganya meraih kopi berada di atas meja.

"Sepertinya ada yang menyebut namaku, kenapa?" tanya gunwook berjalan menuruni tangga menghampiri kakak kakanya.

"Tidak ada, apa kau yang memberi kue barusan? Wahh cake lapisan madu dan selai madu itu sangat lezat! di mana kau membelinya?" Gunwook menduduki sofa sebelah jaeun, sebelum menjawab pertanyaan dari kakaknya, gunwook mengambil handphone di sakunya.

"Kau menyukai cake itu kak?, aku membelinya di cafe ini," ucap gunwook memperlihatkan gambar cafe di handphonenya.

"Cafe sung?" Jaeun sedikit terkejut saat membaca nama cafe itu, sebenarnya ia tak asing dengan nama itu.

𝗦𝗢𝗥𝗬𝗬 [sᴜɴɢ ʜᴀɴʙɪɴ]Where stories live. Discover now