"sepuluh 10"

40 11 0
                                    

Jaeun mengobati luka di telapak tangan Hanbin, dengan telaten gadis itu melilitkan perban di tangan lelaki itu, jujur Hanbin sedari tadi memperhatikan jaeun yang kini tengah mengobatinya.

"Sudah selesai, sebaiknya jangan di buka dulu perban ini sampai luka mu benar benar sembuh," ucap jaeun, matanya bertemu dengan mata hanbin yang kini tengah menatapnya.

Hanbin tidak menjawab ucapan dari jaeun, ia masih memperhatikan wajah gadis itu sendu, saat malam seperti ini jaeun tampak sangat cantik.

Sedangkan gadis itu juga terpanah melihat wajah Hanbin sedekat ini, jaeun tersadar denga lamunanya, ia ingin beranjak dari duduknya namun Hanbin menahan lengan jaeun.

"Kenapa?" tanya jaeun bingung saat melihat lengannya di tahan oleh hanbin

"A-ah tidak "jawab hanbin gelagapan lalu melepas tanganya dari lengan jeun.

Gadis itu beranjak dari duduknya, mengambil sebungkus amplop di atas meja belajar, yang di dalamnya tentu saja uang.

Jaeun berjalan menghampiri Hanbin yang kini berada di kasurnya, ia meletakan amplop tebal itu pada tangan Hanbin.

"Ambillah, bayar semua tagihan di sekolah adikmu," ucap jaeun pipinya memerah sekarang, lelaki itu memperhatikan amplop yang berada ditangnya.

"Kau tidak perlu melakukan ini padaku jaeun, aku .... aku akan mencari uang sendiri," hanbin memberikan amplop tebal itu pada jaeun kembali, tapi jaeun menahanya.

"Aku memberikan ini untuk adikmu! Bukan untukmu, sudah tidak perlu ada kata penolakan, atau ancaman itu akan tetap berlaku!" ancam jaeun kembali, membuat Hanbin mau tak mau harus menerima uang itu.

"B-baiklah terima kasih," ucap hanbin, jaeun mengalihkan wajahnya untuk tidak bertatapan pada hanbin.

"Maaf dengan kejadian kema_____"

"Tidak apa, lupakan hal itu,kau ingin menginap di sini atau pulang?" tanya jaeun pada Hanbin yang kini tengah menatapnya kembali.

"Aku akan ke rumah sekarang, sekali lagi Terima kasih atas semua ini," jawab Hanbin berjalan menuju balkon kamar jaeun, di ikuti gadis itu.

Jaeun melihat Hanbin yang kini tengah menuruni tangga, ia gagal fokus pada pipi Hanbin tengah memerah, apa Hanbin malu dengan kejadian ia sama sama menatap tadi? ah entahlah, tidak usah di pikiran batin jaeun.

Setelah Hanbin keluar dari perkarangan rumahnya, jaeun segera masuk kembali ke dalam kamar, tak lupa ia tutup balkon kamarnya.




























Keesokan paginya, jaeun berjalan menuju kelas, saat di persimpangan jalan ia berpapasan dengan Hanbin, mereka berdua terlihat biasa saja, seakan akan kejadian kemarin tidak terjadi.

"Hanbin," tangan jaeun mencekal pergelangan tangan Hanbin saat lelaki itu melewati dirinya.

Hanbin menatap jaeun seolah bertanya, yang kini juga tengah menatapnya.

"Setelah jam istirahat datang ke kelas ku," ucap jaeun melepaskan tanganya dari pergelangan tangan Hanbin, setelah mengatakan itu, jaeun kembali berjalan menuju kelasnya.

Hanbin mengusap wajahnya kasar." aissh ada apa dengan ku!" gumam Hanbin kesal pada dirinya sendiri.
Lelaki itu berjalan kembali menuju kelasnya, jika di pikir pikir jaeun memang sangat cantik.

Beberapa jam kemudian, sudah waktunya istirahat, Hanbin segera bergegas menuju kelas jaeun, mereka beda kelas, Hanbin berada di kelas 12-1 sedangkan jaeun berada di kelas 12-4.

Hanbin memasuki kelas jaeun, ia mencari keberadaan gadis itu, matanya menangkap jaeun yang kini tengah menelungkupkan wajahnya di atas meja.

Lelaki itu segera menghampiri jaeun di mejanya. "jaeun?" tanya hanbin saat dirinya telah sampai di meja jeun.

"Hm?" jaeun mengangkat wajahnya menatap hanbin yang kini berada di samping.

"Kenapa kau menyuruh ku ke sini?" tanya Hanbin sambil menduduki kursi sebelah jaeun.

Gadis itu mengelengkan kepalanya "sepertinya aku akan demam," ucap jaeun, Hanbin memperhatikan wajah gadis di sampingnya, bibir jaeun memang sedikit pucat, tangan Hanbin memegang jidat jaeun untuk memeriksa.

"Badan mu panas, kau tidak ingin ke UKS?" tanya Hanbin, yang mendapatkan angukan dari gadis itu.

"Cepatlah, aku akan menyuruh ketua kelasmu untuk mengizinkanmu nanti," Hanbin meraih tangan jaeun untuk keluar dari kelas gadis itu, namun baru beberapa langkah jaeun memberhentikan langkahnya.

"Jaeun ada apa?" tanya Hanbin panik menatap gadis di sebelah yang kini memegang kepalanya pusing.

Buk!

"A-aku t-tidak apa apa Hanbin," ucap jaeun berusaha berdiri, ia hampir terjatuh tadi untung saja tangan Hanbin meraih tubuhnya agar tidak jatuh.

"Aku akan menggendong mu ke UKS," sebelum jaeun menjawab Hanbin lebih dulu mengendong jaeun yang kini sudah berada di gendongannya.

"Kau tidak perlu seperti ini Hanbin! Cepat turunkan aku!" jaeun berusaha turun dari gendongan Hanbin, tapi Hanbin tidak mendengarkan ucapan jaeun, ia berjalan membawa jaeun ke uks, Hanbin tidak peduli dengan orang orang yang tengah menatapnya bingung.

"Lah Hanbin? Mengapa jaeun bisa berada di gendongannya?" tanya Zhang hao memperhatikan temanya itu kini tengah berlari menuju UKS.

"Ada apa dengan Hanbin? Aku kaget saat melihatny mengendong jaeun." Matthew yang kini tengah berada di samping Zhanghao bertanya pada temanya satu itu.

"Aku tidak tau, di mana taerae?" Matthew mengedikan bahunya, sedari tadi ia tidak melihat taerae.














Hanbin meletakan jaeun di atas kasur UKS, entah mengapa Hanbin merasa khawatir melihat jaeun seperti ini.

Petugas UKS segera memeriksa keadaan jaeun, Hanbin hanya bisa melihat jaeun, sampai petugas uks menghampiri Hanbin.

"Sepertinya jaeun tidak ada memakan nasi kemarin, ia hanya memakan snack, itu membuatnya jadi seperti ini," ucap petugas UKS yang bernama minju, ia minju gadis yang Hanbin sukai.

"Benarkah?" tanya Hanbin wajahnya semakin khawatir melihat jaeun.

"Tolong berikan dia obat ini, dan juga jangan lupa makan terlebih dahulu," ucap minju memberikan beberapa obat pada Hanbin lalu berjalan kekuar uks.

Hanbin menduduki kursi, mendekatkan kursi itu pada jaeun yang kini betada di atas kasur.

"Kenapa kau tidak makan kemarin?" Jaeun menduduki tubuhnya di atas kasur, lalu menatap Hanbin.

"aku tidak lapar," singkat jaeun, membuat Hanbin tidak percaya dengan jawaban dari gadis itu.

"Aku akan membelikanmu bubur, sekali ini kau tidak boleh menolak han jaeun, ini demi kesehatanmu!" setelah mengucapkan hal itu, Hanbin segera berlalu dari uks, ia berjalan ke kantin untuk membeli bubur.




































JANGANUPA VOTE!!!

𝗦𝗢𝗥𝗬𝗬 [sᴜɴɢ ʜᴀɴʙɪɴ]Where stories live. Discover now