"tiga 3"

67 16 9
                                    

Seperti yang di katakan jaeun tadi, sehabis pulang sekolah ia akan menghabisi jang wonyoung habis habisan.

"Berdiri, hanya seperti ini kau sudah lemas?" tangan jaeun menarik paksa tangan wonyoung untuk berdiri.

Bugh~

Satu pukulan berhasil jaeun hadiahkan untuk gadis di depanya, tidak hanya pukulan, sedari tadi jaeun sudah menyiksa wonyoung mulai dari menamparnya, memukul, sampai menarik rambut gadia itu sangat kuat.

"H-hentikan, a-aku be-benar benar minta ma-maaf." wonyoung yang kini sudah terkapar kesakitan memohon pada jaeun agar tidak memukulinya lagi.

Jaeun tersenyum miring mendengar ucapan dari wonyoung, ia berdiri di hadapan gadis itu.

"Sudah ku bilang bukan? kau sudah ku bebaskan, mengapa tiba tiba menghampiri ku, dan ... menampar ku?" tanya jaeun, ia berlutut melihat wonyoung di hadapanya yang kini penampilannya sudah kacau.

Tangan jaeun meraih dagu wonyoung menunduk, ia arahkan agar gadis itu menatapnya. "sebenarnya aku tidak ingin melukaimu, tapi ini salahmu sendiri." wonyoung menatap jaeun, dengan nafas terengah engah.

"Ah aku yakin, pasti pacarmu akan datang sebentar lagi," jaeun kembali berdiri, masih menatap tajam wonyoung yang kini berada di bawah.

BRAK!

Dan benar saja gyuvin membanting pintu gudang sangat kuat, tidak hanya gyuvin di sana ada satu lelaki lagi berada di belakangnya,ia berlari menghampiri kekasihnya yang kini terduduk di lantai.

"HAN JAEUN! SUDAH KU KATAKAN BERAPA KALI PADAMU JANGAN MENGGANGU PACARKU!" gyuvin berdiri berhadapan dengan jaeun yang kini tidak menghiraukan perkataan lelaki itu.

"Kau bilang aku yang mengangunya? Apa aku salah dengar?" jaeun tersenyum remeh pada gyuvin, melihat ekspresi yang di berikan jaeun, gyuvin sangat emosi sekarang.

Tanganya terangkat ingin menampar jaeun, dan detik berikutnya___

"Gyuvin! biar aku yang mengurus jaeun."

hanbin menahan tangan gyuvin yang hendak menampar jaeun, ia bawa jaeun menjauh dari gudang.

Hanbin menyeret paksa jaeun untuk ikut dengannya, sedangkan jaeun berusaha melepaskan tangan hanbin dari pergelanhan tanganya.

"SUNG HANBIN! LEPASKAN!" teriak jaeun berusaha memberontak.

Hanbin membanting tubuh jaeun di tembok, jaeun meringis kesakitan saat punggung nya terbentur di tembok. mereka berada di belakang sekolah sekarang, lelaki itu mengunci tubuh jaeun yang berada di hadapanya.

"LEPASKAN AKU, KAU INI KENAPA! KENAPA SELALU DATANG SAAT AKU SEDANG MEMBERI PELAJARAN PADA MEREKA!" bentak jaeun tepat di hadapan hanbin, ia masih berusaha memberontak.

"Kau mau tau jawaban ku?" tanya hanbin masih mengukung jaeun di hadapanya.

Jaeun berhenti memberontak, ia tatap hanbin dengan tatapan benci. "Setelah semua yang telah kau perbuat dengan semua teman teman ku! dan juga murid di sini, apa kau tak pernah merasa kasihan?" hanbin memperhatikan wajah jaeun sebelum melanjutkan ucapanya.

"Apa karna kau mempunyai uang dan semena mena berkuasa di sini? jadi seenak kau saja merundung murid murid yang tak ada salah?" lanjut hanbin.

"Kenapa? Apa ada masalah dengan mu? Mengapa kau selalu mencampuri urusanku!" jaeun mendorong hanbin cukup kuat sehingga lelaki itu tidak lagi mengukung jaeun.

"Dengar hanbin, aku bisa saja melakukan apanpun untuk memecat ayahmu dari kantor ayahku, dan mengus_____"

"Ingin mengusur cafe ibu ku? Itu yang ingin kau katakan bukan?" potong hanbin ia kembali mendekatkan wajahnya pada jaeun.

𝗦𝗢𝗥𝗬𝗬 [sᴜɴɢ ʜᴀɴʙɪɴ]Where stories live. Discover now