"lima 5"

56 15 9
                                    

Mau tak mau lagi jaeun menurut tawaran ibu hanbin, dia juga tidak enak menolaknya,sekarang jaeun sudah berganti pakaian menggunakan piama ibu Hanbin.

Mereka berada di ruang tamu sekarang, jaeun melihat sekeliling rumah hanbin yang tidak terlalu luas cukup sederhana, ia melihat bingkai foto yang berada di dinding rumah hanbin, jaeun juga melihat piala piala yang terpajang di lemari kaca, apakah hanbin sepintar itu?

"Silahkan di minum nak." ibu hanbin meletakan segelas coklat panas di atas meja.

"A-aa tidak perlu repot repot bibi," ucap jaeun tak enak, ibu hanbin tersenyum lalu duduk di sebelah jaeun.

"Lukanya tidak apa apa kan?" tanya ibu hanbin, tadi sebelum jaeun berganti pakaian, ibu habin mengobati lukanya terlebih dahulu.

"Tidak apa kok bibi," jawab jaeun sopan, ibu jaeun tersenyum ia usap rambut jaeun lembut.

"silahkan di minum, setelah itu nak jeun akan tidur di kamar hanbin," ucap ibu hanbin, membuat lelaki itu tersedak saat meminum.

"Kenapa di kamar ku!" protes hanbin yang kini berada di dapur, dapur Hanbin terbuka jadi jaeun bisa melihat lelaki itu tersedak.

"Apa salahnya, kau akan tidur di kamar adik mu," ucap Ibu Hanbin matanya menatap Hanbin tajam.

Hanbin mencibir kesal, ia duduki kursi makan dengan kesal.

Ayah Hanbin datang membawa paperback dari cafe di ruang bawah, "aku membawakan cake kesukaan jaeun," ucap ayah Hanbin memberikan cake madu di atas meja.

"Wahh benar kahh, ini kesukaan jaeun, silahkan di makan," ibu Hanbin membukakan kotak cake madu yang sangat di sukai jaeun.

"Bibi tidak usah repot repot, aku bisa membukanya sendiri, aku tidak enak seperti ini," ujar jaeun mengaruk tenguknya yang tak gatal.

"Sudah tidak apa apa, sekarang makanlah." jujur jaeun memang tidak enak jika di perlakukan seperti ini, di keluarga Hanbin ia sangat di perhatikan.

"Bagaimana paman dan bibi bisa tau, jika cake ini kesukaan ku?" tanya jaeun sambil menyiapkan cake itu di mulutnya.

"Tadi sore, kakak mu tuan jiwoong memborong cake madu dan cake coklat, katanya cake madu ini untuk mu, sedangkan cake coklat untuk adikmu," jelas ayah Hanbin, jaeun menanggapi sambil mengangguk. Pasti di rumah jaeun sekarang cake itu sudah habis di makan oleh gunwook.

"Ibu! Coklat panas ku kenapa bisa habis!" teriak yujin baru keluar dari wc berjalan ke dapur untuk melihat coklat panasnya.

"A-ah itu, ibu membuatkannya untuk kak jaeun!" ucap ibu Hanbin berjalan menghampiri anak bungsunya.

"Benarkah? Itu hanya tersisa untuk ku, mengapa ibu memberikan untuk dia sih!" yujin kecewa, ia tidak bisa meminum coklat panas sekarang.

Jaeun yang baru meminum coklat panas, merasa tak enak dengan yujin.

"Yujin, jangan mencari yang sudah habis, sebaiknya kau minum teh saja sana, dan segera tidur sudah jam berapa ini!" suruh Hanbin masih duduk di kursi dapur dengan tangan yang bermain handphone.

Yujin memutarkan bola matanya malas, lalu mencari toples teh di atas lemari, sedangkan ibu Hanbin kembali duduk bersama jaeun.

"ibu! teh nya juga habis!" lagi lagi yujin berteriak membuat nyonya sung tersenyum kaku pada jaeun.

"Sepertinya ayah mu telah membuat teh nya yujin!" ayah Hanbin meminum teh yang berada di atas meja ruang tamu dengan ekpresi polos.

Yujin berjalan ke kamarnya, membanting pintu kamarnya cukup kuat. "JIKA PERLU HABISKAN SEMUA YANG ADA DI RUMAH INI!" teriak yujin tentu di dengar oleh jaeun.

𝗦𝗢𝗥𝗬𝗬 [sᴜɴɢ ʜᴀɴʙɪɴ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang