"delapan 8"

37 10 0
                                    

Hanbin membawa dua buah paperback ukuran besar, lalu berjalan keluar dari mall menuju parkiran.

"menyebalkan sekali, untuk apa dia membeli semua ini," gumam Hanbin kesal, pasalnya teh dan coklat panas masih banyak lagi snac lainya, bumbu bumbu dapur pun ada di paperback ini.

Hanbin menaruh satu kantong paperback di bawah, lalu meraih handphone di saku celana, untuk menelfon gadis itu.

"Cepatlah, aku telah selesai membeli barang barang mu!" ucap Hanbin setelah sambungan terhubung.

"Ya tunggu sebentar, aku akan ke parkiran sekarang," setelah mendengar jawaban dari jaeun, Hanbin menyenderkan tubuhnya di mobil.

Beberapa saat menunggu, tampaklah gadis yang Hanbin tunggu tunggu barusan, tapi ada yang berbeda dari jaeun, warna rambutnya!

Yang awalnya rambut jaeun hitam natural, sekarang berubah menjadi smoke gray, mungkin warnanya tidak terlalu terlihat, tapi jujur, jaeun sangat cantik dan cocok saat warna rambutnya seperti itu batin Hanbin

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Yang awalnya rambut jaeun hitam natural, sekarang berubah menjadi smoke gray, mungkin warnanya tidak terlalu terlihat, tapi jujur, jaeun sangat cantik dan cocok saat warna rambutnya seperti itu batin Hanbin.

Lelaki itu melihat jaeun tak berkedip, jaeun yang melihat Hanbin seperti itu melambaikan tanganya di wajah lelaki itu.

"Kau kenapa?" tanya jaeun, membuyarkan lamunan Hanbin saat tangan jaeun menyubit lengannya.

"Ti-tidak apa, kenapa lama sekali?" jaeun memutarkan bola matanya malas lalu berjalan ke bagasi mobil menaruh semua barang yang ia suruh Hanbin beli tadi.

"Maaf kau telah lama menunggu, sekarang masuk lah," ucap jaeun memasuki mobilnya begitupun dengan Hanbin.

Saat di perjalanan Hanbin mencuri pandang pada jaeun. "bagaimana kau bersekolah jika warna rambut seperti itu?" tanya Hanbin membuka obrolan.

"Tidak ada yang berani menegurku di sekolah, jadi ya tidak apa," jawab jaeun memperhatikan jalan yang kini mereka lalui, setelah mendengar jawaban dari jaeun, hanbin tidak lagi menanya, hanya ada keheningan seperti tadi.

Jaeun mengantarkan Hanbin sampai ke rumah, ia keluar dari mobil sebentar, mengambil barang di bagasi mobil lalu menyerahkannya pada Hanbin bari saja keluar dari mobil.

"Untuk apa ini? Bukanya ini punyamu?" tanya Hanbin bingung melihat dua paperback yang tadi ia beli.

"Ambil lah aku memang membelikan ini untuk keluarga mu, atas ucapan terimakasih" ucap jaeun memberikan dua paperback pada tangan Hanbin.

"Ta-tapi ti-tidak perl____"

"kau harus menerimanya, kasih ibumu pasti dia akan senang, ah sudah lah aku sedang sibuk." jaeun berjalan menuju mobilnya, lalu meninggalkan perkarangan cafe sekaligus rumah Hanbin.

"TERIMA KASIH JAEUN!" teriak Hanbin,
Lelaki itu menatap mobil jaeun yang kini semakin menjauh, ia tak habis fikir dengan gadis itu. "gadis aneh, tapi tak apalah akan ku berikan pada ibuku" ucap hanbin berjalan memasuki cafe.























Jaeun melangkahkan kakinya melewati trotoar jalanan sore, ia berada di taman sekarang, jaeun tidak tau taman mana ini, tapi taman ini cukup jauh dari rumahnya.

"Hei!" sapa seseorang di belakang jaeun, gadis itu memberhentikan langkahnya lalu menghadap kebelakang.

"Lijong?" jaeun sedikit kaget melihat jaeonghyeon di hadapanya.

"kau sendirian ke sini?" tanya jaeonghyeon menghampiri jaeun yang kini di hadapannya.

"Yaa begitulah" jawab jaeun, jaeonghyeon memberhentikan langkahnya tepat di depan gadis itu.

"ingin berjalan bersama?" ajak lijong
Jaeun memikirkan ajakan dari lelaki itu sebentar sampai dirinya mengangguk sebagai jawaban.

Mereka berjalan mengelilingi taman cukup besar ini. "kau mencari apa di sini?" tanya jaeun.

"hanya mencari angin, aku bosan di apartemen," jawab lijong berjalan menyamakan langkahnya dengan jaeun.

"Kau ingin duduk di kursi itu?" tanya lijong menunjuk kursi menghadap pada danau.

"oh? baiklah ayo!" jaeun berjalan bersama lijong menuju kursi taman itu.

Jaeun menduduki kursi itu begitu pun dengan lijong di sebelahnya, jaeun memperhatikan lijong sebentar, ck! mengapa ia bertemu dengan pria tampan terus!.

"Jadi kau memang sudah dekat dengan Hanbin?" Lijong mengangguk menanggapi pertanyaan dari jaeun, matanya tak teralihkan, ia terus menatap jaeun.

"aku sedari kecil sudah mengenali hanbin," ucap lijong, jaeun yang sedari tadi di perhatikan seperti itu memalingkan wajahnya ke sembarangan arah.

"Hanbin sangat menyebalkan kau harus tau itu!" ujar jaeun geram saat ia menyebutkan nama Hanbin.

Lijong terkekeh mendengar ucapan dari jaeun, membuat gadis itu salah tingkah melihat senyuman lijong. "hati hati, bisa saja kau jatuh cinta dengannya." gadis itu mengelengkan kepalanya cepat, tidak mungkin ia mencintai sosok menyebalkan seperti Hanbin.

"tidak mungkin, aku tidak mau denganya, Hanbin sangat menyebalkan!" ucap jaeun bergidik ngeri.

"Ku pegang kata katamu, jika kau mencintai Hanbin! aku akan mengejekmu dengan kata kata itu," ujar lijong masih dengan kekehan nya.

"oke, baiklah! Aku akan tetap menepati ucapanku!" seru jaeun meyakinkan ucapanya pada lijong.

"baiklah baiklah, lihat saja besok," goda lijong menatap jaeun.

"Haiss sudahlah, ngomong ngomong kau bersekolah di mana?" tanya jaeun penasaran, sebenarnya sih mencari topik lain agar lijong tidak membahas tentang Hanbin.

"Aku bersekolah di higscool planet" jawab lijong, membuat jaeun sedikit kaget.

"Kau satu sekolah dengan park gunwook?" tanya jaeun lagi, lijong yang mendengar pertanyaan dari jaeun sedikit bingung, bagaimana jaeun tau dengan park Hanbin.

"Iya, park gunwook salah satu temanku, kau mengenalinya dari kapan?" jaeun mengangguk paham, sebelum menjawab.

"Dia adikku! aku tak menyangka kau temanya gunwook," ucap jaeun.

"Aku sudah lama berteman denganya, mungkin dari memasuki SMA."

"begitukah? aku baru tau." Lijong melihat gadis di sampingnya kembali,
Rambut jaeun terkena angin, membuat wajahnya tertutup sedikit rambut, tanpa aba aba lijong menyelipkan rambut jaeun pada telinganya.

"Maaf lancang, aku tidak ingin rambutmu menghalangi wajahmu." sudah pasti jantung jaeun berpacu cepat sekarang, apalagi lijong masih menatapnya dengan tatapan yang tidak bisa di artikan.
































vote manteman!

𝗦𝗢𝗥𝗬𝗬 [sᴜɴɢ ʜᴀɴʙɪɴ]Where stories live. Discover now