"empat 4"

52 15 9
                                    

Lee jaeonghyeon yang kerap di panggil lijong, ia menatap gadis di hadapanya kasian, lijong tak habis pikir dengan gadis cantik di hadapanya, bisa bisanya gadis ini sangat berbeda dengan  apa yang ia kira.

Lijong duduk di bangku belajarnya, tepak berada di sebelah kasur, "kau cantik, tapi tidak dengan sikapmu" ucap lijong mengelus surai jaeun lembut.

Setelah cukup lama memperhatikan wajah gadis itu, lijong bangkit dari duduknya ingin keluar dari kamar.

"di mana aku?" tanya jaeun yang kini sudah tersadar, ia usap matanya.

Lijong yang hendak keluar dari kamar, mengurangkan niatnya, ia kembali berbalik menatap gadis yang kini betada di kasurnya.

Jaeun beranjak dari tidurnya menduduki kasur, matanya menatap lelaki itu samar samar.

"Kau siapa?" tanya jaeun saat penglihatannya sudah pulih.

"HEH KAU SIAPA! DI MANA AKU! DAN RUMAH SIAPA INI." beberapa detik kemudian jaeun tersadar, ia tidak berada di rumahnya melainkan berada di rumah orang asing.

"T-tenang, aku tidak akan melukai dirimu," lijong kembali mendekat pada jaeun yang kini sediki ketakukan.

"Jangan mendekati ku! Atau kau akan tau akibatnya!" ancam jaeun yang kini melindungi tubuhnya dengan bantal.

Lijong kembali duduk tepat pada kursi belajarnya di sebelah kasur, ia dekatkan kursi itu kembali menghadap pada jaeun.

"Agar tidak salah paham biar aku jelas kan," ucap lijong pada jaeun yang kini tengah menatapnya bingung.

"Aku Lee jaeonghyeon teman Hanbin, tadi hanbin menelfon ku untuk menjemput nya dengan dirimu di sekolah, dan hanbin yang membawa mu ke sini, aku hanya melakukan perintahnya," jelas lijong, jaeun menghela nafasnya, ia tidak terlalu takut sekarang.

"Kenapa aku di bawa ke sini?" lijong mengedikkan bahunya sebagai jawaban, engan memberi tahu jaeun.

"Aku akan pulang, sepertinya kakak dan orang tua ku sudah mencariku," ucap jaeun yang kini sudah beranjak dari kasur menuju pintu kamar.

"Sudah jam 11 malam sekarang, kau ingin pulang selarut ini?" tanya lijong yang membuat langkah jaeun terhenti.

Jaeun melihat jam dinding apartemen lijong, dan benar sekarang sudah jam 11 malam! Apa dia pingsan selama itu!,
Bagaimana ini jika ia pulang maka jaeun akan di marahi!.

"Ah sial semua ini ulah hanbin!" jaeun kembali duduk di kasur lijong, masih menggunakan seragam sekolah, hanya saja ada bercak darah di bahunya.

"Sebaiknya kau menginap dulu di sini," ucap lijong berjalan keluar dari kamar, menyisakan jaeun yang kini tengah panik.

Jaeun memikirkan cara bagaimana dirinya tidak di marahi, apakah ia harus pulang selarut ini?

Jaeun berusaha menghubungi teman temanya, tapi tidak ada satupun yang mengangkat, hinga beberapa menit kemudian terlihat nama kontak yang kini tengah menelfon jaeun.

Kak jiwoong is calling~

Jaeun menatap nama seseorang tertara pada layar handphone sebentar, ia harus bagai mana sekarang, sampai akhirnya jaeun menekan tombol hijau lalu meletakan handphone di telinganya.

"H-halo"

"Kau dari mana saja, mengapa belum pulang selarut ini!" di sebrang sana terdengar suara jiwoong tengah khawatir.

"A-aku tadi se-sedang mengerjakan tugas di rumah yunjin, iya mengerjakan tugas," bohong jaeun mengigit jari jarinya takut.

"Syukurlah, besok pagi saja kau pulang ke rumah, jangan sekarang," ucap jiwoong mengelus dadanya.

𝗦𝗢𝗥𝗬𝗬 [sᴜɴɢ ʜᴀɴʙɪɴ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang