6. Rumit

7.9K 880 30
                                    

.

.

.

"Lo mau pergi sama Leon ya?" Nada duduk di mejanya Langit.

"Bebek!!" Cibirnya pas liat Langit yang lagi natap dia.

"Jangan duduk di meja gue! Gue ga minat liat pantat lo!" Langit dorong Nada yang ga ngefek apa-apa.

"hm ... " Nada nyenderin tangan kanannya di atas kepala Langit dan lagi mikir sesuatu.

Langit tambah kesel.

"Berat anjing! Pergi sana!" Langit geser tempat duduk biar ga deket-deket Nada.

"Lo punya pacar ngga?" Langit melotot. Jangan-jangan dia mau di tembak Nada nih.

Oke stay cool, ga usah panik.

"P-punya" Inget kan dia masih ga mau berhubungan sama siapapun.

Nada kaget "LO PUNYA? SIAPA?!" Langit bingung jawabnya, dia kan boong.

"Ya ada ... kenapa? Lo suka ya sama gue?" Nada tipisin bibirnya.

"Leon sih kayaknya"

NJING?

-

"Gamau! Gue sibuk!" Langit duduk di parkiran yang udah sepi. Tangan dia di tarik Leon yang suruh naik ke motornya.

"Dibilang gamau!! gamau! gamau! gamau!"

Leon yang liat Langit ngrengek ketawa pelan.

"Sibuk ngapain?" Leon duduk di hadapan Langit.

"Sibuk tidur?" Bener tuh.

"Atau sibuk makan?" Itu juga ga salah.

"Ya-- Apasih? Ini urusan gue ya! Gue gamau!!" Leon mikir bentar dan dia deketin bibirnya ke arah telinga Langit.

"Gue jajanin"

"Gas!!" Emang tolol.

-

Di kursi penonton, ada Langit yang lagi nyemilin jajannya.

Leon bener-bener jajanin dia sekantong kresek.

Miris banget uang dia habis dalam sekejap karena bocah tengil tadi.

Jajannya ga mahal, tapi si curut ambilnya kebanyakan. Masih inget kan pribahasa dikit-dikit lama-lama jadi bukti--

bukit.

Ya udah sih mau gimana lagi kan udah terlanjur. Dia natap Langit yang nyemil di kursi penonton.

Ketawa kecil pas ga sengaja liat Langit bersin karena bumbu kripik.

"Sorry guys, i'm late-- Penyu!!" Melvin liat Langit yang lagi nyemil di kursi penonton. Dia bergegas kesana.

Biarlah dia dihukum nanti.

"Ngapain?" Ucap Melvin di balik pagar besi bolong-bolong.

"Nonton Leon" Melvin nengok ke arah Leon.

Oh?

Lalu liat jajanan di samping Langit yang banyak "sogokan?" Melvin geleng pelan.

"Jangan banyak-banyak makan Chiki, nanti sakit" Langit ngangguk terus Melvin balik ke kru-nya.

"Lo ada hubungan sama Langit?" Leon nahan Melvin pas mau ganti baju.

"Penyu? Dia--" Melvin nengok kearah Langit yang juga lagi natap dia.

"Pacar gue" Lanjutnya terus ninggalin Leon sendirian.

"what the--" Leon gundah.

Tadi pas disekolah, Nada bilang sama dia kalo Langit udah punya pacar. Tapi si anak ga mau ngasih tau pacarnya siapa.

Dan karena kejadian ini, of course, Leon bakal ngira kalo Melvin itu pacar Langit.

Ga tau aja Yuko gimana, udah bilang camer malah.

"Bukannya kata anak-anak, Melvin pacarnya Rafa?"

"Dan ... Nada bilang Langit deket sama Rafa"

"Shit, banyak banget ya yang naksir Langit"

Belom tau aja si Langit suka Nada.

-

"Pulang sama siapa?" Melvin melangkahkan kakinya di samping Langit.

"Leon" Melvin senyum singkat.

"Kok ga bareng sama gue?" Langit mikir.

Terus geleng kepalanya pelan "Ga mau, lo yang nyetir kayak siput" Cercanya.

"Ya kan waktu itu lo ga pakek helm" Melvin ngusak rambut Langit sekilas.

"Alah! Lo biasanya juga ngebut kok kalo ga pakek helm! Gue aduin tante Bela lo!" Melvin ketawa.

"Dasar tukang ngadu!"

"by the way, Jangan sering makan chiki ya. Gabaik buat lo. Diabetes tau rasa" Langit cuma manyun, emang dasarnya bebek.

"Cuma dikit ya anjing!" Melvin agak kaget soalnya Langit nadanya ngegas.

"Dibilangin ngeyel banget sih lo! Gue aduin tante Miya"

"ck, dasar tukang ngadu" nadanya dibuat seperti Melvin tadi yang mengatainya tukang ngadu.

"Langit" Langit sama Melvin nengok barengan.

"Oh Leon? Ayo pulang! Gue mau mandi" Leon kaget.

Dia liat Melvin yang sedekap dada kearahnya. "Lo--"

"Tiati ya, pegangan" Melvin teken kepalanya Langit pelan terus pergi ke arah motornya.

"Dasar gajah" Cibir Langit.

"How to-- dia ninggalin pacarnya?" Leon natap Melvin yang udah naik ke motornya, pria itu udah nyalain gasnya dan bersiap buat pulang.

"Leon! Ayo! Gue mau mandi!"

"A-ah! iya" Leon segera nyusul Langit yang udah nangkring di atas motornya.

-

"Mau masuk dulu ga? Ga usah ya udah malem, lo pasti capek. Sana balik" Langit terkesan ngusir.

"Gue mau tanya Lang"

"Hm?"

"Lo pacarnya Melvin?" Setelah sepersekian detik, Langit ketawa.

Dia keinget postingan yang itu sialan!!

Leon cuma heran, ngapain nih anak ketawa? Padahal kan dia nanya nya serius.

"Gue? Pacarnya bocah tengik itu? Ga mungkin sama ga mau! Gue udah punya crush! bahkan mukanya ga sebanding sama dia"

Eh ...

Leon akui kalo Melvin tuh ya tipikal cowok ganteng, buktinya banyak orang yang naksir sama dia.

Kalo orang cakep gitu aja dibilang tengik, terus crush Langit se cakep apa anjir?!

"Lo lucu banget si Le, yakali tuh orang suka sama gue! Dia kan pacarnya Rafa" Langit ngangkat bahunya acuh.

Hah? gimana?

Makin pusing Leon tuh sama sisi percintaan Langit. Nambah beban pikiran aja.

"Leon, lo suka ya sama gue?" Leon melotot horor.

Anjing, siapa yang ember?

"Tau darimana?" Langit garuk pelipis nya. Ia mengira kalo itu salah paham. Jadi malu sendiri kan.

"Nada"

"BRENGSEK!!"

.

.

.

Bersumbang

Next Hint: Sakit

Favorite Tritagonis [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang