14. Leon ft. Kereta

5.7K 642 19
                                    

.

.

.

"Lah! Langit?!" Leon nemuin Langit yang ketiduran di gazebo balai kota.

Ini udah terbilang sepi, cuma beberapa orang yang lalu lalang buat ambil sampah yang berserakan.

Dia merhatiin muka Langit yang lagi tidur.

Dia duduk di deket Langit. Pengen liat ciptaan Tuhan yang galak ini.

Dia juga ikutan rebahan dan muka mereka tatap-tatapan.

Gila, Langit kalo kalem manis banget.

Dia terbangun dikejutkan oleh ponsel Langit yang bergetar. Sedangkan yang punya masih molor.

Leon melihat 'Bu dokter' di layar ponsel Langit. Dan Leon langsung paham jika yang di maksud adalah Miyara.

"Halo tan" Ada suara hembusan lega di sana.

"Leon? Penyu-nya ada? Dari tadi tante telfon tapi ga diangkat" Leon liat Langit yang menggeliat kecil tapi bocah itu tak kunjung bangun.

"Ada tan, tapi ketiduran. Mau Leon bangunin?" Miyara seperti tertimpa emosi.

Dirinya yang khawatir setengah mati malah anaknya enak tidur.

"Ga usah, tapi nanti tolong kalo bangun, suruh Langit pulang ya? Tante lembur soalnya" Leon tersenyum.

"Iya tan, siap" Setelah itu telfon terputus.

Leon kembali menatap Langit. Maksud gue Langit tengil.

Dia mencoba bangunin bocah itu.

-

"Gue deket jendela" Langit langsung duduk di kursi penumpang kereta.

Sampingnya juga ada Leon yang kebetulan dibeliin tiket Nada kemarin.

"Keburu ga ya" Langit nyari ponselnya dan taruh di jendela.

"Kenapa?" Leon simpan tasnya dan liat Langit yang sibuk sendiri.

"Mau videoin sunset"

Leon ngangguk terus duduk dan merhatiin Langit yang benerin fokus di ponselnya.

" Lang" Langit noleh.

"Duduk dulu, keretanya mau jalan" Langit ngangguk terus duduk.

Langit merasa puas kamera ponselnya sangat bagus.

Butuh sekitar empat puluh menit untuk sampai ke stasiun tujuan.

Langit yang ga punya ponsel, di menit ke dua puluh kereta ini jalan, langit ketiduran.

Leon yang sadar akan kepala Langit yang menghantam bahunya langsung menengok kearahnya.

Ternyata cowok galak ini ketiduran lagi.

Dirinya yang sedang bermain ponsel langsung saja membidik kamera pada wajah yang terlelap di bahunya.

Lalu mengepost di instagramnya.

Dia yang merasa puas menyimpan kembali ponselnya.

Karena demi apa, setelah dia membuat postingan itu banyak notifikasi yang bermunculan di ponselnya.

Dan entah karena apa, dia hari ini hoki banyak.

Mulai dari kemenangan basket hingga makhluk yang ketiduran di bahunya.

-

Leon saat ini membelah jalan kota dan di belakangnya ada Langit yang masih ngantuk karena ia bangunkan tadi.

Favorite Tritagonis [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang