O5

95 18 4
                                    

Suara decitan kayu terdengar nyaring saat pintu mahoni berwarna cokelat tua itu Jaehyun buka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Suara decitan kayu terdengar nyaring saat pintu mahoni berwarna cokelat tua itu Jaehyun buka. Diletakkannya kunci dengan gantungan berbetuk snowflake itu di kotak yang ada di atas meja samping pintu.

Kaki panjangnya melangkah ke ruang tengah rumah dengan tembok berornamen batu bata berwarna merah marun itu sambil melepas mantel panjangnya. Setelah menyalakan perapian, ia beranjak mendekati rak gantung di dapur. Mengambil sebuah botol berwarna legam dan gelas cekung dengan satu kaki yang cukup ringkih untuk lelaki itu genggam.

Dalam satu gerakan, Jaehyun menuang minuman berwarna hitam itu dan menyesapnya sedikit demi sedikit.

Christmas Eve, good time for wine.

Di bawanya botol besar dan gelas itu ke meja ruang tengah, kemudian tubuh semampai itu menjatuhkan diri di sofa empuk di depan perapian. Satu tangan Jaehyun beralih melepas kancing jas dan rompi yang membalut tubuhnya, menanti rasa nyaman mendatanginya setelah menyisakan kemeja putih dan celana panjangnya.

Jaehyun menyandarkan punggung dan kepalanya ke sandaran sofa, kemudian memejamkan matanya. Begitu senyap. Hanya suara samar dari percikan perapian yang terdengar.

Sulit untuk mencoba tertidur, Jaehyun kembali membuka matanya dan menyesap wine-nya hingga setengah. Ia menoleh ke arah kertas yang menyembul di kantung jasnya dan meraihnya.

Sketsa dirinya yang tengah mengembuskan asap rokok dengan bibir yang dimajukan. Bukan suatu hal yang biasa ia lakukan, tapi rasanya hari ini adalah hari yang tepat untuk melakukannya.

Lelaki itu meletakkan selembar kertas itu di atas meja dan menukarnya dengan gelas untuk mengambil beberapa sesap wine-nya lagi.

"You thought I'm not used to get smoke, right? But I did today. It tasted sweet."

Jaehyun tersenyum tipis sebelum beranjak bangun dan melipat lengan kemejanya hingga siku. Ia melangkah menuju piano di sudut ruangan dan duduk sebelum membuka penutup tuts.

"We used to have a family dinner tonight, but since we didn't make it ...." Ucapan Jaehyun terhenti sejenak. Sepasang maniknya memerhatikan sekeliling ruangan tengah rumahnyaꟷrencananya seperti ituꟷkemudian menundukkan memandangi deretan benda persegi panjang berwarna putih dan hitam di depannya.

"Since we didn't make it, I still ... I still want to play this song. For you," lanjut Jaehyun sembari meletakkan jemarinya di atas tuts piano dan mulai menekannya satu per satu. Memperdengarkan alunan piano di malam natal yang tampak cerah dengan bulan yang membentuk sebuah senyuman di langit.

Don't you tell me that it wasn't meant to be
Call it quits, call it destiny

Jemari piawainya bergerak indah mengalunkan dentingan piano ditemani suara lembut pemiliknya. Poni yang menutupi dahinya sesekali terayun saat Jaehyun menggerakkan kepalanya sambil menyanyikan lagu Easily milik Bruno Major itu.

A PERFECT MISTLETOE [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang