O6

83 20 0
                                    

"Rise and shine, Darling! Today is christmas daaaaay

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Rise and shine, Darling! Today is christmas daaaaay."

Sebuah seruan memekikkan telinga langsung terdengar begitu Yeri menempelkan ponselnya ke telinga. Matanya saja belum terbuka sepenuhnya, tapi suara Ayah dan Ibu sudah memenuhi kepalanyaꟷpadahal hanya melalui telepon.

Gadis itu mengernyitkan dahinya seraya mengubah posisinya untuk duduk. Perlahan matanya berkedip sambil memandang keluar jendela, terlihat cerah tanpa hujan salju.

"Wake up, Kim Yeri. Dress yourself, celebrate your Christmas!" Suara Ibunya kembali terdengar, disusul dengan Ayahnya, "Selamat Natal, Kesayangan Appa. Jangan lama-lama di sana. Appa tunggu di rumah untuk pergi memancing lagi, ya."

Yeri berdeham kemudian meletakkan ponselnya di nakas dan mengaktifkan loudspeaker.

"Iya-iya. Appa dan Eomma benar-benar, ya. Kenapa harus sepagi ini, sih?" protesnya sembari menggulung rambutnya dan mengikat asal, kemudian meraih susu kotak dari meja di bawah televisi yang terpatri di dinding.

"Appa sengaja menghitung waktu pagi hari Vancouver sebelum menelpon. Agar anak perempuan Appa bangun pagi di hari ini," jawab Ayahnya membuat Yeri mengembuskan napas kasar di tengah menyedot susu dengan sedotan.

"Di sana padahal tengah malam, 'kan? Orang tua itu tidak boleh tidur malam-malam," sahut Yeri.

"Kata siapa? Eomma dan Appa juga punya acara sendiri, jangan sembarang. Ah- ngomong-ngomong jangan lupa berdandan, Sayang. Anak Eomma harus terlihat cantik ya di hari ini. Agar bisa pulang membawa menantu. Bukan orang Korea juga tidak masalah."

Yeri memutar matanya malas dan kembali duduk di sisi ranjang.

"Kalau sebut itu terus akan aku matikan ya teleponnya!" ancam Yeri. Ia sangat jengah saat Ibunya itu meributkan menantu, menantu, dan menantu.

Memangnya tujuan hidup hanya untuk menikah?

Tujuan hidup itu harusnya punya banyak uang hingga bisa membeli isi seluruh Mall di Seoul contohnya.

"Baiklah-baiklah. Jangan lupa kirimkan fotomu hari ini, ya! Harus cantik!"

"Anak Appa selalu cantik. Jadi jangan lupa makan dan lakukan yang kamu inginkan, ya. Oh iya, sudah bertemu Mark?"

Yeri spontan mengangguk saat mendengar pertanyaan Ayahnya. "Hm, semalam. Kami pergi makan malam lalu lanjut minum di hotelku."

Suara tawa Ayahnya sontak terdengar, membuat Yeri bingung. "Siapa yang kalah?"

"Hahaha, astaga. Tentu saja Mark!" Yeri tertawa lepas begitu sadar maksud tawa Ayahnya itu.

"Hahahaha, bagus! Memang anak Appa tidak semudah itu dikalahkan rasa mabuk."

"Anak Eomma juga, bukan anak Appa saja."

"Ya ya. Yasudah aku harus mandi. Aku tutup. Bye!" Yeri buru-buru menghentikan percakapannya di telepon saat Ayah dan Ibunya sudah mulai berebut dan berdebat konyol.

A PERFECT MISTLETOE [✔]Where stories live. Discover now