07. Famous suddenly

83 12 1
                                    


***

Jemari lentik Laluna bergerak lincah di atas keyboard. Sedari tadi gadis itu sibuk mempromosikan MV mereka yang baru saja diunggah. Berbagai platfrom gadis itu jelajahi. Seperti menfess twitter sekolah, tiktok, bahkan Laluna meminta osis untuk memajang MV mereka di instagram sekolah. Ambisi Laluna membuat kedua kawan karibnya terheran-heran. Kaleesha dan Aster terus bergunjing sedari tadi, memikirkan alasan mengapa Laluna bisa se-ambisius ini.

"Padahal mah, nggak viral juga gakpapa. Toh, kita cuman iseng." Kaleesha berbicara tepat di telinga Aster. Dengan suara sekecil mungkin, agar Laluna tidak mendengarnya. Namun, sepertinya indra pendengaran Laluna sangat tajam. Sekarang Laluna menatap Kaleesha dengan penuh intimidasi. Yang ditatap hanya bisa cengengesan.

"Pokoknya kerja keras kita harus berbuah manis! Lagu kita harus viral! " ujar Laluna dengan sangat berapi-api.

Aster hanya bisa menyimak. Dia sebenarnya sependapat dengan Kaleesha. Nggak viral juga gakpapa. Namun Aster enggan menyerukan pendapatnya. Ia ngeri disemprot dengan omongan pedas milik Laluna.

"Apalagi sebentar lagi ada event sekolah. Gue berharap banget bisa tampil di event itu," ujaran Laluna membuat atensi Kaleesha dan Aster teralihkan.

"Event apa, Lun?" Aster mendekat ke arah Laluna, begitu juga dengan Kaleesha. Mereka sepertinya tertarik dengan ucapan Laluna barusan.

Laluna tersenyum, ia mengambil tasnya di atas nakas. Gadis itu merogoh tasnya, lalu mengeluarkan secarik brosur yang sudah lusuh. "Nih," kata gadis itu, seraya memberikan brosurnya kepada Aster.

Aster menelisik brosur itu dalam-dalam. Kaleesha di sampingnya juga ikut penasaran. Setelahnya, Aster tersenyum manis, "music event?".

"Iya. Osis pengen ngundang Nadin Amizah, Hivi, sama Reality Club. Gue sempet bilang ke osis, kalau kita bertiga bikin project lagu. Terus gue tanya, boleh nggak kita ikutan tampil? Kata osis boleh, tapi lagunya harus viral dulu." Laluna menghembuskan napasnya dengan berat. Masalahnya, melejitkan suatu karya butuh usaha ekstra. Apalagi mereka bukan artis ternama, bukan juga dari agensi besar. Mereka cuman pelajar yang coba berkarya. Menggunakan sistem indie, sehingga sangat susah untuk membuat nama mereka naik.

"Ih, kenapa nggak bilang dari tadi! Gue kan selebgram. Followers gue aja tujuh puluh ribu lebih. Gue aja yang promosi!" sekarang malah Kaleesha yang berapi-api.

Laluna terdiam sejenak. Benar juga. Kaleesha itu lumayan famous di sosial media. Saat pertama kali Kaleesha mengunggah foto selfie, followersnya langsung melejit naik. Banyak yang beranggapan Kaleesha ini mirip Karina Aespa. Padahal mah, Laluna juga mirip Winter Aespa (menurut Laluna).

"Yaudah gih, mohon bantuannya ya selebgram," kata Laluna dengan sedikit malas.

Kaleesha langsung mengambil ponselnya, lalu mengunggah teaser MV mereka ke instagram. Gadis itu menerbitkan senyum cantik. Ia sangat optimis, 'If i lost my serendipity' akan banyak yang suka.

"Gue balik duluan ya, Lun, nyokap gue nyuruh beli garem." Aster yang sedari tadi diam langsung beranjak. Moto hidup dia cuman satu, "emak nomor satu, yang lain mah nomor lotre,"

Tidak ada tanggapan, Aster mendelik malas. Ia merasa tidak lagi dianggap. Pemuda itu dengan dramatis keluar dari kamar Laluna. Kedua gadis yang masih di kamar itu langsung mengernyit heran.

"Lebay amat, lagi PMS kali ya?" pertanyaan Kaleesha konyol sekali.

"Iya, hari pertama kali, makanya sensitif," anehnya, Laluna malah menanggapi dengan lebih konyol.

If i lost my serendipity [JANGKKU]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang