SANI

43 39 1
                                    

Waktu itu,awalnya kupikir foto mu dengan wanita disampingmu adalah sapupumu bahkan sangking tulusnya cintaku padamu aku tak percaya saat sahabatku bilang bahwa itu adalah pacar barumu.
Hampir berjalan 5 hari,rasanya badan ku lemas mati rasa aku menemukan fakta bahwa ternyata memang foto yang dulu dikirim sahabat ku adalah pacarmu.Aku melihat kau memposting wanita itu,dia cantik sangat,tak heran jika kau lebih memilih dia dibanding aku yang hampir menginjak 3 tahun lamanya mengejarmu.

Aku menangis sejadi-jadinya,dirumah tak ada orang jadi aku bisa mengeluarkan semua rasa sakit ku,pikirku aku tak akan  seperti ini jika dulu kau tak mampir untuk memberi ku harapan.Antara sakit hati dan patah hati aku lebih ke Insecure saat itu,pacarmu bukan main cantiknya,aku sampai tak berhenti memujinya "MasyaAllah." sungguh San,kau benar-benar tak salah dalam hal memilih wanita.
Mataku sampai bengkak saat itu,aku bahkan muntah hampir 3 kali.Aku hanya berpikir bahwa selama hampir 3 tahun aku menghabiskan waktu hanya untuk membuatmu terkesan padaku tapi ternyata itu tak mempan sama sekali.
Tepat jam 3 sore ibu dan ayahku pulang,aku membukakan pintu untuk mereka dengan keadaan yang sangat berantakan.

"Kamu kenapa?kok matanya bengkak begitu?"
Tanya Ibuku saat itu,dapat ku dengar dari nada bicara ia nampak khwatir karna ini adalah yang pertama kalinya.

"Habis nangis."

"Nangis kenapa lagi?"
Tanya Ayahku

"Nonton film tadi,sedih banget."
Aku berbohong,tak mungkin bukan aku menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi,memang ibu dan ayahku sudah lama mengetahui bahwa aku menyukai mu tapi untuk saat ini mereka tak boleh tahu bahwa aku sedang patah hati karna mu.

"Boong,gak mungkin sampe segitunya kamu liat itu mata kamu bengkak mungkin kebanyakan main HP."
Seperti orang tua pada umumnya,jika anaknya sakit pasti pikir mereka karna Hp.

"Kepalaku juga sakit,jadi nangis nya karna itu juga gak tahan soalnya."
Setelah mengucapkan hal itu aku langsung masuk kembali ke dalam kamar.
Aku membungkus badanku dengan selimut tebal milik ku,air mataku masih turun rintik-rintik disana rasanya begitu susah untuk menghentikannya keluar.

Selesai ayahku mandi ia langsung masuk ke dalam kamarku,ia mengecek suhu badanku yang ternyata sudah sangat panas.

"Demam."
Tuturnya,tak ada balasan dariku aku hanya diam memejamkan mata.

"Kamu udah makan?"
Aku mengeleng pelan.

"Makan yah?Ayah buatin makanan kesukaan mu."
Demi Tuhan,aku benar-benar tak nafsu makan saat itu dengan gelengan pelan aku menjawab pertanyaan ayah lagi.

"Harus makan,baru nanti minum obat." Setelah mengucapkan hal itu beliau langsung beranjak dari sana ia masuk ke dapur lalu mulai memasak dibantu dengan ibuku.

Menurut ku,Ayah adalah cinta yang tak akan pernah menghianati ku,Ayah adalah cinta yang tak akan pernah meninggalkan ku.Seharusnya aku sadar bahwa tak ada cinta yang lebih sempurna dari pada cinta yang diberikan oleh ayahku.

Tak perlu menunggu lama ayahku kembali masuk ke dalam kamar,wajahku masih tertutup dengan bantal aku tak mau beliau melihat ku terus meneteskan air mata.Ia membawah bubur ayam,dan beberapa gorengan sungguh makanan yang ia bawah adalah kesukaan ku semua tapi demi Tuhan saat itu aku benar-benar tak ingin makan apa pun.

"Makan baru nanti minum obat tungguin ibu mu lagi keluar beli obatnya kalau Ayah mah gak tahu." Jelasnya padaku.

"Ntar aja makannya,pusing banget soalnya lemes."

"Makanya itu harus makan,biar ga lemes nanti kan kalau udah makan minum obat pasti langsung mendingan."

"Ntar aja Yah."
Tolak ku lagi.

"Yaudah,tapi harus makan yah?ayah diluar kalau butuh sesuatu panggil aja." Setelah mengucapkan kalimat itu Ayahku langsung keluar tak lupa dia menutup pintu karna beliau tahu aku paling tidak suka ketika ada yang masuk kamar ku lalu keluar tanpa menutup pintuku dahulu.

Aku sampai tak bisa menghitung beberapa kali Ayah dan Ibu bergantian masuk ke kamar ku untuk melihat kondisiku,mereka berdua dengan hati-hati duduk disampingku mengecek suhu badan ku dan sesekali ia memberikan kecupan di kening.
Ingin sekali saat itu aku meminta maaf kepada mereka,hanya karna perkara cinta aku sampai seperti ini hanya karna pria yang memberi ku harapan aku sampai mengkhawatirkan kedua orang tuaku.

4 Tahun Untuk SaniTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang