SANI

40 39 2
                                    


Masa perkuliahan ku tidak begitu lancar,namun disisi lain ada sahabat ku yang selalu menemaniku.Di dalam kelas aku hanya menyimak dan diam,enggan untuk mengangkat tangan ku untuk menjawab atau sekedar bertanya,intinya hanya diam.

Isi pikiranku hanya ada dua hal,lukman dan keluarga ku.Apakah Lukman benar-benar ingin meninggalkan ku dan wanita itu bukan kebohongan atas diriku,Apakah aku bisa mengapai impianku dan impian keluarga ku untuk menjadi polwan ketika tubuhku tak ada perubahan sama sekali.

San,kau tahu tidak?saat itu aku mati-matian menahan rasa sakitku,maag ku saat itu tambah parah ditambah dengan asam lambung yang muncul ikut menyakiti diriku,aku bahkan kadang sesak nafas saat itu, entah kenapa Tuhan begitu senang untuk menguji ku padahal ia tahu aku adalah harapan pertama untuk keluarga ku.Aku setiap hari harus mengkonsumsi obat-obatan hanya untuk menahan rasa sakit yang aku terima setiap harinya,aku bahkan jarang masuk kuliah saat itu hanya karna penyakit sialan ini.

Aku setiap malam menangis sejadi-jadinya,memikirkan kedepannya.Ayah ku sudah tua,seharusnya di usia yang seperti ini ayah duduk diam dirumah bareng ibu dan aku yang menafkahi mereka,nah ini malah menambah beban mereka yang tak henti-henti karna penyakit ku.Ayah dan Ibu selalu bolak balik dari kampung ke kota hanya untuk menengok ku karna mereka hapal kalau aku bukanlah tipe orang yang sakit akan mengabari,aku lebih suka untuk menjalankannya sendiri.

"Gak usah diet nak,liat sekarang malah sakit-sakitan."
"Kamu belajar yang rajin aja biar bisa jadi hakim,jadi pengacara,gak harus polwan kok buat bisa bikin ayah bangga."Mendengar ucapan Ayahku,aku mati matian menahan tangisku,rasanya bendungan itu sudah hampir pecah saat itu juga.

Seharusnya aku bisa jadi wanita yang kuat,ini malah jadi wanita yang pengecut,cemen seperti ini.

Setiap hari makan ku selalu di kontrol,aku makan sehari 3 kali.Badanku adalah tipe yang susah turun tapi gampang banget naiknya,selama itu juga berat badanku kembali naik menjadi 80kg,ada rasa sedih tapi memang benar rutinitas itu membuat diriku jauh lebih baik lagi.Disisi lain aku bahagia karna penyakit ku sudah jarang kambuh tapi disisi lainnya aku sudah pasti tidak akan bisa menjadi polwan dengan tubuh yang kembali membesar.

"Nanti kalau udah lulus,aku bisa gak yah bales jasa ayah sama ibu?"

4 Tahun Untuk SaniTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang