SANI

41 40 0
                                    


Kau tahu San?tepat pada tanggal 02 Oktober aku kumat maag ku kumat lagi,kali ini benar-benar sangat bahkan aku sama sekali tidak bisa bernafas.Semua teman satu kost ku datang untuk menemaniku dapat aku lihat di raut wajah mereka sangat khwatir,di sisi lain mereka tak tahu akan berbuat apa disisi lain juga aku melarang mereka untuk memberitahu orang tua ku.

Dada ku benar-benar sesak San,bahkan aku pikir saat itu akan mati toh seru juga jika kau tiba-tiba mendengar kabar ku yang sudah tidak ada.Tanpa sepengetahuan ku ternyta teman-temanku memanggik tanteku yang dekat dengan kost,wanita itu datang dengan raut mengasihani padahal aku benci hak itu.Tanteku menahan tangisnya,ia juga merasa satu itu tak tahu harus berbuat apa,dengan perasaan penuh khwatir tanteku menelpon orang tuaku.

Demi Tuhan San,aku benar-benar kehilangan separuh dari nafasku bak oksigen saat itu t'lah habis untuk ku hirup.

Tepat jam 10.30 Ayah dan Ibu sampai,tanpa basah basi beliau masuk dengan keadaan yang semakin memburuk.Aku yang melihat raut Ayah dan Ibu menangis,lagi dan lagi membuat mereka khwatir karna aku seorang pengecut.

"Istighfar sayang,harus bisa lawan toh kamu kuat kan." Pinta Ibuku,wajahnya ikutan pucat melihat ku.

Tidak Bu,aku tidak kuat seperti ibu.

Mual,sesak nafas,perut sakit menjadi satu pada saat itu.Dengan pelan ayahku membantuku untuk bediri agar bisa dibawah ke rumah sakit,pria itu memegang erat tangan ku membantu diriku untuk melangkah menuju mobil yang ia parkir.

"Gak mau ke rumah sakit,dirumah aja." Pintaku dengan suara yang sangat menyedihkan.

Tak mau menambah bebanku Ibu dan Ayah mengikuti ucapanku,hampir 1 jam lebih di perjalanan dan akhirnya kami pun sampai.

Ayahku menelpon temannya untuk bisa memeriksa ku,namun tak ada satupun dari mereka yang menjawab melihat waktu yang sudah masuk jam 1 malam ayahku menyerah.

Mereka berdua tak tidur semaleman mana bisa ia berdua melelapkan matanya sedangkan anaknya masih merasakan rasa sakit.

Malam begitu cepat berlalu,tepat jam 5 subuh ayahku menelpon kenalannya untuk memeriksa ku.Orang itu datang jam 7 pagi,ia membawah berbagai alat pemeriksa saat itu.

"Masih mual?" Tanyanya

Aku hanya mengangguk pelan.

Wanita itu mengecek darahku dan untungnya normal,ia bilang bahwa akan memberi ku cairan agar mual ku bisa berhenti dan untuk pertama kalinya di hidupku aku di infus tepat ditangan kiri.

Setelah mendapatkan cairan itu benar saja aku merasa sedikit baikan,tak ada lagi mual yang kurasakan sepanjang masa dengan cepat aku pun terlelap.

Semua temanku yang mendapatkan kabar itu pun datang kerumah membawah berbagai macam makanan untuk ku santap dan bodohnya aku malah menantikan dirimu lagi.

4 Tahun Untuk SaniTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang