Chapter 1: Pengkhianatan

1.1K 65 2
                                    

Gadis bertubuh mungil dengan rambut yang sudah berantakan itu membuka matanya, hal pertama yang ia lihat adalah 3 orang lelaki berpakaian serba hitam dengan wajah yang menyeramkan. 

Ia di dudukkan di sebuah kursi dengan kaki dan tangan yang terikat, mulutnya dibekap dengan kain. Salah satu lelaki berbadan gempal menghampirinya kemudian membuka bekapan di mulutnya.

"SIAPAPUN TOLONG!!!" Segera gadis itu berteriak mencari bantuan, ia bersuara sekuat tenaga tetapi tak ada satu orang pun yang datang. Tiga orang penculik yang ada disana tertawa bersamaan melihat ekspresi ketakutannya.

"Karina Bellanova secara resmi mendapati gelar sebagai desainer terkenal abad ini," Ucap penculik yang tengah memegang koran dan membaca salah satu judul berita di sana.

"Ternyata kau cantik juga," lanjutnya setelah memperhatikan wajah gadis yang diketahui bernama Karina.

"APAKAH TIDAK ADA ORANG DI LUAR?!" Karina tidak mempedulikan perkataan itu dan hanya fokus berteriak meminta bantuan.

"Tidak perlu membuang tenaga, karena tidak akan ada yang membantumu, gudang ini adalah gudang terbengkalai di tempat terpencil," Peringat lelaki yang terlihat seperti pemimpin diantara yang lain, ia kemudian menyesap rokoknya.

"Apa yang kalian inginkan dariku?!"

"Tidak banyak, cukup serahkan semua pola desain yang telah kau kerjakan selama ini," Balas lelaki itu lagi.

Karina berteriak dalam hati. Bisa-bisanya ia mengalami hal ini ketika baru sukses dan menggapai mimpinya. Sampai kapan hidupnya akan terus dipenuhi cobaan? Bukan hanya keluarganya yang menentangnya, kini takdir pun ikut bermain-main dengannya. Bisakah dirinya hidup tenang sehari saja? Karina hanya ingin menikmati hasil jerih payahnya.

Seakan tak memberi waktu berpikir barang sekejap saja, seseorang yang Karina kenal datang dari arah pintu gudang, wajahnya menampakkan senyuman yang tidak pernah Karina lihat sebelumnya.

Kirana -adik kembar Karina- berjalan mendekatinya sambil bersenandung, rambutnya yang dikuncir kuda sengaja ia goyangkan ke kanan dan kiri menandakan kebahagiaan.

Karina yang melihat itu pun ikut tersenyum, ia beranggapan bahwa adik kembarnya datang untuk menyelamatkannya dan segera meminta tolong tanpa memperhatikan fakta bahwa para lelaki yang menculik Karina tidak merasa terancam dan malah terlihat senang seperti anak anjing yang dihampiri oleh majikannya.

"Kirana! Akhirnya kamu datang, kakak tahu kamu pasti khawatir kan sama kakak. Tapi di sini bahaya Ki, kamu sebaiknya lari dari sini!" Ujar Karina dengan nada khawatir.

Di depannya, Kirana tergelak sambil memegangi perutnya. "Sumpah kak, wajahmu lucu sekali. Aku baru pertama kali melihat ekspresi kakak sekhawatir itu." Kakinya melangkah menghampiri Karina yang terikat, Kirana mendekatkan mulutnya dengan telinga sang kakak.

"Jangan memasang wajah seperti itu, aku tidak ingin melihat wajah yang mirip denganku memandangku seakan aku adalah makhluk paling lemah dan paling mengkhawatirkan di dunia ini." Kirana berbisik dengan menekankan tiap katanya.

"Kirana?" Seolah tak bisa menerima keadaan, Karina hanya mampu memanggil adiknya dengan perasaan yang penuh dengan pertanyaan, otaknya bekerja dua kali lebih cepat memikirkan apa yang sedang terjadi saat ini.

"Kakak tahu? Selama ini aku sudah sangat muak dengan kekhawatiran kakak yang berlebihan. Aku juga ingin bebas, aku ingin melakukan banyak hal seperti kakak! Tapi orang-orang selalu mengatakan bahwa jika salah satu dari kita bahagia, maka memang sepantasnya yang satunya lagi menderita. Dan akulah orang yang menderita! Semua ini karena kakak!!!" Kirana berteriak histeris sambil menghentakkan kakinya.

Emine IlonaWhere stories live. Discover now