Chapter 15: Kunjungan ke Istana Kaisar

239 29 3
                                    

Sesuai rencana, Emine ditemani dengan Caspian pergi ke Istana untuk mengantarkan gaun Yang Mulia Kaisar.

Kedua orang itu di jemput oleh kereta kuda berwarna putih dengan aksen emas dan memiliki lambang singa hitam milik Ordo Kesatria Antas –kesatria pelindung Kaisar Anastasia– sebagai tanda bahwa kereta kuda itu dikirim langsung oleh Yang Mulia Kaisar Anastasia.

Kedua manusia itu kini menjadi pusat perhatian karena dijemput langsung oleh kereta kuda kiriman Kaisar, dan yang paling membuat Emine tertekan ialah Kaisar tidak hanya mengirimkan satu kereta kuda saja melainkan tiga kereta kuda beserta belasan kesatria Antas.

Walau begitu kini perasaan tertekannya berganti menjadi kagum ketika Emine melihat suasana di kota yang merupakan jantung dari Kekaisaran Tetha ini sangat indah dan makmur. Tak jarang mereka melihat para bangsawan yang sedang berbelanja atau tea time di toko-toko yang mereka lewati.

Saat ini mereka telah sampai di depan gerbang istana yang dijaga sangat ketat oleh Ordo Kesatria Deor –Kesatria yang di pimpin langsung oleh Grand Duke Marvin– yang sudah ditugaskan menjaga keamanan seluruh istana Kaisar sejak Kaisar Anastasia naik tahta.

Untuk sampai ke bangunan utama mereka harus melewati satu-satunya jembatan di atas sungai dan taman bunga yang kira-kira luasnya sekitar 5 hektar hingga memakan waktu 20-30 menit menggunakan kereta kuda.

Sesampainya di Istana Utama, Emine dan Caspian disambut oleh Madam Cale beserta 5 dayang lainnya yang mengekor di belakang Madam.

"Selamat datang di Kastil milik Yang Mulia Kaisar Anastasia, Earl Wycliff dan desainer Emine. Kami sudah melaporkan kedatangan anda sekalian, tetapi saat ini Kaisar tengah rapat sehingga anda berdua diminta untuk menunggu terlebih dahulu. Mari saya antarkan," jelas Madam Cale kemudian memandu para tamu ke ruang tunggu.

Selama perjalanan ke ruang tunggu Madam Cale sedikit menjelaskan, "Bangunan utama di kastil ini merupakan tempat dimana Kaisar Anastasia tinggal sehingga anda berdua tidak boleh sembarangan berjalan kesana kemari, di depan sana anda akan melihat Bangunan Timur yang biasanya dipakai untuk perjamuan kekaisaran dan bangunan barat di belakang merupakan tempat para kesatria tinggal. Mohon di ingat dengan jelas."

Madam Cale tiba-tiba berhenti berjalan kemudian berbalik, dengan senyumnya ia berkata, "Sudah sampai, silahkan masuk ke ruang tunggu terlebih dahulu kemudian kami akan mengabarkan jika Kaisar telah selesai rapat. Saya akan meminta beberapa kesatria dan dayang untuk berjaga di luar, jadi bila ada sesuatu silahkan katakan kepada mereka."

Tanpa basa-basi beliau pergi meninggalkan Emine dan Caspian bersama dayang yang lain. Seperti yang dikatakan Madam Cale beberapa kesatria dan dua dayang yang tadi membuntutinya kini berdiri di depan pintu mempersilahkan mereka masuk.

Saat masuk ke dalam ruang tunggu Emine kembali dibuat terkejut karena ruangan tersebut tidak terlihat seperti ruang tunggu melainkan ruangan bersantai dengan sofa empuk dan jendela yang menampakkan pemandangan taman utama.

Tak hanya itu, bahkan di meja sudah di sediakan camilan berbagai jenis roti, kue, sup, bahkan teh yang biasanya hanya di minum oleh para bangsawan karena harganya yang mahal.

Gadis itu sampai lupa mengatupkan mulut saking terkejutnya. Apa yang dirinya lihat saat ini benar-benar tak jauh berbeda dengan novel fantasi yang selama ini ia baca.

Emine melemparkan tubuhnya ke atas sofa yang empuk, tangannya dengan perlahan mengusap kain yang melapisi sofa berwarna coklat itu.

"Sutra, bukankah itu yang paling mahal?!" ujarnya dengan mata berbinar.

"Ya, bahkan di ibukota ini harganya bisa tiga kali lipat hingga lima kali lipat dari harga di Bellatrix," balas Caspian dengan santai sambil menyeruput teh yang baru saja ia tuang.

Emine IlonaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang