Chapter 13: Wille sang penyihir

273 33 6
                                    

"Kemampuan sang penyihir ternyata memang sangatlah hebat, bahkan aku belum mengatakannya," ujar Theodor dengan nada meremehkan. Bibirnya yang menyeringai membuat Wille sedikit kesal.

"Sebelum aku menjawab pertanyaanmu, berapa banyak koin emas yang akan kau tawarkan? Karena informasi ini sangat sulit didapat." Wille membalasnya dengan senyuman lebar yang terlihat mencurigakan.

"Aku akan membayar dengan harga 50 koin emas jika kau bisa memastikan apakah aku akan bertemu dengan anak itu." Theodor melemparkan kantung koin emas yang dibawanya ke atas meja.

"Kau datang ke sini hanya meminta kepastian?" Wanita itu terlihat bingung.

"Awalnya tidak, setelah mendengar kau mengatakan bahwa informasi itu sulit di dapatkan jelas aku percaya, tetapi reaksimu di akhir mengatakan walau informasi ini sulit didapat sepertinya di masa depan aku akan segera bertemu dengannya sehingga aku hanya perlu memastikan hal tersebut." Jelas Theodor yang membuat Wille seketika melongo.

"Sepertinya kau sudah cocok menjadi salah satu dari kami."

"Maaf aku tidak tertarik menjadi penyihir, penjelasan tadi pun hanyalah tebakan yang didasari oleh gerak-gerik mu saja."

Wille terkekeh kemudian berkata. "Keturunan bangsawan terdahulu memang lebih menyeramkan dibandingkan para penyihir."

"Tidak perlu banyak bicara dan katakan saja informasi yang kuinginkan." Theodor mendesak Wille, ia tidak punya waktu berbasa-basi di tempat ini karena masih banyak hal yang perlu dilakukan.

Wanita itu seketika menghentikan tawanya. "Kau sangat tidak sabaran. Ya, kau memang akan segera bertemu dengannya di kota ini." Theodor hanya mengangguk, berbalik, dan bersiap meninggalkan ruangan, tetapi kemudian Wille menambahkan.

"Aku merasa tidak enak menerima koin emas sebanyak ini sebagai imbalan dari sedikit informasi, oleh karenanya aku akan memberikanmu ramalan tambahan tentang masa depanmu."

Langkah kakinya berhenti, ia penasaran omong kosong apa lagi yang akan dikatakan wanita itu.

"Jika kau akhirnya bertemu dengan orang yang kau cintai, jangan pernah mendekatinya atau dia akan menderita." Tidak ada lagi nada jenaka dalam ucapannya melainkan suara yang terdengar tegas seperti peringatan.

Sejak kecil hingga dewasa, orang tua Theodor selalu mengajarkannya tentang rasionalitas, bahkan keluarga Grand Duke Marvin sendiri tidak memiliki kepercayaan terhadap agama apapun, mereka memiliki pemikiran untuk hanya mempercayai apa yang terlihat oleh mata.

Tak heran jika ia menganggap perkataan Wille hanyalah omong kosong belaka, kemudian pergi melewati portal. Theodor tidak akan pernah menganggap serius ramalan para penyihir sebelum hal itu terbukti nyata di depan matanya.

Setelah mendapatkan apa yang diinginkan, Theodor dan Carl kembali ke penginapan mereka.

Di penginapan Theodor mendapat kiriman surat dari butik Valrit yang memintanya untuk datang besok. Tanpa ia sadari, orang yang akan ditemuinya besok adalah anak yang ia cari.

Keesokan harinya, seperti yang tertulis di surat, Theodor mendatangi butik Valrit.

Caspian mempersilahkan Theodor beserta Carl untuk duduk di ruangannya, tak lupa ia juga memanggil Emine dan mempersilahkan gadis yang saat ini berpenampilan lelaki itu untuk duduk juga.

"Pertama-tama saya ingin mengucapkan terima kasih kepada Grand Duke karena telah menerima permintaan kami untuk bertemu. Sebenarnya yang ingin bertemu dengan anda adalah desainer saya yang bernama Emine ini, dia juga yang akan mendesain gaun untuk kaisar." Jelas Caspian dengan penuh hormat kepada Theodor.

Emine IlonaWhere stories live. Discover now