Chapter Six.

15 11 1
                                    

Tim memutuskan agar kami menunggu di rumah Volvo sampai acara penyetoran selesai. Kami tidak ingin mengambil resiko untuk bertarung dengan para tentara kerajaan yang jumlah nya jauh lebih banyak.
Kami duduk melingkar sambil mendengarkan Volvo bercerita.
Volvo bilang bahwa istri nya menjadi salah satu yang di bawa paksa oleh tentara ke Buitenzorg untuk di jadikan budak saat Vilvi masih berusia 6 tahun.

"Berapa usia mu sekarang,Vilvi?" Tanya Runa.

"Aku 26 tahun."

Ternyata benar dugaanku, dia memang seumuran dengan Runa. Vilvi kini tidak merasa takut kepada kami karena berkali-kali di yakinkan oleh Ayah nya. Namun yang masih menjadi ke khawatiran nya adalah jika ada kurcaci lain yang mengetahui keberadaan kami, tentu saja mereka akan segera melaporkan nya kepada tentara kerajaan.

"Jadi, sudah duapuluh tahun Ibu mu di bawa dengan paksa oleh para tentara itu?" Ujar Runa.

Vilvi mengangguk.

"Akupun mengalami hal yang sama. Namun bedanya, orangtuaku di tembak mati di hadapanku karena mereka menolak di bawa paksa. " Ujar Runa.

Runa menceritakan tentang kisah hidup nya kepada kami untuk pertama kali nya. Sejak pergi dari Waerebo, dia memang tidak banyak menceritakan hal-hal yang berkaitan dengan diri nya maupun dengan Tim. Tim hanya pernah bilang bahwa orangtua nya di bunuh oleh Jendral Doug. Aku dan Arion ikut pergi bersama mereka tanpa tahu banyak tentang latar belakang mereka.

"Ibuku di bawa paksa. Saat itu Ibu sudah masuk ke dalam truk. Namun Ayah mencoba menyelamatkan nya, dan saat mereka berhasil keluar dari truk itu, para tentara menembak mati Ayah dan Ibu ku. Dan ya, aku menyaksikan semua itu dengan mataku sendiri."

"Setelah kejadian itu, aku di urus oleh keluarga Tim. Namun lagi-lagi kejadian yang sama menimpa Ayah dan Ibu Tim. Saat kami berusia tujuh belas tahun, orangtua Tim di bunuh oleh Doug." Ujar Runa . Aku bisa merasakan kesedihan yang sudah lama dia rasakan akibat kehilangan kedua orangtua nya, begitu juga dengan Tim.

"Dalam beberapa tahun,kami berusaha untuk mengasah kekuatan fisik dan kemampuan bawaan kami sebagai silver blood. Kami berniat untuk menemukan ras blue blood dan menggulingkan Master de Cleon." Ujar Tim.

"Dan in--" ucapan Tim tertahan ketika seseorang membuka pintu rumah Volvo secara tiba-tiba. Dia mematung ketika melihat ku dan yang lainnya.

"Vilvi? Mereka--"

Belum sempat melanjutkan ucapannya, kurcaci itu langsung berlari pergi meninggalkan kami yang menatap nya.

"Brueno ! Tunggu!" Teriak Vilvi lalu pergi mengejar kurcaci yang dia panggil Brueno tersebut.

Tidak lama kemudian suara sirine yang sama persis seperti sirine balai pertemuan di Waerebo terdengar sangat keras. Itu menandakan acara penyetoran sudah akan di mulai. Volvo beranjak dari tempat duduk nya lalu berjalan menuju pintu keluar.

"Tunggulah di sini. Semua akan baik-baik saja." Ujar nya lalu menutup pintu dan pergi.

Volvo adalah peternak sapi. Dia memiliki dua sapi betina dan satu sapi jantan. Dari dua sapi betina itu, Volvo bisa menghasillan 7 derigen susu yang berukuran 3 liter. Dan hari ini 5 diantara nya akan dia setorkan.

Saat ini kami benar-benar terjebak. Brueno sudah pasti akan melaporkan kami kepada tentara kerajaan menyadari bagaimana reaksinya tadi saat melihat kami. Namun bukan itu yang menjadi masalah terbesar. Jika memang kami di laporkan, sudah pasti Volvo dan Vilvi akan di bunuh oleh para tentara karena di anggap menyembunyikan penyusup.

Dan benar saja, tidak lama setelah Volvo pergi meninggalkan kami, terdengar suara keributan di luar rumah. Mereka sepertinya sudah mengepung rumah ini.

MUTINEERS Where stories live. Discover now