III : Kamu yang melakukan semua ini kan, Ruby ?

590 75 23
                                    

Irene menghela nafas pasrah, hujatan bertambah parah karena masalahnya dengan stylist itu. Banyak yang memberikan kalimat benci untuk Irene, dan agensi hanya diam tanpa sedikit pun menggugat orang yang menghujat tersebut.

Member yang lain pun tidak bisa melakukan apa-apa, mereka tidak memiliki kekuatan untuk memberontak ataupun melawan agensi, mereka hanyalah boneka yang agensi manfaatkan untuk mendapatkan uang yang banyak. Sekarang mereka tahu kenapa beberapa senior memilih pergi dari agensi ini.

" Sudahlah, tidak perlu memberiku semangat lagi. " Irene lebih dulu memotong, dia tahu adik-adiknya ingin menyemangatinya dan melupakan masalah ini.

Tring.

Ponsel Irene berdering, panggilan dari ayahnya. Irene menarik nafas dalam-dalam dan mengeluarkannya perlahan, dia pamit pergi ke kamar untuk menjawab panggilan ayahnya. Sesampainya di kamar, Irene masuk ke dalam kamar mandi, supaya membernya tidak mendengar obrolan mereka.

" Anak sialan! " Kalimat pertama dan sering dia dengar, Irene hanya tersenyum dengan sangat terpaksa. Kapan sih dia mendapat dukungan dari keluarganya sendiri ?

" Bagaimana mungkin kau bisa mendapat hujatan seperti ini, hah ? Kalau karirmu meredup bagaimana kau membelikan rumah untuk adikmu ? Kakak macam apa kau! " Inilah keluarga Irene yang sebenarnya, selain kasar , orang-tuanya hanya menganggap Irene sebagai sumber pemasukkan mereka. Mereka tidak peduli bagaimana lelahnya Irene mendapatkan uang itu, mereka juga gatau kalimat apa saja yang Irene terima dari banyak orang. Yang mereka butuhkan hanyalah uang dan uang.

" Kenapa harus aku yang membelikannya rumah, Appa ? Adikku itu laki-laki, dia memiliki tangan dan kaki untuk bekerja. Kenapa harus aku yang menghidupinya ? " Irene menangis, dia sudah terlalu lelah dengan semua masalahnya.

" Diam! Dia adikmu! Dia-lah yang akan membawa nama BAE, kau hanya perempuan yang akan dibawa laki-laki. Kau ingin keluarga Bae dipermalukan orang lain, hah ? Ingatlah Irene, kecantikanmu itu turun padamu karena kau memiliki gen super dari kami. Kau berhutang pada kami, kenapa kamu tidak mau membayarnya ? "

Hiks

Irene semakin menangis, kalau saja dirinya jelek, apakah dia masih di anggap anak oleh mereka ?

" Aku tidak mau tahu, kau harus menyelesaikan masalah ini. Kau tidak boleh keluar dari agensi itu, dan kau harus tetap memberikan kami uang dan membelikan adikmu rumah. "

Ayah Irene mematikan panggilan. Irene semakin menangis dan meremas kuat wastafel kamar mandi. Dia ingin bunuh diri namun —

" Hiks— Ruby. "

Jennie masih sibuk mengurus perusahaan ayahnya, Jerricho Kim, entah setan apa yang merasuki ayahnya itu dan memaksa dirinya untuk mengurus perusahaan. Katanya Jennie akan mewarisi perusahaan ini di masa yang akan datang.

" Kau memang anakku. " Dia baru mengajarkan beberapa hal, dan Jennie memahami semuanya.

" Pah, punya koneksi dengan salon Lee ? "

Jerricho menoleh dan menatap Jennie bingung, " Kenapa ? Kau ingin membelinya ? " Tanyanya.

" Aniyo, aku ingin menyelidiki sesuatu. "

" Apa itu ? "

" Nanti aku kasih tahu, oke ? Jawab saja, papah punya koneksi gak ? "

Jerricho menatap sebal ke arah Jennie, terus memberikan kartu nama pemilik salon itu di kotak kartu nama yang sengaja dia simpan.

Jennie membacanya dan tersenyum, " Thankyou. " Katanya, mencium pipi ayahnya dan pergi.

Jerricho tersenyum , dia tahu kemana langkah anaknya pergi, " Dia lupa karna kepeduliannya itu malah membuat orang bertambah suka padanya. " Belakangan ini ada berita yang cukup heboh, bahkan Ellena saja pernah membahasnya karena gadis Bae itu pernah mengunjungi rumah sakit saat Jennie di rawat. Tentu saja Jerricho mencari tahu sekilas, dan ternyata gadis itu dijebak. Mungkin Jerricho bisa membantu gadis itu untuk menyelesaikan kasusnya, namun Jerricho tidak ingin mengusik perusahaan lain.





[ I'M ] POSSIBLEWo Geschichten leben. Entdecke jetzt