52. Selesai

450 50 0
                                    

"nan, gue tau lo marah gue ngerti" Mahen menepuk pundak Keenan pelan.

"lo ga ngerti bang, lo ga pernah ngerasain hal yang sama kaya gue" Keenan menoleh menatap Mahen.

Semua orang disana kemudian diam, bingung harus bicara apalagi pada Keenan yang keras kepala.

TING! TING!

notif pesan terdengar dari ponsel Keenan, ia melirik pada ponselnya diatas meja yang menyala dan disana ada pesan dari Anala.

Nala🏡🤍
Ayo ketemu, ada yang mau aku bicarain
(sharelock)

Keenan kemudian bangkit mengambil jaket dan kunci motornya kemudian berjalan pergi.

"Mau kemana lo?" Tanya Shaka, tetapi Keenan tak menjawab dan hanya diam sembari menyalakan motornya meninggalkan markas.

Hari sudah malam, Anala pergi diam diam tanpa diketahui orang orang rumah ia kini tengah duduk dikursi taman yang terlihat sepi, ia berada disebuah taman yang lumayan jauh dari rumahnya.. angin berhembus, hingga menyelusup pada kulit Anala membuat gadis itu kedinginan karna ia hanya menggunakan sebuah kaos putih berlengan pendek dan dibalut dengan cardigan hitam, ia memakai celana jogger hitam panjang.

Saat Anala sedang menggosok kedua tangannya agar tidak kedinginan, sebuah jaket tiba tiba terlampir pada pundaknya dari belakang membuat gadis itu menoleh.

"Keenan?" Anala sedikit terkejut, ia kira Keenan tidak akan datang karna ia sudah menunggu lebih dari 1 jam disana.

"To the point, aku gaada waktu" ujar Keenan datar, kemudian duduk disamping Anala sedikit menjauh, sebenarnya ia sedikit terkejut melihat wajah Anala yang sembab dan mata yang bengkak akibat menangis.

Anala tersenyum tipis mendengar ucapan Keenan.

"Keenan, ayo putus" Anala menoleh menatap Keenan sembari tersenyum dan memejamkan matanya.

Mata Keenan membulat sempurna, hati nya seperti ditusuk ribuan panah.

"Bukannya aku udah ngga cinta sama kamu, tapi aku rasa aku perlu memperbaiki diri aku sendiri terlebih dahulu, aku ngerasa semua masalah hubungan kita itu berasal dari aku" Anala tidak berhenti tersenyum, tak sadar orang dihadapannya sakit mendengar ucapannya.

"Maaf ya Keenan, aku salah karna masih simpen foto polaroid bareng Jeffrey, maaf karna aku masih naruh sedikit perasaan sama Jeffrey, maaf Keenan.." perlahan air mata gadis itu turun, tetapi masih setia tersenyum pada laki laki dihadapannya.

"Aku salah.. maaf Keen—" ucapan Anala terpotong karna Keenan meletakkan jari telunjuk nya pada bibir Anala.

"Stop.. cukup nal jangan ngomong lagi.." Keenan langsung memeluk gadis itu dalam pelukan dengan sangat erat.

"Masalah emang ada solusinya tapi masalah kita ngga harus diselesaikan dengan putus.. kalau kamu mau memperbaiki diri kamu ga harus putus juga nal" Keenan tak bisa lagi membendung air matanya, ia mengeluarkannya lewat pelukannya pada Anala.

Anala mengusap punggung Keenan kemudian perlahan melepaskan pelukan tersebut dan kembali menatap Keenan, ia mengusap air matanya sendiri kemudian menangkup pipi Keenan.

"Maaf Keenan, aku merasa ini cara satu satunya buat kita saling memperbaiki diri kita sendiri tolong mengerti ya.." Anala tersenyum lembut kemudian perlahan melepaskan tangkupan pada pipi Keenan, dan bangkit.

"Dengan ini, hubungan kita selesai tapi ini bukan akhir" Anala berbalik menatap Keenan.

"Kalau suatu hari nanti perasaan kita masih sama kaya sekarang, ayo kita mulai dari awal dengan versi terbaik diri kita" Anala berjalan mendekat pada Keenan kemudian mencium bibir Keenan sekilas kemudian berjalan pergi setelah mengembalikan jaket laki laki itu.

Red Flag Boy's - Jenrina x Jaeminjeong [END]Where stories live. Discover now