"Selain gue gak suka fisika, gue juga gak suka sama orang yang pemaksa!"
- Lisa Arashelena -
Setelah pulang dari MPLS, Calvin sekarang sedang rebahan di ranjang king size miliknya. "Mau ngapain anjir? Gabut banget hidup gue." guman Calvin. "Ohh, gue mau liat followers nya rival gue ah." ucap Calvin beranjak dari kasurnya untuk mengambil ponsel miliknya yang berada diatas meja belajar.
"ll_lisa." ejanya, seraya mengetikkan di kolom pencarian di Instagram. Laki-laki itu mengklik akun milik Arash yang sudah terverifikasi.
"Gila! Udah dua juta aja followers nya," kagum Calvin. "Dia baru post foto?" gumannya sambil mengklik postingan baru Arash.
"Sengaja keknya komentarnya dinonaktifkan, biasanya juga enggak." ucapnya bermonolog sendiri. "Sok-sok an banget caption nya still with you, still with you sama siapa? Padahal jomblo!" ucap Calvin menjulidi Arash.
Tiba-tiba ada yang menelpon dirinya. Ternyata si Taki.
"Woy?!"
"Apaan?"
"Lo udah liat postingan si Arash?"
"Udah, kenapa?"
"Gila sih, Arash cantik banget, anjir!"
"Gue kira apa."
"Gimana ya, kalau gue ajak jalan si Arash?"
"Gak gimana-gimana."
"Tau ah, gak guna banget gue nelpon lo!"
"Gak ada yang nyuruh lo nelpon gue!"
"Fine! Bye!"
Taki memutus sambungan telepon nya.
"Apaan coba, buang-buang waktu!" dumel Calvin.
"Heh?! Apa-apaan ini? Si Arash ninggalin komentar di Instagram nya Taki? Gak biasanya? Jangan-jangan mereka ada something?" ucapnya tersenyum licik. "Gue tunggu makan gratis nya." lanjutnya berguman dengan senyum merekah dibibirnya.
YOU ARE READING
The Way I Want It To Be
Teen FictionMencari jati diri atau sedang mencari cinta sejati? Ini tentang perjalanan seorang gadis bernama Lisa Arashelena yang sibuk mempertimbangkan pilihannya. Apakah dia harus memilih sesuai keinginannya atau sesuai pengalamannya? "Gue harus bagaimana?"...