CHAPTER 4 | Cerita Lama

27 4 0
                                    

"Percuma kalau cinta hanya berasal dari salah satu pihak"

- Jihan Marresa -

"Lo kenapa Zic?" tanya Irene pada Zico.

Zico langsung mendongak. "Gue gak papa." jawab Zico lemas tak ada tenaga.

"Kayak cewek anjir jawaban lo!" ucap Taki tertawa.

Arash memperhatikan Zico yang sedari tadi hanya diam saja. Lalu, gadis itu berkata, "Lo bukan sedih karena keduluan si ketupel kan?" tebak Arash pada Zico.

Perkataan Arash membuat Zico mendongak, menatap Arash. "Gue sedih karena keduluan si ketupel." ucap Zico. "Taulah, kecewa gue sama si Jihan!" kesal Zico. "Damn it, gue pengen ngumpati lo, Jihan!" emosi Zico sangat menggebu-gebu, katanya berasa dikhianati.

Arash tertawa. "Ya lo nya aja gak ada respon, mau lo kecewa, itukan juga salah lo sendiri." balas Arash membuat hati Zico terasa tertusuk seribu jarum. Berasa di akupuntur.

"Kalau udah behubungan dengan yang namanya cinta, lo jangan lupain otak lo juga dipake! Jangan pake hati aja!" cibir Calvin pada Zico.

"Udah tahu hati itu toxic, masih aja." Arash menimpali.

"Toxic?"

Arash menoleh dan menghembuskan nafasnya kasar. "Lo pinter biologi kan?" tanya gadis itu pada Taki. "Kalau lo pinter, lo tau apa maksud gue." lanjutnya.

"Umpati aja si Jihan! Dia juga gak ngomong sama kita, kalau dia suka sama si ketupel itu!" tambah si Irene yang juga ikut greget karena tidak bercerita dengan mereka.

Gabriell menatap aneh pacarnya, Irene. "Wahh, merajuk seperti nya, kesayangan aku." goda Gabriell pada Irene, laki-laki itu malah mengacak-acak rambut Irene yang diurai.

Daniel tertawa mendengar kalimat yang keluar dari mulut Irene. Pasalnya yang akan diumpati notabennya adalah sahabat dekatnya sendiri. Apa gak geleng-geleng dengernya?

Daniel menunjuk Irene. "Contoh kegiatan yang akan mempersulit masuk surga!" Mereka sontak tertawa mendengar itu.

Taki berdecak. "Beuhh jahatnya kalian sama sahabat sendiri! Masa mau diumpati?!"

Calvin setuju dengan perkataan Taki. "Agak lain emang persahabatan mereka."

Taki tertawa. "Mungkin itu yang dirasakan si Shea, makanya dia pindah keluar negri, persahabatan terlalu toxic!"

Tapi itu prinsip mereka, mereka tidak akan cerita jika tidak ditanya, ya gak salah sih si Jihan.

Arash yang mendengar perkataan Taki langsung menatap sengit laki-laki itu. "Lo lihat kan yang gue bawa, Tak?"

Taki yang melihat buku fisika tebal itu langsung bergidik ngeri. "Ini kalau gue gebuk dikepala lo, pasti suaranya kayak orang mukul bedug!"

Mereka lantas tertawa melihat wajah Taki yang sudah pucat pasi.

"Lo pada posting foto semua geh, nanti caption nya gue yang nentuin!" perintah Calvin tersenyum licik, seperti ada yang dia rencanakan.

"Mau ngapain lo?" tanya Arash. "Lo ada kan followers kakak kelas?" tanya Calvin. "Ada." jawab Arash menganggukan kepalanya.

"Mau sindir si Jihan lewat postingan Instagram." ucap Daniel yang tau arah pikiran Calvin.

"Boleh juga tuh." setuju Marchella sangat girang.

"Post foto terbaik kalian." kata Calvin menyuruh teman-temannya. "Jangan lupa komentar nya dimatiin." tambah Calvin.

" tambah Calvin

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
The Way I Want It To BeWhere stories live. Discover now