CHAPTER 9 | The Problem

13 1 0
                                    

Hari ini di SMA Xavier sedang mengadakan acara bazaar, tetapi bazaar itu baru dibuka di malam hari. Memang pada dasarnya SMA Xavier sering mengadakan acara di malam hari.

"Nik?" panggil Kelvin pada Niko yang sibuk membantu menyiapkan acara untuk nanti malam.

Niko menoleh. "Kenape?" tanya laki-laki itu.

"Lo nanti pulang gak?" tanya Kelvin.

"Ya pulang lah, baju gue dirumah." jawab Niki. "Emang kenapa?"

Kelvin berdecih. "Seharusnya lo tadi bawa baju lo, lagi pun bunda lo udah berangkat lagi ke Korea kan?"

Niki tampak berpikir dan laki-laki itu menyetujui perkataan Kelvin.

Flashback on

"Bunda, dirumah cuman dua hari, besok udah berangkat lagi ke Korea, dijaga adiknya!" kata Rihanna, menekan kata "dijaga adiknya".

Niko tersenyum.

"Jangan kayak kemaren, adiknya ditinggal di mall! Bunda tau Arash juga udah besar! Tapi, kalau kamu udah ngajak dia keluar dijaga, bukan ditinggalin!" beritahu Rihanna, wanita itu bukan memarahi anaknya, tetapi memberi nasihat.

"Iya, bunda. Niki minta maaf." ucapnya menyesal.

"Jangan diulangi lagi!"

Flashback off

"Lagi pengen aja pulang kerumah," ucapnya, lalu memegang bahu Kelvin. "Tenang aja, gue gak telat kok." lanjutnya meyakinkan Kelvin.

"Gue tunggu dirumah nanti, ngumpulnya dirumah gue. Sekarang pulang, biar gak telat." ujar Kelvin yang diangguki Niki.

Niki bergegas mengambil tasnya dan segera pulang kerumah.

Laki-laki itu menenteng tasnya dan melambaikan tangan kepada mereka sahabatnya. "Gue duluan!" serunya dan langsung berlari menuju parkiran.

Niki segera menstarter motornya menuju rumah. Laki-laki itu sangat bersemangat untuk pulang kerumah. Tak membutuhkan waktu yang lama, Niki sampai didepan rumahnya dan segera memasukan motornya ke garasi.

"WOY, ARASH?!" panggil laki-laki itu pada adiknya.

"APASEH ANJENG?! LO TUH DIRUMAH BUKAN DISAWAH!" balas Arash dengan teriak pula.

Niki segera naik menuju kamar Arash. "Gue mau ke sekolah lagi nanti abis magrib, mungkin pulang malam."

Arash mendongakan kepalanya dan menatap Niki. "Ada acara sekolah lo?" tanya gadis itu yang masih setia tiduran diatas ranjang miliknya seraya memainkan ponsel miliknya.

"Adalah," jawabnya sedikit sombong.

Arash memutar bola matanya malas. "Biasa aja kali tuh mulut!" balasnya.

"Jangan lupa nanti pintunya dikunci dan jangan lupa kuncinya dilepas." kata laki-laki itu.

Arash mengangguk. "Yaudah sana buruan siap-siap, ini loh udah pukul 17.46."

"Okehh." ujar laki-laki itu dan langsung ngacir keluar dari kamar Arash menuju kamarnya.

"Woy bang?!" panggil Arash, tapi tak didengar Niki.

"Si anjir!" ujarnya, lalu keluar dari kamarnya menuju kamar Niki.

Gadis itu membuka kamar Niki yang tidak dikunci oleh pemilik nya. Membuat Niki yang sudah bertelanjang dada terkejut mencari penutup untuk dadanya.

"Eh lo ngapain langsung masuk, gila!" ujar Niki yang langsung menutup dadanya dengan handur yang masih menyampir di bahunya.

Gadis itu menelan ludahnya melihat betapa sempurna nya dada bidang milik Abangnya itu. Baru kali ini Arash melihat Niki bertelanjang dada.

The Way I Want It To BeWhere stories live. Discover now