CHAPTER 12 | FALL IN LOVE 1

18 1 0
                                    

Halo semuaa? Apa kabarr??

Jangan lupa vote and comment cerita aku yaa

----------

Sudah beberapa hari sejak acara ulang tahun Devan, tapi Arash masih tak bisa dihubungi oleh para sahabat-sahabatnya.

"Sudah seminggu loh Arash gak masuk sekolah." Jihan sudah lama tak melihat kehadiran gadis itu.

Marchella menghela nafas kasar. "Niki juga gak bisa dihubungi, kemaren gue ke Rumahnya juga gak ada orang." cerocos gadis itu.

"Tuh anak apa lagi di luar negri?" ujar Irene bingung juga.

Marchella melemas. "Kira-kira Arash kemana ya?" gadis itu bertanya-tanya kemana perginya sahabat terbaiknya itu.

"Tapi diabsen dia tulisannya sakit. Kira-kira siapa yang ngasih info kalau Arash itu sakit?" curiga Irene. "Gue mau tanya sekretaris dulu." Irene pergi menghampiri Lifa sang sekretaris.

"Lifa?" panggil Irene.

"Apa, Ren?" sahut Lifa.

Irene menarik nafasnya dalam-dalam sebelum pada akhirnya gadis itu bertanya. "Lo dapat info darimana kalau si Arash sakit?"

"Dari bu Fella." jawab Lifa. Bu Fella adalah wali kelas sepuluh IPA 1.

"Bu Fella?" ulang Irene. "Dia ada ngasih kayak surat keterangan sakit gitu gak, bu Fella?" tanya Irene lagi. Gadis itu belum mendapatkan apa yang dia cari.

"Enggak ada sih, tapi bu Fella dikasih. Waktu itu gue pernah liat anak cowok dari SMA Xavier dateng nemuin bu Fella." dari jawaban Lifa kali ini, Irene menemukan sesuatu yang sedang dia cari.

"Okay Lif, makasih ya infonya." Lifa mengangguk dan Irene kembali ketempat duduknya.

Irene meggebrak mejanya. "Gaiss, gue dapet info dari si Lifa, katanya waktu itu bu Fella didatengi cowok dari SMA Xavier, menurut gue sih itu si Niki. Tapi ngapain yah? Kalau kata si Lifa sih ngasih surat keterangan sakit. Tapi juga gak pasti sih kata Lifa gitu." cerocos Irene menjelaskan tentang informasi yang dia dapat dari sekretarisnya.

"Jadi Arash nih beneran sakit apa gimana? Nanti ada apa-apa sama dia?" khawatir Marchella tak tenang.

"Keluarganya gak bisa dihubungi?" tanya Jihan. Gadis itu belum terlalu dekat dengan keluarga Arash. Pasalnya setiap akan berkumpul ditempat Arash gadis itu selalu tak bisa karena ada acara lain.

"Gak bisa. Gue juga udah hubungi bunda Rihanna, tapi juga gak bisa." jawab Marchella. "Gue mau kekelas Calvin bentar." pamit gadis itu yang sudah ngacir keluar dari kelas

Didepan kelas, gadis itu berhenti melangkah melihat Calvin yang juga sudah berada didepan kelas sepuluh IPA 1 bersama sahabatnya.

"Mau kemana, Chell?" tanya Daniel.

"Nyari Calvin."

"Kenapa?" tanya Calvin yang tepat berada didepan gadis itu. "Gue lihat papan absen kelas lo, kenapa nama Arash nih gak pernah dihapus? Lupa apa gimana?" tanya Calvin penasaran.

"Dia gak masuk udah seminggu. Lo gak pernah apa ngechat dia?" Marchella bertanya dengan nada sedikit kesal.

"Gak masuk? Seminggu?" tanya Taki bingung. "Sakit?" tambah laki-laki itu.

Marchella mengedikkan bahunya tak tahu. "Lo nyari gue tadi mau ngapain?" tanya Calvin.

"Gue nyari lo mau nanyain Arash juga." ujar gadis itu.

Calvin menghela nafas kasar. "Ngapain lo nanyain Arash ke gue? Lo kira gue apanya dia?" cerocos laki-laki itu.

"Kali aja lo kan tau, Vin."

The Way I Want It To BeWhere stories live. Discover now