4. Panggilan

29.7K 2.5K 80
                                    



Taeyong baru saja menukar pakaian keduanya, Mark dan Jeno mereka letakkan dikasur Jaehyun. Sedari Taeyong mengganti pakaian keduanya dan tidak lupa di elap-elap sedikit, keduanya sama-sekali tidak bangun ataupun terganggu.

Taeyong awalnya ketakutan ketika tidak ada respon oleh bocah didepannya, ia berulang kali mengecek apakah masih bernafas atau tidak. Dan untungnya nafas hangat keduanya masih terasa di jemari Taeyong.

Jaehyun ia suruh untuk membelikan obat penurun panas untuk anak-anak dan ke minimarket membeli beberapa cemilan. Badan keduanya sama-sama hangat. Namun kaki mereka dingin membuat Taeyong semakin iba melihatnya.

"Haduh Jaehyun lama banget sih. Beli gitu doang bisa sejam." Kata Taeyong mengomel pelan. Ia melirik ke ponsel Jaehyun yang tertinggal di meja.

Ceklek...

"Yong? Nih pesanan lo." Jaehyun masuk kedalam kamarnya sendiri dengan menenteng banyak kantong plastik.

Malah belanja bulanan!

"Lama banget sih! Beli apa aja?" Cecar Taeyong langsung. Ia mendelik tajam ketika Jaehyun cengengesan sambil menunjukkan barang bawaannya.

"Sekalian kebutuhan dua bocah gue beli."

"Alesan. Sini mana obatnya, udah pada menggigil dua-duanya. Kita bawa kerumah sakit aja kali ya, Jae?" Taeyong menatap Mark dan Jeno bergantian lalu meminta saran dari Jaehyun.

"Kan belum dikasih obat, Yong. Kalau gak mempan obatnya baru kita bawa. Ini dikasih dulu obatnya, tadi udah makan kok mereka berdua di restorant." Kata Jaehyun mencoba menenangkan Taeyong yang memang kelihatan sekali khawatirnya.

"Hey! Bangun yuk." Kata Taeyong mencoba membangunkan salah-satunya.

"Ini namanya Mark, dia Abangnya. Kalau yang lu bilang gembrot namanya Jeno, adiknya." Kata Jaehyun yang dibalas anggukan oleh Taeyong.

"Mark, bangun yuk. Minum obat dulu." Taeyong mengelus pelan kepala Mark untuk membangunkan anak itu.

Mark hanya menggeleng pelan, "Abang gak suka minum obat." Katanya dengan pelan, matanya masih tertutup rapat rasanya Mark enggan untuk membuka mata. Nyaman sekali.

"Tapi kan lagi sakit, biar cepet sembuh minum dulu yah. Aku bantuin." Kata Taeyong kembali membujuk.

Mark yang mendengar suara yang berbeda dari pria yang awal tadi ia temuin pelan-pelan membuka matanya. Langsung disuguhi muka Taeyong yang menatapnya dengan lembut.

Mark terdiam, namun dadanya sesak. Tentu saja Taeyong dan Jaehyun tatap-tatapan, mereka panik ketika Mark menangis.

"Haduh iya-iya gak minum obat, udah bobok aja ya. Gak boleh nangis, nanti kepalanya makin sakit." Bujuk Taeyong langsung dan mencoba menimang Mark yang menangis.

"Yong? Duh gimana, sakit apanya? Tanyain Yong, mana aja yang sakit." Saut Jaehyun panik.

"Apanya yang sakit, bang? Badannya? Atau kepalanya? Kasih tau Kakak." Kata Taeyong disela-sela ia menimang Mark. Namun, Mark tetap saja menangis.

Taeyong kembali menatap Jaehyun panik. "Gak mau nih anaknya, kenapa ya Jae? Coba ambil hape gue Jae di kamar. Gue telfon Doy aja." Perintah Taeyong, Jaehyun langsung bergegas menuruti perintah Taeyong.

Dia tau Doy merupakan salah satu mahasiswa kedokteran, makanya Jaehyun langsung nurut pas Taeyong nyebut nama Doy.

"Cup, cup udah yaa. Bobok lagi aja yuk, nanti sakit kepalanya kalau nangis terus." Taeyong kali ini mencoba berbisik di telinga Mark, sambil memeluk bocah tersebut. Mencoba menenangkan sebisanya.

Choose Family Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang