12. Pindahan

31K 2.6K 147
                                    



"Ini baju-baju kalau udah gak dipake lagi ya di buang Jamal."

Taeyong sedang sibuk kesana-kesini untuk melipat baju Jaehyun yang lumayan cukup banyak. Kardus-kardus coklat sudah terisi penuh baju dan barang Jaehyun. Sesekali mulutnya ikut nimbrung bersuara karena tingkah Jaehyun yang mengelus dada.

Perpindahan kali ini sama sekali tidak melelahkan menurut Jaehyun, tentunya. Ia hanya duduk di sofa memperhatikan setiap pergerakan Taeyong merapikan semuanya. Sesekali ia menanggapi jika Taeyong mengomel seperti barusan.

"Masih sering Papih pakai kok itu, Mih." Jawab Jaehyun yang masih anteng duduk di sofa.

Taeyong langsung berhenti beraktivitas, "Dari tadi alesannya gitu mulu sampai semua kardus penuh ya, Jae. Di pilah-pilah dulu ini mana yang masih dipakai sama udah gak mau. Buru kesini pilihin." Perintah Taeyong.

Dengan wajah yang sedikit memalas Jaehyun berdiri dari tempatnya dan mendekati Taeyong yang berdiri di depan lemari baju. Bukannya menuruti perintah Taeyong, tangan Jaehyun terulur kearah pinggang pria mungil itu dari belakang dengan dagu ia letakkan dipundak kiri Taeyong dan tangannya melingkar erat memeluk Taeyong dari belakang.

"Jangan marah-marah, Mih. Pilihin aja." Kata Jaehyun, Taeyong yang mendapat perlakuan tersebut merinding bukan main. 

"Minggir dulu ah, Jae. Kalau gini makin lama kelarnya." Elak Taeyong.

Perlakuan Jaehyun sukses membuat badannya kaku ditempat. Jujur saja biarpun Jaehyun sering memperlakukannya seperti ini, namun tetap saja Taeyong masih deg-degan dengan perlakuan tersebut.

"Gak mau. Semenjak ada Abang Adek, kita berdua jarang punya waktu bareng, Yong. Biasanya tiap malem kita nonton berdua di kamar gue, kalau sekarang boro-boro yang ada udah di monopoli si gembrot." Kata Jaehyun yang disetujui Taeyong.

Taeyong yang awalnya terdiam kaku tiba-tiba ikut larut dengan perbincangan yang Jaehyun mulai. Ia mulai rileks. Tanpa ragu tubuh Taeyong ikut menyandar ke tubuh Jaehyun dari belakang. Membiarkan tangan dan dagu Jaehyun menempel pada badannya.

"Ganti ah panggilan gembrot, nanti anaknya beneran gak mau makan." Kata Taeyong sambil merapikan baju-baju di depannya.

Jaehyun terkekeh, "Lucu tau, Mih. Kok bisa sih anak segemes Adek sama Abang dibuang." Ucapan Jaehyun membuat Taeyong kembali teringat fakta jika Abang Adek dibuang ke Panti.

"Sebenarnya gue yakin mereka anak gue, Jae. Tapi kalau gue buang Abang Adek ke Panti kayaknya gak mungkin. Mana tega gue buang anak sepintar dan selucu mereka." Kata Taeyong sambil meringis.

"Anak kita itu mah dua-duanya. Udah plek ketiplek mirip, gak perlu test DNA lagi. Masa bentukan Abang Adek dibuang, rugi dong." Kata Jaehyun sambil tertawa.

Mungkin dirinya bisa menghibur Taeyong yang gundah, jauh di lubuk hati Jaehyun pun ikut merasakan ketakutan dan kegundahan yang mendalam seperti Taeyong juga.

Hanya saja Jaehyun tidak ingin melihatkannya pada Taeyong. Alih-alih membuat Taeyong sedih, Jaehyun lebih memilih melihatkan sisi kepala keluarga untuk keluarga dadakan ini.

"Bisa aja. Udah ih lepas ntar gak kelar-kelar beresinnya." Kata Taeyong mencoba melepaskan pelukan Jaehyun.

Bukannya dilepas, Jaehyun semakin menenggelamkan wajahnya di ceruk leher Taeyong. Menghirup aroma khas Taeyong hingga sang pemelik badan hanya bisa menahan geli.

"Ini mah plek ketiplek mirip Adek. Manja banget, Adek kalau liat bisa marah." Kata Taeyong sambil nge-ledek Jaehyun yang masih saja mendusel di lehernya.

"Ternyata punya anak sama lo sebahagia ini ya, Yong."Ujar Jaehyun membuat Taeyong membalasnya dengan tersenyum hangat.

"Jae, tapi kan lo masih pacaran sama Mina."

Choose Family Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang