10. Makasih Abang

32.1K 2.8K 191
                                    


Setelah kehadiran Mark dan Jeno, kebiasaan Jaehyun dan Taeyong setelah makan malam yaitu duduk dikasur menemani dua bocah yang memanggil mereka Papih Mamih bermain.

Kali ini Jaehyun sedang fokus menatap layar laptop, Mark fokus menonton televisi didepan dan Jeno yang sibuk memainkan Ipad milik Jaehyun.

Hanya Taeyong yang sibuk mengelus kepala Mark dengan sayang karena anak itu menempel padanya sambil menonton.

"Masih pusing gak, bang?"

Mark menggeleng, "Gak, Mih." Jawab Mark seadanya.

Jaehyun yang masih fokus dengan kerjanya, "Besok ada kelas, Yong?" Tanya Jaehyun pada Taeyong.

"Ada, gue dari pagi sampe sore full banget."

Jaehyun melirik Abang Adek bergantian, "Gue juga ada kelas tapi siangan." Kata Jaehyun.

Taeyong mengangguk paham, "Abang Adek gimana?" Tanya Taeyong membuat Jaehyun berpikir keras.

"Titipin DayCare aja, Mih." Saut Jeno dengan polos.

Jaehyun maupun Taeyong langsung tersentak. Ucapan polos Jeno membuat hati orang dewasa itu meringis lalu Jaehyun beralih menatap Jeno dengan pandangan sulit untuk di artikan.

"Dek, mungkin dulu kamu pernah diperlakukan kayak begitu. Tapi sekarang ada Papih sama Mamih, dek. Selagi ada kita, Papih Mamih bakal terus jaga Abang sama Adek. Jadi, jangan pernah mikir Abang Adek Papih letakkan disana."

Jeno memperhatikan Papihnya dalam, "Pih, Adek sayang Papih." Ujar Jeno lirih.

Jaehyun rasanya ingin menangis, dengan lihai tangannya mengangkat tubuh sintal Jeno untuk ia peluk. Berkali-kali ia layangkan kecupan di kepala Jeno. Hingga di kecupan terakhir air mata Jaehyun tak kuasa untuk tidak keluar.

"Papih lebih sayang Adek. Tetap disini sama Papih Mamih ya dek." Ungkapan Jaehyun itu terdengar seperti memohon.

"Papih jangan sedih, Abang sama Adek gak kemana-mana kok." Jawab Mark ketika melihat mata Jaehyun yang sudah berkaca-kaca.

Jaehyun melihat Mark yang masih menempel ke Taeyong. Ia tersenyum hangat mendengarnya. Hati Jaehyun bergejolak namun bahagia ketika melihat Mark dan Jeno masih berada disisinya.

"Abang sama Adek gak masalah berdua di sini kok, Mih. Iya kan, Dek?" Tanya Mark minta persetujuan.

Jeno mengangguk, "Iya, Adek sama Abang gapapa nunggu disini sampe Mamih Papih pulang." Kata Jeno dengan polos.

Lagi-lagi Taeyong tersentak, Anak ini benar-benar menyentuh hati Taeyong. Kenapa anak sekecil mereka harus dewasa sebelum waktunya. Taeyong rasanya ingin menjerit histeris, ia tidak terima mengapa anak sekecil mereka berkelahi dengan keadaan. Taeyong benci fakta bahwa Abang Adek di buang ke Panti.

Apakah dia tega membuangnya?

"Apa gue berhenti kuliah aja ya, Jae?" Kata Taeyong tiba-tiba.

Jaehyun langsung menatap Taeyong dalam, dahinya berkerut tanda sangat bingung dengan apa yang ada dibenak pria mungil didepannya.

"Yong, apa-apaan sih. Gak ada." Tolak Jaehyun mentah-mentah.

"Gue gak mau buang waktu gue sama Abang Adek, Jae." Kata Taeyong dengan lirih.

"Gue ngerti. Tapi gak sampai relain kuliah lo, Taeyong." Desis Jaehyun penuh penekanan.

Taeyong kembali melirik ke arah Abang, wajah bocah itu tampak sendu. Dengan tangan yang menggenggam jemari Taeyong dengan sedikit kuat membuat Taeyong semakin yakin dengan pilihannya.

Choose Family Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang