11. Family Time

30.6K 2.6K 166
                                    


"Yong beneran mau cuti?"

"Bener."

"Kenapa si, lo ada masalah? Cerita ke kita Yong, jangan dipendam sendiri."

Taeyong menghela nafas dan menatap lawan bicaranya dengan serius. "Gue gak ada masalah apa-apa, tenang aja." Kata Taeyong seadanya.

"Kalau gak ada masalah kenapa lo cuti segala sih?"

Taeyong hanya mendesah berat menatap Ten, sahabatnya dari SMP dengan pandangan memalas. Haruskah dia mengatakan yang sebanarnya? Jujur saja Taeyong belum siap untuk menjelaskan siapa Mark dan Jeno pada Ten untuk sekarang.

"Pasti ada yang di sembunyikan ya? Kita udah temenan berapa lama sih, Yong. Sampai lo mau cuti gue gak tau." Kata Ten membuat Taeyong menjadi tidak enak.

Bukan Taeyong tidak mau, hanya saja keadaan sekarang sulit untuk Taeyong pahami dan jelaskan. Ia bingung mulai dari mana. Belum lagi respon dari Ten yang nantinya akan membuat Taeyong semakin merasa tidak nyaman.

"Huft, besok bantuin gue pindahan. Gue jelasin disana" final Taeyong membuat Ten semakin kebingungan.

"Pindahan? Oh gitu ya, gue udah gak dianggap temen lagi deh kayaknya." Kata Ten dramatis.

"Mulai, drama. Mau gue jelasin kan? Yaudah sih, dateng aja." Jawab Taeyong.

Ten mengangguk, "Gue yakin, pasti ada sesuatu besar."

Ten benar, sangat besar. Abang Adek hadir membuatnya kembali belajar betapa berharga nya waktu. Taeyong terdiam, baru saja berpisah 2 jam bersama mereka. Taeyong sudah ingin cepat- cepat pulang.

Sangat mempengaruhi kehidupan Taeyong bukan Abang Adek ini?

*

Mark sedang anteng memainkan Ipad Jaehyun dan Jeno duduk disebelahnya dengan bibir yang sudah merengkuh kebawah. Lagi-lagi Ipad Papih mereka menjadi objek yang selalu membuat keduanya berebut.

"Udah dek, Abangnya baru main sebentar. Adek kan udah lama dari tadi mainnya." Jaehyun yang duduk di sofa hanya memandang Jeno dengan sabar.

Ada aja tingkahnya, tadi seusai makan siang. Anak bontotnya itu menangis histeris karena Jaehyun lupa membelikan kentang goreng cepat saji kesukaan Jeno. Alhasil bocah berumur tujuh tahun itu tantrum. Taeyong yang lagi mengurus cuti mau tidak mau kembali ke kostan dengan terburu-buru.

Memang ada-ada saja si gembrot.

"Ish! Adek kan masih belum tamat mainin Pou. Adek lupa belum bersihkan pupupnya." Jawab Jeno dengan rajukan khasnya.

Memble dah tu bibir.

Mark yang melihat adiknya sudah merajuk mulai tidak tahan, ia terdiam beberapa saat. Mencoba berpikir apakah dia mengalah atau tidak.

"Adek emangnya gak bosan dari pagi main Pou terus?" Tanya Mark pada Jeno.

Bocah gembul itu dengan cepat menggeleng, "Pou nya lucu Abang, jadinya Adek gak pernah bosan." Kata Bontot membuat Abangnya mengangguk paham.

"Nih, Abang nonton tv aja." Mark memberikan Ipad tersebut pada Jeno. Mata Jeno membulat bahagia.

Tangannya terulur menerima Ipad Papihnya. "Makasih, Abang. Adek sayang Abang." Kata Jeno dengan semangat.

Mark tersenyum hangat, "Sama-sama, Adek." Jawabnya tulus.

Jaehyun hanya melihat interaksi keduanya dengan pandangan yang sulit diartikan. Mark lagi-lagi memilih untuk mengalah. Bukan Jaehyun tidak menyukai sifat dewasa Mark yang satu itu, hanya saja Jaehyun tidak mau anaknya banyak memendam dan lebih ingin menjadi anak kecil yang sesungguhnya.

Choose Family Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang