Arshaka Jocasta

36.7K 2K 47
                                    

"Ayah janji gak akan ninggalin adek sendirian. Adek kan jagoan kecilnya ayah."

"Bohong ... Ayah bohongin adek.., ayah ninggalin adek sendirian," gumam —Arshaka Jocasta— dengan suara bergetar. Kedua matanya yang memerah itu menatap penuh luka kearah gundukan tanah yang masih baru di hadapannya. Nama Jeffery Narayan terpampang jelas di nisan.

Dia ... Hancur

Sumber kebahagiaannya telah pergi.

Dunianya runtuh, poros dunianya meninggalkan Arshaka sendirian.

Ayahnya meninggalkan dia, padahal baru kemarin ayahnya berjanji tidak akan meninggalkan Arshaka sendirian, tapi ternyata hari ini janji itu telah di langgar.

Dadanya sesak. Dia telah kehilangan satu-satunya orang yang paling berharga dalam hidup nya.

Tubuh Arshaka meluruh, duduk berlutut dan terisak dengan hebat.

Langit dan hujan menjadi saksi bisu atas kehancuran Arshaka malam ini.

"Kenapa Tuhan? Shaka hanya memiliki ayah, mengapa engkau begitu tega mengambil ayah dari dekapan Shaka? Shaka sendirian sekarang." Arshaka mendongakkan kepalanya, menatap gelapnya langit malam dengan lelehan air mata yang membasahi wajah sembabnya. "Lihat ayah, langit pun seakan ikut bersedih ... dan menangisi kepergian ayah."

Berjam-jam Shaka berdiam diri di bawah guyuran hujan. Tidak lagi mempedulikan keadaan tubuhnya yang sudah menggigil, sebab terlalu lama di bawah guyuran air hujan. Arshaka memang menyukai hujan, dan biarkan hujan kali ini melepaskan rasa sesak di dadanya.

Waktu sudah menunjukkan pukul sebelas malam, hujan pun sudah berhenti beberapa menit yang lalu. Dan dia masih betah bersimpuh di dekat makam ayahnya, tanpa ada niatan untuk pergi.

Tubuh Arshaka membeku saat merasakan ada seseorang yang mendekap erat tubuh kecil nya. "Maaf, kami telat."

"Yo ... A-ayah," Shaka tidak mampu lagi melanjutkan kalimatnya, nafasnya tercekat.

"Stt gak papa, everything will be fine, okey ... Kita pulang ya, badan lo udah dingin banget."

Arshaka menggeleng, "Kasian ayah, nanti dia sendirian disini, ayah kan takut sendiri," bibirnya membiru dan suaranya bergetar.

Kacau, keadaan Arshaka benar-benar kacau. Kedua mata memerah dan wajahnya membengkak di beberapa bagian, seragam yang basah dan tercampur dengan tanah. Wajahnya sangat pucat dan tubuh anak itu menggigil dengan hebat.

Mereka yang melihat keadaan Arshaka yang sebelumnya tidak pernah se kacau ini, ikut merasakan sakit.

Menoleh ke samping, dan menatap seluruh teman-teman nya yang hadir. "Makasih udah datang, kalian pulang duluan aja. Gue masih mau di sini."

"Nurut Shak, nanti lo bisa sakit kalo terus pake seragam basah itu, di tambah angin malam gak baik buat tubuh lo." Chandra. Berucap dengan khawatiran tercetak jelas di sorot matanya.

"Maaf." Cowok yang mendekap tubuh ringkih Arshaka, menyuntikkan sesuatu pada lehernya, menyebabkan Arshaka jatuh tidak sadarkan diri di pelukan cowok itu.

"Yo, gak papa kita lakuin ini?"

"Dia bandel, keras kepala. Kalo gue gak lakuin ini, dia gak akan mau pulang."

Cowok itu menggendong Arshaka bridal style, meninggalkan TPU. Di ikuti oleh teman-teman nya yang lain.

"Dek, maafin ayah."

***

Karena ini baru prolog, jd pndek aj dlu (人 •͈ᴗ•͈)

ARSHAKA JOCASTA  Where stories live. Discover now