ch 12

10.6K 960 70
                                    

"NO! Impossible! there's no way Gala can do that!. Jangan ngomongin hal kosong. Itu nggak mungkin Gala! Gala mau bohongin Shaka, sama kayak ayah yang udah bohongin Shaka?! jahat. Gala jahat!"

Kedua tangan si kecil memukul dada Galaxy berkali-kali. Tatapan nya kosong, kedua mata coklat nya bersaput halimun.

Bibirnya bergetar kecil, menahan isakkan yang kapan saja bisa keluar.

Galaxy menahan kedua tangan si kecil yang terus memukuli dadanya. Cowo dengan rambut panjang yang di ikat setengah itu menatap dalam kedua pupil coklat si kecil yang melirik ke sembarang arah.

Arshaka terlihat panik, ketakutan, dan khawatir akan sesuatu.

"Gala bunuh ayah? Kalo gitu, bunuh Shaka juga! Bunuh Shaka sekarang! Bunuh, bunuh Shaka Gala!"

Arshaka memberontak, mencoba melepaskan genggaman Galaxy pada tangannya. Membuat infus nya lagi-lagi terlepas, mungkin juga jarum nya telah patah?

"Hei, hei tenang. Gala cuman bercanda. Mana mungkin Gala bunuh orang yang udah nyelamatin hidup Gala."

Galaxy membawa kepala si kecil agar menyender pada dada bidang nya. Mengelus punggung si kecil agar sedikit lebih tenang. Nafas si kecil masih terdengar memburu.

Kenapa Shaka kelihatan panik banget? Ada yang nggak beres.

"Shaka, selama Gala nggak ada. did something happen?" Galaxy bertanya dengan lembut, usapannya pada punggung si kecil tidak berhenti.

Si kecil berangsur-angsur mulai tenang, nafasnya tidak secepat tadi. Bahunya pun tidak se tegang sebelumnya.

Setelah beberapa saat, Arshaka mulai menjauhkan wajahnya dari dada bidang Galaxy, anak itu menatap Galaxy sendu.

"Banyak. Gala tau ayah ninggalin Shaka. Setiap malam kalo Shaka sendirian, Shaka sering denger suara ayah yang manggil-manggil nama Shaka. Tapi waktu Shaka cari, ayah nggak ada."

Galaxy menahan nafas mendengar penuturan si kecil. "Then?"

"Setiap Shaka bangun tidur, semua badan Shaka sakit banget rasanya. Terus Brian, Zio, Denio sama Chandra .., mereka aneh. Mereka jadi lebih sering cium cium Shaka, terus Shaka juga nggak di bolehin mandi sendiri sama Brian, dia yang sering mandiin Shaka akhir-akhir ini—mnghh Gala?"

Si kecil melenguh menahan sakit saat Galaxy meremas pinggang nya. Apalagi tatapan Galaxy yang berubah dingin membuat si kecil beringsut mundur.

"Hati-hati, Shaka!"

Galaxy berbicara dengan nada sedikit membentak saat si kecil akan terjatuh dari brankar, beruntung dia dengan cepat menahan pinggang nya. Jika tidak, mungkin si kecil sudah terjatuh saat ini.

Arshaka memejamkan matanya takut, bibir bawahnya ia gigit kuat-kuat. Kedua tangannya terkepal erat, meremas dadanya yang terasa sesak.

"Gala .., bentak adek?" Tanya si kecil dengan suara tercekat. Kedua pupil mata coklat nya bergetar.

Melihat tatapan penuh ketakutan dari si kecil yang tertuju pada dirinya, membuat amarah Galaxy lenyap seketika.

Dia tidak menyukai tatapan Arshaka untuknya kali ini. Arshaka hanya boleh menatapnya dengan tatapan polos dan rapuh, senyum indah itu hanya boleh tertuju untuknya. Mereka lancang sekali menyentuh bahkan mengotori pikiran milik-nya.

*Yang dimaksud Galaxy 'mereka' itu, semua anggota geng Vortex, mau itu generasi pertama atau kedua. Karena yang dia tau, semua inti dari anggota nya begitu terobsesi dengan Arshaka, tanpa terkecuali.

Galaxy memejamkan matanya sejenak, menarik nafas dalam-dalam lalu menghembuskannya perlahan. Begitu terus hingga dirinya mulai merasa tenang.

"Shaka tau kalo itu salah? Shaka boleh kayak gitu cuman sama Gala!"

Galaxy beranjak dari atas brankar, dengan si kecil yang terdiam dalam gendongannya. Enggan mengatakan apapun, seolah-olah si kecil bisu.

Galaxy membawa si kecil ke dekat jendela, lalu mendudukkan tubuh si kecil di sana. Refleks Arshaka mengalungkan tangannya pada leher Galaxy. Kedua kakinya pun melingkar sempurna pada pinggang sang dominan.

"GALA! SHAKA TAKUT KETINGGIAN!" Jerit si kecil dengan menyembunyikan wajahnya pada perpotongan leher Galaxy.

*Ruang rawat Arshaka ada di lantai lima.

Seolah tuli, Galaxy mendorong pelan bahu si kecil. Menyuruhnya untuk kembali duduk di jendela. Tentu Arshaka menolak dengan keras. 

"Menurut, atau Gala dorong Shaka dari atas sini sekarang juga. I don't mess around with my words, Shaka." Tekan Galaxy.

Dengan ragu-ragu, si kecil menyembulkan sedikit kepalanya. Melihat ekspresi dingin Galaxy benar-benar membuatnya takut.

Arshaka kembali duduk di jendela, kedua tangannya mencengkram erat baju Galaxy, kakinya terasa lemas seperti jelly. Apalagi saat dirinya menoleh kebawah melihat ketinggian. Kepalanya terasa pusing. Perutnya seperti di aduk.

Satu lengan kekar Galaxy merangkul pinggang ramping si kecil. Menahannya agar tidak terjatuh, dia masih mempunyai akal sehat untuk tidak membunuh cinta pertamanya.

Galaxy mengapit dagu si kecil agar hanya berfokus menatap dirinya. Terlihat wajah Arshaka berubah pucat pasi. Dirinya menatap Galaxy memelas.

"Kiss me, then I will let u go."

"Gala?" Bibir bawah si kecil sudah bergetar, cengkramannya semakin kuat pada baju Galaxy.

"Shaka tau bibir ini cuman punya Gala! Semua yang ada dalam diri Shaka cuman punya Gala! Dari ujung rambut hingga ujung kaki, semua itu milik Gala!" Galaxy mengelus bibir si kecil yang bergetar, ujung bibirnya sedikit mengeluarkan darah saat Arshaka mengigit nya tadi.

"Kiss.me,now!"


ARSHAKA JOCASTA  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang