ch 5

22.3K 1.4K 33
                                    

Arshaka mendengar deru motor bersahut-sahutan yang sangat di kenali olehnya. Tidak lama Brian dkk memasuki rumahnya. Si kecil masih di posisi awal, duduk di kursi dengan kakinya yang menggantung, menidurkan kepalanya di lipatan tangan.

Brian dan Zio menghampiri si kecil di meja makan, sedangkan Chandra, Denio dan temannya yang lain menunggu di ruang tamu.

Brian menatap heran si kecil, "Belum mandi? Baju nya masih sama." Tanya si dominan.

"Kenyang, nggak bisa gerak." Jawab si kecil.

"Nggak bisa gerak, atau males gerak?" Celetuk Zio, membuat si kecil cengengesan tidak jelas.

Brian menggendong si kecil koala, "Ayo mandi dulu. Boba sama Tteokbokkinya bisa di makan nanti aja kalo uda selesai mandi."

Arshaka menguap kecil, menyenderkan kepalanya pada bahu Brian. Entahlah, akhir-akhir ini dia jadi lebih sering mengantuk.

Zio mengekori keduanya dari belakang. Saat melewati ruang tamu, mereka di hentikan oleh seseorang.

"Itu Shaka kenapa di gendong? Manja banget."

Brian menatap datar cowo pendek yang menghalangi jalannya.

"Minggir."

"Nggak, jawab dulu. Itu Shaka kenapa?."

"Bukan urusan lo." Brian berbicara dengan ketus, cowo itu menyenggol cowo pendek yang menghalangi jalannya, hingga terdorong beberapa langkah.

Cowo pendek itu nampak tidak terima, menjegal langkah kaki Brian hingga nyaris membuat Brian dan si kecil yang berada di dalam gendongannya hampir terjatuh.

"ANJING! LO GOBLOK ATAU GIMANA!? Gw lagi gendong Shaka, lo buta? Gimana kalo barusan gw jatuh dia juga bakalan ikut jatuh! Tolol!" Brian berbicara dengan nada tinggi.

"Yan, jangan teriak. Shaka tidur."

Zio menepuk pundak Brian, dan memberitahu jika si kecil tertidur.

"Lo urus ni bocah, biar Shaka sama gw." Lanjut cowo itu.

Brian mengangguk, memberikan tubuh si kecil pada gendongan Zio. Arshaka tertidur sangat pulas, tanpa terganggu sedikitpun oleh keributan yang di perbuat si cowo pendek.

Zio membawa langkahnya menaiki tangga, dengan si kecil yang berada di gendongan nya. Si cowo pendek itu terlihat ingin menyusul mereka, tetapi segera di hentikan oleh Brian.

"Ngapain lo?" Brian menahan lengan si cowo pendek.

"Gw mau liat Shaka, minggir."

Cowo pendek itu berusaha menyingkirkan tubuh bongsor Brian. Sebenarnya nggak pendek-pendek amat sih, tinggi cowo itu se dagu Brian. Sedangkan Arshaka, tingginya hanya sebatas dada dari sang Bing Leader Vortex. Kadang Arshaka minder sendiri melihat teman-temannya tumbuh dengan baik, di antara mereka hanya dirinya lah yang paling kecil.

"Udah lah biarin aja si, Yan. Alqa baru balik dari luar negri, dia pasti udah kangen banget sama Shaka."

Seorang cowo yang sedang memakan kuaci di sofa, tiba-tiba bercelutuk. Dia Harris Rizal Pratama, orang yang mendirikan geng Vortex itu sendiri. Namun saat ini kepemimpinan telah di ganti dan di ambil alih oleh Brian. Generasi kedua. Dan tidak lama lagi, Brian juga akan melepas jabatannya, karena beberapa bulan lagi mereka akan lulus.

Sedangkan cowo pendek yang berdebat dengan Brian tadi bernama Alqasya Ardani Jivandrainti dari geng Vortex juga, tapi sudah keluar karena dia melanjutkan sekolah nya di LA. Namun saat ini Alqa telah kembali ke tanah kelahiran, karena sudah menyelesaikan sekolahnya.

"Tapi gw masih dendam sama dia!" Brian menunjuk Alqa dengan tidak santainya.

Alqa menepis tangan Brian yang menunjuk-nunjuk wajahnya. "Nggak ngurus. Gw ke atas, jangan ganggu quality time gw sama ayang!" Cowo itu buru-buru menaiki tangga menuju kamar si kecil, tidak lupa dia memberikan flaying kiss mengejek Brian.

"Anjing, lo liat bang? Dia ngeselin banget!" Brian menekuk wajahnya, cowo itu ikut duduk di sofa.

Para Atma yang berada di sana, tertawa melihat wajah masam dari Brian.

Sedikit cerita mengapa Brian tidak menyukai Alqa, dan menaruh sedikit dendam pada cowo pendek itu.

Dulu saat Brian berada di bangku kelas satu SMA. Dia sempat berpacaran dengan Alqa, dan mereka memutuskan untuk backstreet. Awalnya hubungan mereka baik-baik saja dan tidak ada yang tahu. Hingga dua bulan berlalu, Kejadian tidak terduga terjadi. Saat keduanya tengah berciuman di markas, Brian yang terbawa nafsu dan tanpa sengaja memegang sesuatu yang besar di antara selangkangannya Alqa. Dia kaget, tentu. Dengan tubuh pendek dan wajah yang sedikit imut itu, dia memiliki sesuatu yang .., wah. Setelah dua hari kejadian itu, Brian memutuskan hubungannya dengan Alqa, dan Alqa pun tanpa pikir panjang meng–iya, kan begitu saja. Hingga saat ini, Brian menaruh sedikit dendam pada Alqa karena sudah membohongi dirinya. Hubungan keduanya pun sudah lama di ketahui oleh Harris, karena tanpa sengaja memergoki keduanya beberapa kali berciuman saat di markas.

"Gitu-gitu dia mantan lo." Harris berbicara dengan menahan tawa.

"Nggak usah di ingetin lagi!"

Brian melempar bantal sofa hingga mengenai wajah Harris, bukannya marah atau membalas perbuatan Brian. Harris malah tertawa ngakak.

ARSHAKA JOCASTA  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang