12. Suka (1)

90 9 0
                                    

"Kak Cindy!"

Shena berteriak di tengah lapangan. Itu pun di saat jam pelajaran sudah berakhir beberapa menit yang lalu. Artinya, banyak siswa dan siswi yang berjalan melewati lapangan menuju gerbang sekolah.

Semua mata tertuju ke arah Shena. Mereka menatap tajam ke arah Shena, yang berlari dengan napas terengah-engah. Mata mereka menyelidik dari bawah ke atas, lalu melirik ke arah Cindy yang berhenti berjalan.

"Kak Cindy!" panggil Shena lagi.

Cindy berhenti berjalan, lalu berbalik ke arah Shena. Dia mengernyitkan kening, sementara para siswi yang menonton, langsung mempersiapkan bibirnya untuk bergosip. Mereka mengamati Shena dengan saksama, sekaligus menebak-nebak apa yang akan Shena katakan selanjutnya.

"Mau apa tuh, si Pick me? Apa dia mau ngehina Cindy lagi?" bisik salah satu siswi.

Dengan napas terengah-engah, Shena menundukkan kepala. Dia mengusap keringat di kening, lalu mengangkat wajahnya ke arah Cindy. Shena tersenyum, kemudian menyatukan kedua tangannya di depan dada. "Maaffin semua kesalahan gue, Kak. Gue minta maaf."

Pengakuan yang dibuat Shena langsung menggemparkan satu sekolah. Para penggosip mulai membicarakan Shena, itu pun di depan Shena dan Cindy secara langsung. Mereka tak peduli, jika Shena mendengar gosipan mereka. Berbeda lagi, dengan Shena yang tampak lega setelah meminta maaf pada Cindy.

Beberapa gosip yang terdengar di telinga Shena, tidak Shena pedulikan. Yang Shena pedulikan hanyalah anggukan kepala dari Cindy, serta jawaban dari permintaan maafnya. Cindy menjawab, "Gak masalah. Udah gue maaffin, kok."

Namun, meskipun permintaan maaf Shena diterima oleh Cindy, para penggosip masih sibuk mencari-cari kesalahan Shena sebagai bahan pembicaraan. "Minta maaf, kok baru sekarang?"

"Ck, dia emang gak tahu diri."

"Kayaknya dia sengaja minta maaf di tengah lapang, biar jadi pusat perhatian di sekolah."

"Dia kan emang suka jadi pusat perhatian."

"Semua mata harus tertuju ke arahnya seorang, gak boleh ke mata yang lain."

"Dasar cewek haus perhatian."

"Emangnya gak bisa minta maaf secara pribadi aja?"

"Dia emang gak tahu malu."

Para penggosip menjadikan Shena bahan gosipan, dan juga tawaan. Namun, alih-alih marah, Shena sekarang sudah bisa mengontrol emosinya. Dia tersenyum, lalu melihat ke arah para penggosip yang sedang menatap tajam ke arahnya.

Shena kembali menyatukan tangannya di depan dada. "Selain Cindy, gue juga mau minta maaf sama setiap orang yang ada di sekolah ini. Mau kalian bilang gue caper, atau pun munafik. Tapi yang pasti, gue bener-bener minta maaf atas semua kesalahan yang gue lakuin."

"Mau kalian terima atau enggak, yang penting gue udah ngakuin kalo gue nyesel, dan minta maaf sama kalian semua," lanjut Shena dengan senyuman tipis.

Beberapa orang mulai pergi, dan menerima pemintaan maaf Shena. Begitu pula dengan Cindy yang berpamitan pulang, karena di tengah lapang cahaya matahari bersinar sangat terang. Namun, masih tetap saja ada orang yang meremehkan permintaan maaf Shena.

Orang-orang itu baru berhenti berkata-kata, ketika Jayden menghampiri mereka dan berkata, "Apa susahnya maaffin orang yang ngakuin kesalahannya? Seharusnya kalian minta maaf, karena ngomongin hal gak bener tentang orang yang kalian gosipin. Ck, dasar calon emak-emak."

•••

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
CRISIS OF THE PICK-ME GIRLSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang