16. Pasangan Serasi (2)

96 10 1
                                    

Shena mengepalkan tangannya lalu menunjukkan kepalan tangan itu pada Jayden. Dia memperingati, "Jangan bercanda lo! Baju Kak Leon itu berharga, gak bisa dijadiin lap sembarangan aja!"

"Lo emangnya gak mau, baju olahraga lo, yang disita Kak Leon balik lagi?" tanya Shena.

Jayden mengangkat bahu, lalu membalas, "Masa bodo juga. Lagian gue sering bolos pelajaran olahraga. Jadi, no problem."

"Lo ini bener-bener pemalas banget!" jelas Shena.

Shena dan Jayden tersenyum, sekaligus saling bercanda satu sama lain. Mereka tak sadar, ketika pemilik kemeja berdiri tak jauh dari tempat mereka berdara. Leon mengepalkan tangannya. Hatinya tiba-tiba merasa panas, melihat Shena bisa berdekatan tanpa jarak dengan Jayden.

Keduanya tertawa lebar, membagi apa yang mereka pikirkan satu sama lain. Berbanding terbalik dengan Leon yang hanya bisa menjadi pengamat dari jauh. Untuk menagih kemeja putihnya saja, Leon terlalu malas. Pada akhirnya, dia memutuskan untuk berbalik tanpa mempedulikan Jayden dan juga Shena.

•••

Setelah meminjam hairdryer milik ibu-ibu kantin, akhirnya Jayden dan Shena berhasil mengeringkan baju kemeja Leon. Keduanya kemudian berjalan menuju klub basket, untuk menemui Leon. Namun, sebelum Shena bergerak lebih jauh lagi, sebuah bola basket melayang hampir mengenai kepalanya.

Beruntung, Jayden sudah lebih dulu menangkap bola itu. Matanya langsung menelusuri satu persatu bagian lapangan. Hingga akhirnya, matanya berhenti di tengah lapang. Di sana terdapat salah satu anggota klub basket yang tersenyum kecut, kemudian berkata, "Sorry, gue gak sengaja."

"Lempar balik sini," ucap orang itu. Dia meminta maaf, tetapi sembari tersenyum lebar seolah-olah dia memang sengaja melempar bola basket ke arah Shena.

Jayden memutuskan untuk tak ambil pusing. Dia kemudian melempar bola basket itu sekencang mungkin, sampai akhirnya orang yang tertawa berhenti dan segera menangkap bola basketnya.

Setelah itu, Jayden baru melirik ke kiri dan ke kanan. Dia mencari-cari keberadaan Leon, hingga akhirnya matanya menemukan tempat Leon berada.

"Lo tunggu di sini, biar gue yang ngasih kemeja orang itu," kata Jayden pada Shena. Tanpa menunggu jawaban Shena, Jayden langsung merampas kemeja di tangan Shena. Dia berjalan menuju Leon dengan senyuman lebar, tanpa mempedulikan orang-orang yang menatapnya dengan senyuman mengejek.

Setelah berdiri di depan Leon, Jayden langsung melempar kemeja. Dia berkata, "Udah dicuci. Sekarang bajunya harum, tanpa noda sedikit pun."

"Tapi lo gak perlu balikin baju olahraga gue sekarang. Karena gue udah nyuci baju lo, berarti lo juga baru bisa balikin baju gue kalo udah dicuci sampai bersih," peringat Jayden.

Jayden memalingkan wajahnya ke belakang. Dia melihat Shena sekilas, baru kemudian memutuskan untuk berbalik dan berjalan ke arah Shena. Itu pun tanpa mendengar ucapan Leon sedikit saja.

Ketika Jayden berjalan, beberapa anak basket langsung bertanya, "Tumben lo masih di sekolah jam sekarang? Biasanya juga suka bolos kelas, atau cari gara-gara sama anak sekolah lain."

Salah satu teman basketnya membalas, "Ah, gue tahu! Pasti karena sekarang lo lagi bucin-bucinnya sama cewek licik itu. Tapi, kalian memang pantes bersanding, sih. Yang satu cowok buronan sekolah, yang satu lagi cewek yang suka buat orang lain kena masalah."

Jayden tak mempedulikan perkataan orang-orang di belakangnya. Dia lebih memilih untuk menulikan indera pendengarannya, sekaligus menarik Shena untuk pergi berbalik.

"Jay, kenapa lo diem aja? Mereka ngomong asal ceplos aja!" gerutu Shena dengan tangan mengepal kuat.

"Udahlah, gak usah diladenin. Gak penting juga," kata Jayden.

Shena mengernyitkan kening. Setahu Shena, Jayden tipe orang yang mudah tersulut emosi. Namun, sekarang? Alih-alih melawan dan membuat keributan, Jayden malah menarik tangan Shena untuk pergi.

"Jay? Lu kerasukan apa?" tanya Shena.

Jayden terdiam, dan melirik ke arah Shena. "Kalo gak ada lo, mungkin gue bakal langsung ngehajar orang-orang itu. Tapi, gue suka kebamblasan, setelah mukul orang. Jadi, mendingan pergi aja."

Shena masih mengernyitkan kening, sementara Leon tiba-tiba berdiri dari duduknya. Lalu berkata, "Tunggu."

"Apa lagi?" tanya Jayden tanpa berbalik.

"Lo mau tanding basket sama gue?" tawar Leon.

••• 

••• 

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.
CRISIS OF THE PICK-ME GIRLSDonde viven las historias. Descúbrelo ahora