Keputusan

44 7 0
                                    

Indah duduk di teras depan pintu kamar asrama Farah. Sejak keluar dari rumah sakit beberapa waktu lalu, Farah tak mengizinkan teman nya itu tinggal sendiri di asrama nya. Farah juga menyarankan pada Indah untuk menetap di kamar asrama nya saja, dan ternyata teman nya itu menyetujui.

Besok ayah nya sudah tiba di Yogyakarta untuk menjemput diri nya pulang ke Bandung, karena dua hari lagi ia akan menjalani operasi ginjal nya di Bandung.

Ayah nya sudah mengabari nya, bahwa ia di hubungi oleh komunitas pendonor. Bahwa ginjal yang sesuai dengan prosedur pendonoran sudah tersedia dan pihak pendonor pun siap untuk mendonorkan ginjal nya pada Indah.

Tentu saja Indah senang, Farah gadis itu bahkan sampai menangis.

Indah memandangi cincin yang melingkar di jari tengah nya itu. Cincin yang di pasangkan oleh laki-laki yang bernama Langit. Cincin yang selalu ia jaga, dan tak pernah ia lepaskan.

Indah melirik pada ponsel nya, ia masih melihat sebuah notifikasi chatting masuk yang memang belum ia baca sejak kepulangan nya dari acara Anniversary Universitas nya.

Indah meraih ponsel nya, dan ia membuka aplikasi chatting hijau itu. Disana dengan nama kontak Mas Langit terlihat.

Indah membuka Room chat itu, dan terbaca sudah semua pesan yang di kirimkan oleh Langit.

[Ndah, apa kabar?]

[Performance kamu tadi benar-benar keren]

[Maaf ya Mas terlalu sibuk, Miss you]

Indah menekan tombol panggilan pada room chat nya dengan Langit. Suara sambungan telepon terdengar.

"Bentar Rin, aku angkat telepon dulu ya"

Deg...

Tubuh Indah menegang saat sambungan telepon nya terhubung dan terdengar suara Langit yang menyebut nama Rin.

Rin itu Karin maksud nya?
Jadi Langit sedang bersama Karin?

Indah melihat arloji nya yang melingkar di pergelangan tangan nya, arloji nya menunjukkan pukul 02.00 dini hari.

"Halo, Ndah?"

Indah memejamkan matanya, ia mencoba tenang dan baik-baik saja.

"Halo Mas, maaf ya ganggu kamu jam segini," ucap Indah dengan nada tenang nya.

"Kenapa telepon jam segini Ndah? Kamu nggak tidur, hm?" tanya Langit dari seberang sana.

Indah memejamkan matanya, suara Langit... Suara yang ia rindukan beberapa hari ini.

"Aku kebangun dan baru baca chat dari Mas. Mas apa kabar?"

"Mas baik kok. Kamu tadi performance keren banget. Mas speechless loh,"

"Makasih Mas. Ini semua karena teman ku yang ternyata diam-diam daftarin nama ku,"

"Astaga... Jadi kamu di kerjain sama temen-temen kamu? Next time kabarin Mas kalau kamu di kerjain begini lagi ya,"

"Iya Mas,"

Ya, memang benar ini semua karena Farah yang diam-diam mendaftarkan diri nya ke bagian BEM tanpa sepengetahuan nya.

Lalu bagaimana Indah bisa tahu? Itu semua karena pihak panitia menghubungi Indah saat H-1 acara.

"Besok malam dinner yuk? Mas rindu masakan kamu loh," ucap Langit dengan nada lembut nya.

Indah hanya tersenyum tipis mendengar ucapan tunangan nya itu.

"Insyaallah ya Mas," jawab Indah pelan.

Dia LangitWaar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu