05. Masala Chai

157 50 7
                                    

Di pinggir sungai, Felix mengeluarkan termos berisi teh susu hasil seduhannya pagi ini. Bukan teh susu biasa, sebab lelaki itu meraciknya dengan aneka rempah. "Masala chai. Sesuai request ya, Kak Aya."

"Kamu memang lebih cocok kerja di kafe, ya." Wanita yang membersamai Felix duduk-duduk di bibir sungai itu mengambil gelas plastik dan menuang minumannya. Aroma cardamom, cengkeh, kayu manis, dan aneka rempah lainnya langsung menyapa penciuman. Wanginya tajam, tapi terasa hangat dan cocok untuk awal hari yang dingin. "Gimana di Kafe Rahasia, Lix? Aman?"

"Manajernya lebih waras, nggak kayak seseorang di tempat kerjaku sebelumnya—aduh!" Si lelaki langsung mengerang ketika cubitan mendarat di lengan. "Bercanda, Bu Aya!"

Muka Aya, si gadis yang kali ini mengecat rambutnya dengan warna ungu itu, bersungut-sungut. "Aku separah itu, kah, sampai kamu minta pindah kerja?"

Felix terkekeh. Sembari menuang chai untuk dirinya sendiri, lelaki berambut pirang itu mengulum senyum. "Kak Aya kan sudah tahu alasannya."

Kedua insan kembali terdiam. Mereka memilih untuk mengamati sungai jernih di hadapan mereka. Arusnya begitu tenang dan batu-batuan yang jadi dasar kali terlihat jelas. Seharusnya Am dan Ansel ikut juga, tapi entah bersekongkol atau saking jodohnya, sejoli itu serempak mengabarkan bahwa mereka jatuh sakit di malam sebelumnya. Jadilah Felix dan Aya berdua saja.

Setelah menandaskan chai dan croissant penambah semangat buatan Felix, mereka berdua pergi ke alun-alun kota. Agak jauh dari tempat kerja dan area rumah, memang. Untung kincir ria yang diincar Aya sedang beroperasi. Biasanya pagi-pagi belum jalan. Seakan mendukung bahagianya Aya, antrinya juga lumayan pendek.

"Sudah tunai ya, janji naik bianglala." Felix nyengir. "Walaupun jadinya hari ini nggak bareng anak-anak Dapur Ajaib yang lain, sih. Habis ini jangan teror aku dengan utang acara perpisahan."

"Memangnya aku rentenir, apa?" Gadis bermata sipit itu merengut.

"Yang dari kemarin nagih jalan-jalan siapa?"

Aya bersedekap. "Sampai sekarang, aku masih tidak paham kenapa kamu mendadak minta pindah."

Jangankan Aya, Felix pun sama. Kalau boleh memilih, sebenarnya ia masih ingin bekerja sedikit lebih lama di Dapur Ajaib. Akan tetapi, keputusan yang ia jalani sekarang sudah merupakan yang terbaik. Toh, bekerja di kafe dan menyimpan rahasia para pelanggan tidak kalah menyenangkan. Menyenangkan, ya ....


Tema: Buatlah cerita yang mengandung tiga kata ini: sungai, bianglala, rentenir. Max 1000 kata

Tea Time Stories - Daily Writing Challenge NPC 2024Where stories live. Discover now