15. Kombucha

97 32 9
                                    

Tidak peduli berapa kali pun Felix mengerjap, bayangan di cermin jelas bukan dirinya. Lalu siapa?

Kejadian itu berlangsung pagi hari. Felix mengeluarkan kombucha buatannya yang sudah berusia dua pekan dari botol kaca fermentasi. Kebetulan, memang ada sisi dinding yang dipenuhi cermin di dapur. Ketika Felix menatap cermin secara tak sengaja, ia melihat pantulan dirinya sendiri ... dalam pakaian berbeda.

"Kamu siapa?" Mereka bertanya bersamaan. Sama-sama saling menunjuk. Felix mengerjap, memastikan hal ini bukan halusinasi.

"Kamu makhluk Bumi, ya?" Bayangan itu bertanya antusias, kontras dengan Felix yang terdiam. "Itu yang ngambang-ngambang di botol kaca apa?"

Kenalan saja belum!

"Ini?" Felix mengangkat botol kaca berisi kombucha yang masih belum dipisahkan dari biangnya. "Teh fermentasi. Yang ngapung namanya SCOBY."

"SCOBY?" Sosok bayangan yang persis Felix itu menatap antusias. "Namaku SCOPUS, lho!"

Scopus itu bukannya nama indeks jurnal? Felix ingin berceletuk, tapi berhubung mereka beda dimensi, diurungkannya niat tersebut. Candaan garing kadang bikin ketawa, tapi jelas tidak lucu kalau dijelaskan.

"Jadi, kenapa kamu bisa muncul ... di cermin?"

"Lho, nggak tau lah. Baru aja aku mau tanya hal yang sama!" Scopus terkekeh. "Aku memang pernah dengar kalau ada bagiak dari dunia antargalaksi yang saling bersinggungan, tapi baru ini aku mengalaminya sendiri."

Wah. Seumur-umur, Felix tidak pernah mendengar hal semacam itu. Kalaupun ada, itu hanya di novel-novel fiksi sains. Bayangan akan bertemu sesuatu yang bisa disebut alien sama sekali jauh dari pemikiran terliarnya—di dapur tempat kerja, pula. Aliennya juga bukan yang bentukannya aneh, malah mirip dengan bentukan diri sendiri.

"Omong-omong, tadi apa nama minumannya, kombucha?" Scopus bertanya lagi.

Felix mengangguk. "Rasanya asam segar. Ada sensasi sodanya."

"Soda itu rasanya bagaimana?"

Bagaimana cara mendeskripsikan rasa soda? Felix berpikir keras, mencari diksi yang pas. "Rasanya kayak ada yang meletup-letup sejenak di tenggorokanmu saat cairannya lewat."

Mata Scopus membulat. "Aku jadi pingin coba, deh!"

Bagaimana pula cara memberikannya? Mereka hanya bisa saling tatap lewat cermin, bukan menembus batas antardimensi!

"Kamu ke Bumi saja kapan-kapan." Felix bergurau. Muka Scopus begitu serius saat ia mengangguk-angguk. Dipikir-pikir, dari sudut pandang Scopus, dialah aliennya. Memangnya dia aneh seperti alien, ya?

Tema: tokoh utamamu dan seluruh keluarganya adalah alien dari galaksi lain. (I made it dunia lain, thou. Beda dimensi, galaksinya beda juga kan ...)

Ngetik ini seteah jadi saksi di TPS sampai jam 6 pagi dan nunggu wara-wiri for something. Telernya ada banget, jadi maaf kalau ketikannya macam orang sakau 🥲

Tea Time Stories - Daily Writing Challenge NPC 2024Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz