17. English Breakfast

105 33 6
                                    

Being isekai-ed to World War II was not on Felix's bingo list, but here he goes.

Saat pelajaran sejarah di zaman sekolah, Felix selalu tidur. Jadi, ketika ia terbangun di tempat yang sama sekali tak ia kenali, lelaki itu hanya bisa plonga-plongo. Mata elangnya hanya menangkap para lelaki dengan perawakan bule dalam balutan seragam tentara yang sudah rusuh. Jangankan lingkungan sekitar, wajah-wajah mereka begitu asing—dalam makna harfiah. Jelas-jelas mereka bukan orang Antaranusa!

Sialnya, selain sejarah, Felix juga tidur di pelajaran bahasa asing. Kemampuan bahasa Inggrisnya sebatas mengetahui nama bahan makanan dan percakapan sehari-hari. Biasanya lelaki itu menggunakan penerjemah daring, tapi ponselnya hilang dari genggaman. Situasi macam apa yang sedang mengepung dirinya saat ini, sebenarnya?

“Chef?”

Suara bass menyentak membuat Felix mendongak. Seorang pria dengan wajah yang sama sekali jauh dari kata ramah dan lebih dekat dengan deskripsi seram. Luka melintang di area matanya, membuatnya buta sebelah. Tangannya yang kekar dan berbulu lebat menunjuk-nunjuk dada Felix. “Chef?”

Felix menatap pakaiannya. Ah, dia terjebak ke sini dalam seragam Kafe Rahasia rupanya. Kalau sekadar itu sih, Felix masih paham, jadi dia mengangguk.

Pria itu langsung bercerocos dalam bahasa yang tak Felix pahami. Tangan lelaki itu ditarik tepat ketika rentetan suara tembak yang memekakkan telinga muncul beruntun. Manusia yang tengah menyeret Felix mengencangkan pergerakan, membuat yang diseret lari bertatih-tatih.

Demi Tuhan, ada apa sebenarnya?

Felix menoleh tepat ketika sebuah peluru mengarah ke dadanya yang tak dilapisi pelindung apa pun selain seragam kerja. Tubuhnya tumbang seiring misil menembus jantung.

Begitulah, ia terlempar kembali ke dunia asalnya. Secangkir teh english breakfast hangat ada di tangan, persis kondisi sebelum Felix menyesap tehnya dan terlempar ke masa horor entah apa itu. Ketika Felix menceritakan hal itu pada Juan dan Meuti, reaksi dua orang itu sama:

“Halu kamu, Lix!”

Padahal itu sungguhan. Felix barusan pindah dunia secara harfiah dan mati, lho?

Ya sudahlah. Syukurlah ia tidak mati sungguhan.


Tema: tokoh utama di hari 13 harus isekai jadi prajurit di World War II, literally.

Anggap aja ini what if. Have I told ya kalau DWC itu random kebangetan?

Tea Time Stories - Daily Writing Challenge NPC 2024Où les histoires vivent. Découvrez maintenant